Tuesday, June 30, 2009

Review Album: Eminem - Relapse


Eminem kembali, tanpa membawa bom yang siap meledak. Setelah selesai mengatasi ketergantungannya terhadap obat-obatan Eminem menggamit teman lamanya, Dr Dre, untuk memberitahu kepada pasar bahwa orang putih ini masih bisa ber-hip-hop tanpa bantuan efek vokal pada chorus. Sayangnya obat-obatan telah terlalu menenangkannya sehingga menghilangkan efek kemarahan di sisi musikalitas.

Lirik yang dibuatnya masih memperlihatkan kemarahan dan fantasi membunuhnya, tapi dari sisi musikalitas kemarahannya menghilang. Beat-beat yang keluar terlalu terdengar tenang. Tidak mampu membuat bayangan kemarahan apalagi mengeluarkan amarah pada pendengar. Tapi apakah ini menghalangi kita mendengarkan Eminem? Tidak. Eminem adalah salah satu raja hip hop yang kesemuanya mengeluarkan album tahun ini. Sebut Eminem, Dr Dre dan 50 Cent.


Tanpa kemarahan yang meluap-luap, album ini masih menarik untuk didengar, karena Eminem masih sakit, menghujat di sana sini dan tidak pernah menjadi orang baik-baik. Lagu 3 AM sebagi pembuka adalah lagu sakit yang mempertegas fantasi Eminem menjadi pembunuh serial. Ditutup dengan Underground yang meruntuhkan anggapan Eminem sudah tidak lagi bertenaga.


Hip Master

Whatever: Mengapa Semua Artis Mengunjungi Jepang?


Kekuatan Jepang sebagai salah satu ibukota musik dunia masih belum tergoyahkan oleh negara-negara Asia lainnya. Bisa dibilang sangat sulit untuk diungguli, bahkan disamai oleh negara Asia lainnya yang terbilang maju sekalipun.

Jepang seperti gula manis yang menarik artis segala genre untuk mencicipi pasarnya. Hampir semua artis internasional baik yang mainstream maupun undeground melakukan tur konser di negeri matahari terbit ini.

Belum lagi album edisi khusus yang diedarkan untuk konsumsi Jepang. Sebenarnya isinya adalah lagu-lagu dalam album reguler, tapi ditambahkan beberapa lagu bonus, dan voila ditempeli label Japan Edition. Ini kemudian menjadi sasaran perburuan dari die hard fans dari negeri luar Jepang.

Masih belum merasa Jepang sebagai pasar istimewa? Tidak sedikit artis-artis di luar sana justru menyasar Jepang sebagai pasar utama. Album-album mereka tidak laku di negaranya sendiri, tapi justru diterima dengan baik di Jepang. Ini membuat banyak artis merilis album yang hanya bisa didapat di Jepang. Dan lagi-lagi ini menjadi bahan perburuan.

Artis dari Jepang sendiri tidak mau kalah. Banyak artis Jepang mendapatkan perhatian internasional karena kerja keras mereka menembus pasar dunia, setelah mereka berhasil menaklukkan negaranya sendiri.

Mengapa negara sekecil itu mempunyai daya magnet sangat kuat? Pertama tentu saja mereka punya daya beli. Tanpa daya beli mereka tidak akan membeli tiket konser dan album yang harganya selangit. Harga tiket dan CD di Indonesia tidak ada apa-apanya dibanding harga di Jepang. Yang Kedua adalah para penggemar di Jepang menghargai artis dan karyanya. Penghargaan itu dibayar dengan membeli produk aslinya ketimbang memilih produk bajakan.

Seorang teman di label pernah bercerita dengan semangat bagaimana pasar Jepang sangat antusias dengan peluncuran album baru. Cetakan pertama bisa ludes dalam sekejap. Seorang teman lainnya lagi bercerita bagaimana dia dianggap sebagai kriminal karena membawa DVD bajakan.

