Friday, July 16, 2010

Review Album: Parachute - Losing Sleep


Entah apa yang terjadi dengan saya di musim liburan ini. Hiburan komersil nan renyah yang biasanya saya tekuk, tiba-tiba menjadi teman baik saya. Selain film-film musim panas yang keterlaluan kacangnya, saya juga menikmati album-album musik yang beberapa nomornya sering diputar di radio yang banyak didengar orang di kala menikmati kemacetan.

Parachute, album Losing Sleep, adalah salah satunya. Di antara 10 lagu, plus satu lagu bonus, di dalamnya, yang paling saya sukai adalah nomor balada The Mess I Made. Trek favorit kedua berikutnya juga masih balada, She Is Love. Di luar balada, yang kalau di jaman glam akan disebut power ballad, saya juga menyukai trek Words Meet Heartbeats yang bisa membuat saya melompat-lompat kecil.

Aroma musik yang ditiupkan band berisikan lima orang ini menjauh dari Coldplay dan mendekati Matchbox 20. Kalau saja vokal Rob Thomas digantikan, Parachute bisa mengisi kekosongan Matchbox 20.

Segala yang ada dalam Parachute terasa empuk dan mudah untuk dipeluk. Volume masing-masing instrumen tidak pernah diangkat keluar untuk meninju muka, bahkan warna vokal mudah untuk dilupakan. Karena dalam porsinya masing-masing, album ini menjadi rendah diri dan tidak sombong yang justru menarik saya lebih dalam.

Not-so-pink Chick

Review Film: Despicable Me


Di musim liburan ini saya berkesempatan untuk menonton dua film animasi yang sasaran pasarnya jelas, keluarga. Pertama adalah Toy Story 3 dan berikut Despicable Me. Keduanya berformat 3D. Bayangkan pemasukan yang didapat dengan tiket lebih mahal dan penonton lebih banyak.

Perkenalkan Gru, karakter utama yang kalau film ini laku maka akan dikebangkan di sekuel berikutnya. Diceritakan sebagai kriminal besar, Gru digambarkan sebagai sosok yang menyebalkan dan mengganggu. Tapi dalam film animasi yang ditonton semua umur, kriminal di sini bukan lah pembunuh berdarah dingin, melainkan seorang maling ulung yang menjarah ikon-ikon dari area tertentu.

Gru dihadapkan pada musuh utamanya Vector. Penyedia dananya, Bank of Evil yang sebelumnya dikenal sebagai Lehman Brothers (anak-anak mungkin tidak mengerti lelucon ini), tidak bersedia mendanai proyek berikut dari Gru yaitu mencuri bulan karena Gru dianggap sudah tidak mampu lagi. Tampuk penjahat besar kini digantikan Vector yang lebih muda.

Usaha saling membalas antara Gru dan Vector yang dieksploitasi untuk membuat format 3D menjadi lebih berguna. Moncong rudal yang meghadap di depan penonton serta kejar-kejaran di angkasa dirancang untuk memberikan efek 3D lebih terasa.

Di tengah persaingan antar maling itu muncul tiga gadis cilik yang diadopsi Gru untuk mengalahkan Vector. Seperti yang sdah diduga, ini adalah film semua umur, tiga gadis cilik yang tadinya dimanfaatkan oleh Gru kemudian berbalik tumbuh sayang di antara mereka.

Ceritanya sesederhana itu. Adegannya tidak ada yang benar-benar terobosan dan kejutan. Tapi setelah film berakhir, saya sadar saya menyukai film ini, walau pun bukan di level yang sangat-sangat suka. Adegan-adegan yang meloncat lincah serta karakter yang menggemaskan, ditambah dengan ratusan bahkan ribuan makhluk kuning mungil Minions, sudah mengikuti syarat yang harus ada di film animasi keluarga. Untuk menyukai suatu film tidak perlu cerita yang rumit, atau cerita sederhana yang dirumit-rumitkan, serta adegan terobosan.

Despicable Me bisa membuat saya tertawa bukan karena melihat adegan bodoh. Sebagai film animasi, Despicable sudah memenuhi kewajiban minimumnya.

