Friday, July 16, 2010

Review Film: Despicable Me


Di musim liburan ini saya berkesempatan untuk menonton dua film animasi yang sasaran pasarnya jelas, keluarga. Pertama adalah Toy Story 3 dan berikut Despicable Me. Keduanya berformat 3D. Bayangkan pemasukan yang didapat dengan tiket lebih mahal dan penonton lebih banyak.

Perkenalkan Gru, karakter utama yang kalau film ini laku maka akan dikebangkan di sekuel berikutnya. Diceritakan sebagai kriminal besar, Gru digambarkan sebagai sosok yang menyebalkan dan mengganggu. Tapi dalam film animasi yang ditonton semua umur, kriminal di sini bukan lah pembunuh berdarah dingin, melainkan seorang maling ulung yang menjarah ikon-ikon dari area tertentu.

Gru dihadapkan pada musuh utamanya Vector. Penyedia dananya, Bank of Evil yang sebelumnya dikenal sebagai Lehman Brothers (anak-anak mungkin tidak mengerti lelucon ini), tidak bersedia mendanai proyek berikut dari Gru yaitu mencuri bulan karena Gru dianggap sudah tidak mampu lagi. Tampuk penjahat besar kini digantikan Vector yang lebih muda.

Usaha saling membalas antara Gru dan Vector yang dieksploitasi untuk membuat format 3D menjadi lebih berguna. Moncong rudal yang meghadap di depan penonton serta kejar-kejaran di angkasa dirancang untuk memberikan efek 3D lebih terasa.

Di tengah persaingan antar maling itu muncul tiga gadis cilik yang diadopsi Gru untuk mengalahkan Vector. Seperti yang sdah diduga, ini adalah film semua umur, tiga gadis cilik yang tadinya dimanfaatkan oleh Gru kemudian berbalik tumbuh sayang di antara mereka.

Ceritanya sesederhana itu. Adegannya tidak ada yang benar-benar terobosan dan kejutan. Tapi setelah film berakhir, saya sadar saya menyukai film ini, walau pun bukan di level yang sangat-sangat suka. Adegan-adegan yang meloncat lincah serta karakter yang menggemaskan, ditambah dengan ratusan bahkan ribuan makhluk kuning mungil Minions, sudah mengikuti syarat yang harus ada di film animasi keluarga. Untuk menyukai suatu film tidak perlu cerita yang rumit, atau cerita sederhana yang dirumit-rumitkan, serta adegan terobosan.

Despicable Me bisa membuat saya tertawa bukan karena melihat adegan bodoh. Sebagai film animasi, Despicable sudah memenuhi kewajiban minimumnya.

Not-so-pink Chick

No comments:

Post a Comment

 

Copyight © 2009 Live@Loud. Created and designed by