
Entah apa yang terjadi dengan saya di musim liburan ini. Hiburan komersil nan renyah yang biasanya saya tekuk, tiba-tiba menjadi teman baik saya. Selain film-film musim panas yang keterlaluan kacangnya, saya juga menikmati album-album musik yang beberapa nomornya sering diputar di radio yang banyak didengar orang di kala menikmati kemacetan.
Parachute, album Losing Sleep, adalah salah satunya. Di antara 10 lagu, plus satu lagu bonus, di dalamnya, yang paling saya sukai adalah nomor balada The Mess I Made. Trek favorit kedua berikutnya juga masih balada, She Is Love. Di luar balada, yang kalau di jaman glam akan disebut power ballad, saya juga menyukai trek Words Meet Heartbeats yang bisa membuat saya melompat-lompat kecil.
Aroma musik yang ditiupkan band berisikan lima orang ini menjauh dari Coldplay dan mendekati Matchbox 20. Kalau saja vokal Rob Thomas digantikan, Parachute bisa mengisi kekosongan Matchbox 20.
Segala yang ada dalam Parachute terasa empuk dan mudah untuk dipeluk. Volume masing-masing instrumen tidak pernah diangkat keluar untuk meninju muka, bahkan warna vokal mudah untuk dilupakan. Karena dalam porsinya masing-masing, album ini menjadi rendah diri dan tidak sombong yang justru menarik saya lebih dalam.
Not-so-pink Chick