Not-so-pink Chick

Gig Gossip: Kalau Masih Ingat Siapa Hoobastank, Band Ini Akan Ke Indonesia Lagi


Pada jaman yang tidak begitu lama yang lalu, terdapat sebuah band yang bernamakan Hoobastank. Band ini sempat mencuat di tengah arena modern rock. Sebagai band modern rock Hoobastank justru namanya menanjak naik setelah nomor baladanya The Reason diterima oleh pasar yang lebih luas, yaitu mereka yang tidak suka dengan kebisingan. Sudah ingat siapa itu Hoobastank sekarang?

Kalau masih belum ingat, mungkin ini bisa lebih mengingatkan kembali. Karena kepopulerannya, band ini sempat diundang untuk berkonser di Jakarta dan di Bali beberapa tahun lalu. Walaupun tidak sepenuh Pitbull, konser Hoobastank tetap bisa menyedot penonton.

Masih belum ingat juga karena otak terlalu banyak dicekoki berita video porno? Hoobastank akan kembali ke Jakarta dan Bali. Masing-masing pada tanggal 27 dan 28 Juli ini. Tempatnya di Hard Rock Cafe Jakarta dan Bali. Tiketnya tidak semahal konser yang digelar di hotel berbintang. Siapkan dua lembar 200 ribu, atau empat lebar 50 ribu, atau 10 lembar 20 ribu, atau 20 lembar 10 ribu, atau 40 lembar 5 ribu, atau 100 lembar 2 ribu, atau 200 lembar seribu rupiah untuk masuk ke dalam Hard Rock Cafe pada tanggal tersebut.

Old Skuller

Monday, July 12, 2010

Tech and Ent: Tayangan Langsung Masuk Bioskop


Piala Dunia kali ini tidak hanya disaksikan lewat layar televisi di rumah dan layar lebar nonton bareng dari warung pinggir jalan sampai cafe mewah. Aksi sepak bola sejagat dari Afrika Selatan juga dipancarkan langsung dan masuk sampai ke ruang gelap bioskop. Penonton menikmati tendang bola di layar benar-benar lebar, sehingga peluh pun terlihat jelas.

Tapi kami crew L@L selama sebulan penuh tidak menikmati tayangan langsung di bioskop, yang di Indonesia ini hanya bisa ditonton di Blitz Megaplex. Kami lebih sibuk nonton di rumah sambil menikmati hari-hari tanpa sinetron, dan hari di mana saluran televisi tidak dapat diganggu gugat. Satu bulan yang menyenangkan.

Entah apa rasanya, menonton bersama dengan sekumpulan kira-kira 250 orang. Menonton berjajar, dalam keadaan gelap. Jangan-jangan karena ruangan gelap, penonton terbawa kebiasaan saling berdiam. Apa rasanya kalau tim jagoan gagal menceloskan gol dan bagaimana merayakan bersama bola yang masuk gawang? Kami tidak tahu. Kabarnya tawaran Blitz cukup laku diborong korporasi yang memanjakan nasabahnya.

Di beberapa negara, tayangan bioskop ditambah dengan sensasi 3D. Bayangkan betapa pusingnya melihat 22 orang ditambah tiga wasit berlari-lari.

Melompat di luar Piala Dunia, arena konser juga kini tayang langsung masuk ke layar besar bioskop. Pagelaran 4 besar dewa metal, Metallica, Megadeth, Slayer dan Anthrax, ditayangkan langsung dari Polandia.

Buat para penggemar konser dan tidak bisa hadir ke lokasi yang jauh, ini bisa jadi alernatif. Mungkin saja nanti festival-festival besar ditayangkan langsung ke layar lebar di bioskop dekat rumah kita.

Tapi perbedaan waktu bisa menjadi halangan. Festival akan berdurasi panjang, lebih lama dari sepakbola yang paling lama 120 menit ditambah adu penalti. Kebanyakan festival berlangsung di Eropa dan Amerika, yang seperti tayangan sepakbola, berarti dini hari di tanah air kita.

Mungkin rugi kalau bioskop harus buka sampai pagi, dan tiket yag dikutip hanya sekitar dua kali dari harga akhir minggu yang paling mahal. Tapi mungkin saja ini bisa kejadian di bioskop dekat rumah kita. Menyanyi bersama di bioskop rasanya lebih enak daripada teriak ah, ih, uh penasaran dengan gol yang tak kunjung tiba.