Tiap negara memang berbeda-beda. Tapi seandainya Indonesia lebih baik lagi. Tidak perlu lagi berteriak dan mengemis di forum-forum Internet. Dengan sendirinya mereka akan datang. Seperti Randy Blythe, vokalis Lamb of God, bilang di atas panggung di Senayan, mereka menghargai penjualan yang bagus dari album Sacrament, dan kalau album berikutnya Wrath, juga terjual dengan baik, mereka akan kembali ke Indonesia.

Old Skuller

Barang Baru: Seringai akan Merilis DVD


Digital memang mempermudah semuanya. Juga mempermudah Seringai, band rock sesunguhnya, untuk merilis DVD dalam waktu dekat.

DVD-nya diberi tajuk Generasi Menolak Tua. Berisikan live show, interview, footage dan lainnya. Tidak dijelaskan apakah ini diambil dari satu live show atau diambil dari berbagai live show. Agaknya kita harus menunggu lebih lanjut.


Give us some clues guys....how exciting is this DVD.

For Seringai fans...it is worth to wait.

Not-so-pink Chick

Whatever: Mengapa Seharusnya Pilpres Hanya Satu Putaran Saja?


Alasan pertama, agak-agak nasionalis karena bagaimana pun Not-so-pink Chick berwarga negara Indonesia, boros kaleee kalo sampai dua kali. Emangnya negara masih punya banyak duit apa? Jangan-jangan diongkosi pakai utang.

Alasan kedua, mengembalikan kesenangan kami menonton artis-artis yang tidak dikontrak oleh partai untuk mengisi pentas kampanye. Walaupun Indonesia negara bebas, tetapi masih saja ada oknum-oknum yang punya ketakutan berlebihan memberi ijin manggung. Dikutip dari dari Bruce Dickinson, dari Iron Maiden Flight 666, kira-kira begini, "Mereka berkumpul tidak untuk mengobarkan revolusi. Mereka hanya ingin menonton konser metal."


Selama beliau-beliau ini masih memakai bahasa planet, mana bisa nyambung?

Not-so-pink Chick

Monday, June 29, 2009

Gig Gossip: Arch Enemy Materi Promosi Update


Hanya mau update ada materi promosi terbaru untuk konser Arch Enemy di Jakarta mendatang. Pemilihan foto di materi ini jauh leih baik daripada materi sebelumnya. Juga sudah disertakan Psycroptic ke dalamnya.

Can't wait to see best this year best metalfest in Indonesia.

Not-so-pink Chick

Gig Gossip: MAE di Bandung


Tidak cuma Jakarta yang bisa bikin konser. Bandung adalah pilihan yang baik untuk menggalang konser.

Setelah sempat membatalkan jadwal awal konsernya, MAE mengkonfirmasikan
datang ke Bandung tanggal 26 Juli ini. Buat penonton Jakarta yang penasaran, Bandung nggak jauh kok. Bolak balik sehari juga sampai.

Tiketnya sudah bisa dipesan:
Pre-Sale (1 Juni-8 July'09):

VIP Rp. 285.000,-
Tribune Rp. 235.000,-
Festival Rp. 185.000,-
Regular (mulai 9 July' 09):
VIP Rp. 335.000,-
Tribune Rp. 285.000,-
Festival Rp. 235.000,-

MAE will rock you in Bandung. Nuf said.

Not-so-pink Chick

Whatever: Vokalis Sebagai Sang Front Man/Woman Tidak Perlu Perkenalan?


Inikah cara pemikiran sebuah band.? Vokalis yang paling banyak tampil di muka dan paling sering diperhatikan saat konser berlangsung tidak lagi perlu perkenalan.

Ini terjadi saat pertunjukan live di atas panggung. Hampir di
penghujung pertunjukan, sang vokalis mengambil waktu untuk memperkenalkan anggota bandnya. Satu persatu mereka diperkenalkan. Tetapi kemudian yang aneh adalah sang vokalis sendiri tidak memperkenalkan diri atau diperkenalkan oleh anggota band lainnya.