Not-so-pink Chick

Gig Gossip: Tambah Forever The Sickest Kid, Sahih Jadi Jakarta Jam 2010


Artis yang akan tampil di pagelaran Java Musikindo pada tanggal September 2010 bertambah. Forever The Sickest Kid masuk bersama yang sebelumnya sudah dikonfirmasi kehadirannya, The Maine dan Hellogoodbye. Karena sekarang ada tiga band bergiliran di panggung yang sama, maka ajang ini layak untuk sebuah nama. Gampang saja, tinggal cantumkan Jakarta Jam 2010. Nama Jakarta Jam sudah dipatenkan menjadi milik dari festival kecil-kecilan dari Java Musikindo.

Tidak ada tanda-tanda harga tiket bakal naik. Tiket sudah bisa dibeli dengan harga 250 ribu rupiah. Mendatang harga akan naik, jadi bersiap untuk merogoh kantung lebih dalam. Tanpa harga harus naik, Java Musikindo masih saja untung dari hitung-hitungan di atas kertas. Kalau band emo ini, FTSK tidak masuk dalam bill, berarti keuntungan Java Musikindo bisa lebih besar.

Karena ini menjadi Jakarta Jam, ada kemungkinan artis lokal akan tampil juga. Siapa yang akan naik panggung dan apakah mereka cuma akan jadi bumper band pembuka, masih spekulasi.

Hip Master

Tuesday, July 6, 2010

Layar Perak: Pengantin Topeng, Judul Dengan Tata Bahasa Membingungkan



Ada film Indonesia dengan judul bahasa Inggris, dan kali ini akan menyusul tren baru, judul film berbahasa Inggris yang salah diartikan. Kalau dalam bahasa Inggris bisa berjudul Bride/Groom Mask, di bahasa Indonesia seharusnya menjadi Topeng Pengantin, yang berarti topeng yang digunakan oeh pengantin. Tetapi film ini mengambil judul Pengantin Topeng yang berarti pengantin berasal dari topeng, seperti pengantin Jawa, pengantin Sunda dan sebagainya.

Isinya bukan menceritakan tentang problema rumah tangga penggantin baru, tetapi ini adalah film bertemakan slasher haus darah yang membabi buta membunuhi perempuan berbikini dan pacar bodohnya. Bikini, teriakan panik perempuan, pacar lelaki bodoh dan...pantai. Seperti deja vu.

Kalau saja Rizal Matovani mempatenkan formula film slashernya, dia pasti akan mendapatkan banyak uang dan tidak perlu membuat film slasher horor lainnya lagi.

Hip Master

Monday, July 5, 2010

Daftar Penting Gak Penting Gitu Deeeh: 6 Alasan Tidak Melewatkan Eclipse


Edward Cullen dan Bella Swan bercakap-cakap di padang bunga membicarakan rencana pernikahan mereka. Bella berusaha menyankinkan dirinya dan pacarnya yang pucat bahwa Bella masih kurang pucat dan perlu transformasi untuk menjadi makhluk abadi. Edward masih berusaha agar Bella berubah pikiran dan tetap menjadi makhluk lemah agar Edward punya alasan untuk selalu jadi pelindungnya. Keputusan belum sepenuhnya terpenuhi. Tapi mereka masih harus menghadapi tantangan berikutnya. Memberitahukan ayah Bella, bahwa mereka akan segera menikah. Ini akan menjadi thriller terhebat di film ke-empatnya bagian pertama. Layar menghitam memunculkan titel kredit, dan kepala ini terhenyak kenapa film ini harus ditonton. Oh tidak saya baru saja selesai menontonnya!

Saya, kamu dan kita tidak sendiri. Untuk menghibur diri, berikut daftar alasan mengapa menonton Eclipse tidak boleh dilewatkan.

  1. Menonton film pertamanya Twilight adalah sebuah kesalahan, berharap film keduanya New Moon akan lebih baik dari film pertama. Ternyata film kedua juga tidak mendatangkan perbaikan. Kembali berharap yang ketiga akan lebih baik.
  2. Terlanjur menonton dua film sebelumnya. Dan alasan ini akan muncul lagi saat menonton film ke-empat.
  3. Mengaku diajak pacar, tunangan, istri, adik, kakak, tante, ibu, atau apa lah yang hubungan keluarga atau akan jadi hubungan keluarga.
  4. Saking kepingin dianggap eksis, maka mengikuti trending topic di Twitter.
  5. Berharap tidak hanya Jacob Black dan Edward Cullen yang buka baju.
  6. Tidak percaya dengan review dari L@L.
Hip Master

Gig Gossip: Edenbridge Urung, Tapi 2 Dari Mereka Akan Tetap Datang


Karena urusan dan masalah teknis, Edenbridge menunda konsernya sampai ke bulan November 2010. Agar penonton tidak kecewa dan menunjukkan bahwa konser mereka tidak dibatalkan, dua dari mereka, Sabine Edelsbacher pada vokal dan Arne 'Lanvall' Stockhammer pada gitar dan keyboard, akan berkunjung ke Jakarta pada tanggal 10 Juli ini.

Kalau urusan promosi album tidak mungkin, karena album terbaru mereka Solitaire tidak secara resmi beredar di Indonesia. Panitia yang mendatangkan Edenbridge menyebut ajang ini sebagai meet and greet dengan penggemarnya. Tiketnya pun dijual lebih mahal dari harga konsernya sendiri. 120 ribu sudah bisa bertemu dua pentolan Edenbridge di Mario's Cafe dan satu kali minum. Tentu saja lebih mahal karena di konsernya kita tidak dapat minum dan tidak bisa minta tanda tangan. Da kapan lagi bisa bertemu tatap muka secara lebih dekat dengan Sabine Edelsbacher? Kalau di konser tentunya penonton akan dibatasi barisan barikade, jauh di atas panggung dan lebih banyak yang hadir menonton.

Selain itu, dengan harga 120 ribu, penggemar Edenbridge bisa mendapatkan suvenir yang tidak dijelaskan suvenirnya apa.

Old Skuller

Gig Gossip: Lebaran Lewat, Bersiap Exodus


Nanti setelah bulan puasa dan Lebaran lewat, artis-artis internasional akan berhamburan kembali ke Indonesia. Bersiap untuk menghadapi serangan thrash dari band thrash kawakan yang termasuk band paling awal yang mengibarkan thrash. Exodus akan diboyong Solucites dalam perhelatan tanggal 29 September tahun ini di Plaza Selatan, Gelanggang Olah Raga Senayan, Jakarta.

Baru-baru ini Exodus meluncurkan album terbarunya berjudul Exhibit B: The Human Condition. Band kugiran ini pertama kali mengeluarkan album pada tahun 1985. Album pertamanya, Bonded By Blood, termasuk dalam jajaran album metal klasik.

Old Skuller

Thursday, July 1, 2010

Review Film: The Twilight Saga: Eclipse


Pergantian tampuk sutradara membawa secercah dan sediit peningkatan dibandingkan dua film sebelumnya. Adegan aksi mendapat durasi lebih banyak serta lebih panjang, sementara sutradara tetap bergelut dengan masalah adegan hubungan Edward dan Bella yang tidak menyakinkan. Karena Bella yang labil, ini menyebabkan saya yang duduk di bangku penonton tidak percaya kalau Bella mencintai Edward juga sekaligus mencintai Jacob.

Film Eclipse berpijak di dua tempat, satu kaki ingin memberikan ketegangan perkelahian mistis sedangkan kaki satunya lagi ingin mempertahankan romansa asmara. Adegan perkelahian mengalami peningkatan, tetapi adegan cinta melangkah di tempat. Kalau saja pemeran Edward dan Bella bisa diganti, mereka sebaiknya diganti. Karena tidak bisa diganti, mungkin diperlukan seorang sutradara bertangan besi atau produser seperti Les Grossman untuk membuat mereka lebih terlihat saling mendambakan satu sama lain di layar.

Adegan berdua antara vampir dan manusia ini seakan menjadi siksaan dan membuat saya ingin buru-buru mengetahui bagaimana kelanjutan sekumpulan vampir baru melawan keluarga Cullen yang kini dibantu pakta serigala. Bahkan saat Edward melamar Bella, saya tidak merasakan apa-apa dan tidak berharap nantinya akan dilamar oleh vampir.

Yang lebih menarik dari film sebelumnya adalah justru saat ketiga tautan cinta segitiga bertemu dalam satu adegan. Dengan banyaknya gurauan yang mengarah ke cercaan di Internet, Edward berkomentar apakah Jacob tidak punya baju, dan di adegan yang lain Jacob membalasnya kalau dia lebih 'panas' daripada Edward.

Akhirnya Eclipse menuntaskan plot dendam Victoria terhadap Bella dan menyusun kelanjutan bahwa di sekuel berikutnya keluarga Cullen akan menghadapi tantangan dari Volturi. Sejauh ini, Eclipse adalah yang terbaik dibandingkan dua film sebelumnya. Tapi masih belum bisa memuaskan karena terlalu sibuk untuk membahagiakan para perempuan yang menahan nafas saat melihat badan indah Jacob. Begitu sibuknya sampai saya baru sadar juga sampai film berakhir, gerhananya mana ya?

Not-so-pink Chick

Video Not Dead Yet: Muse - Neutron Star Collision (Love Is Forever)



Ini menjadi video klip yang serba biasa. Sebagai soundtrack dari eclipse, penyelipan scene dalam klip juga biasa. Cara menampilkan scene dalam latar belakang panggung juga sudah biasa. Kalau scene Eclipse juga dihilangkan, Muse yang berada di atas panggung dan berganti warna karena lampu juga sudah biasa.

Hip Master

Gig Gossip: Satu Lagi Tanggal Untuk Konser Slash Di Indonesia


Awalnya jadwal panggung Slash di Indonesia hanya pada tanggal 3 Agustus di Jakarta. Tapi karena Slash urung datang ke Bangkok pada tanggal 31 Juli, Mahaka Entertainment dengan sigap menawarkan Surabaya untuk mengisi jadwal Thailand yang hilang. Gayung bersambut dan jadilah Slash menyambangi penggemarnya di Surabaya.

Pemegang tiket di Jakarta boleh kecewa sdah memebli tiket dengan harga terlalu tinggi. Di Surabaya, tiket pertunjukan Slash dijual dnegan harga 350 ribu dan 250 ribu. Keduanya adalah kelas berdiri dengan harga termahal seharusnya di paling depan dong.

Untuk mereka yang ingin menonton Slash dari luar Jakarta, lebih baik terbang ke Surabaya. Karena tiket lebih murah, penginapan lebih murah, makan lebih murah, tidak terlalu macet dan segalanya yang membuat Jakarta terlihat keterlaluan.

Old Skuller

Layar Perak: XXI Epicentum Epik

Dari satpam yang berjaga di lobi Epicentrum kami mendapatkan jawaban kalau XXI berlokasi di ujung dari Epicentrum. XXI menempati bangunan sendiri di sayap Epicentrum, sehingga membuat saya terlihat bodoh kala menanyakan di lantai mana XXI terdapat. Melihat wujud bangunannya, saya baru menyadari mengapa XXI Epicentrum menempati bangunan sendiri, karena satu studio XXI di Epicentrum adalah studio yang terbesar dengan kapasitas sampai 500 orang.

Dengan studio yang besar, saya sempat berpikir akan melihat banyak kerumunan orang mengantri tiket dan menunggu jam tayang Eclipse, tapi saya ternyata salah. Mungkin karena baru dibuka semenjak Mei lalu, belum banyak orang yang tahu.

Memasuki studio 1 yang besar, kami crew L@L mendapat tempat duduk lima baris dari depan. Awalnya saya pikir deretan ini adalah baris yang paling maksimal untuk menonton bioskop. Tapi saat saya melihat layar di studio 1, baru saya sadar mengapa mbak-mbak yang memberikan tiket bertanya sampai dua kali apakah kami yakin dengan pilihan kami.

Karena studionya termasuk berukuran jumbo, layar yang dipakai juga ekstra besar. Belum sebesar layar Imax di Keong Emas, tetapi dari pengalaman kami berpindah-pindah bioskop, ini adalah layar terbesar yang pernah kami lihat. Di lain waktu, saya pasti akan memilih deret lebih ke belakang dan tidak mungkin bersedia untuk menonton di baris paling depan di XXI Epicentrum.

Pengalaman layar besar ini terasa cukup berbeda. Saya merasa lebih menonton bioskop dari pada biasanya, apalagi dibandingkan dengan studio kecil. Ini membuat XXI Epicentrum bisa menjadi pilhan untuk menonton film-film berkelas epik.

Hip Master
 

Copyight © 2009 Live@Loud. Created and designed by