Apa penyebabnya? Bukankah sang vokalis juga perlu penghargaan seperti anggota lainnya? Atau bisa jadi crowd penonton tidak semua tahu nama vokalisnya. Apakah band terlalu sok tau menganggap semua orang yang datang ke depan panggung tahu nama vokalisnya?

Ini terjadi baik di pertunjukan rock (yang pemainnya terdiri dari band)
dan juga pertunjukan pop (yang biasanya mengusung nama artis solo).

Suatu misteri.


Hip Master

Review Album: Lady Gaga - The Fame


Dunia tidak pernah berhenti berputar. Termasuk tren musik. Tahun 2000-an ini adalah eranya 1980-an kembali ke pasaran.

Dengan tampilan gaya penuh glitter dan berkilauan, Lady Gaga membawa kembali sensualitas dan gerakan 80-an kembali ke permukaan. Para fanatik yang menganggap musik sudah selesai setelah 80-an selesai akan menjilat kembali ludah mereka. Setelah tahun 90-an didera keseriusan dalam penyajian musik, mereka rindu dengan keceriaan penuh warna-warni yang hanya kenorakan 80-an dapat memenuhi hasrat.


Untuk memperlebar pangsa pendengarnya, Lady Gaga memberi sentuhan modern dalam balutan 80-annya. Ditambahkan bunyi synthesizer yang berlapis, dan tidak lupa vokal pada chorus diberi efek. Formula ini berhasil karena masih terdengar ceria penuh warna, sekaligus terdengar tidak keinggalan jaman.
Siapa yang tidak ikut bergoyang mendengar Just Dance? Siapa yang tidak tergoda untuk dengan noraknya mengikuti gaya mengibaskan tangan di depan muka seperti Lady Gaga lakukan di video klip.

Walaupun di lima tahun ke depan sound, lagu dan gayanya akan terdengar menggelikan (ingat gaya Macarena?). Tetapi untuk saat ini, just enjoy it, have fun without thinkin'. OOO you make the dance floor shakin' again. Go girl.


Old Skuller

Friday, June 26, 2009

Tayang Televisi: Kesan Kami Terhadap Para Calon Presiden



Terasa gak benar kalau kita selalu kasih komentar debat capres dan cawapres sebagai acara membosankan. Nanti kita dibilang tidak kreatif...

Kembali kami berkumpul untuk menyaksikan acara maha penting. Bahasa yang dipakai para kandidat masih terdengar berdengung. Kadang beliau-beliau memakai bahasa Indonesia saat menyindir lawannya. Baru pada saat itu penonton tertawa karena penonton ngeh apa yang beliau-beliau bicarakan.

Kali ini kami memberikan komentar dari kesan yang kami dapat, walaupun kami dengan susah payah mencoba mengerti apa yang dibicarakan.

Ibu Mega:
Terjebak masa lalu, seperti orang tua kami yang tidak bisa keluar dari selera muda mereka.

Pak SBY:
Memang masing-masing diberi batasan waktu. Tetapi itu bukan alasan untuk bicara terlalu cepat. Kami semakin susah mengikuti.

Pak JK:
Yang ini paling sumringah. Banyak senyum.

Not-so-pink Chick

Video Not Dead Yet: Sonic Youth - Sacred Trickster



Video pertama dari album terbaru Sonic Youth "The Eternal." Selalu, untuk jangan terlalu serius menanggapi video dari Sonic Youth. Video ini dibuat dengan biaya rendah, ide bagus di jaman susah seperti ini, tetapi masih bisa menghibur.

Dari sudut pandang Not-so-pink Chick, memperlihatkan anak-anak muda yang tidak pernah bisa cocok di kalangan lebih berumur dan konvensional. Yang bisa dilakukan para anak muda itu adalah membuat mereka kesal hanya untuk sekedar tawa.

That suits me.

Not-so-pink Chick

Gig Gosip: Java Rockin' Land - Wish List Revealed


Let me take it from here. Sementara Not-so-pink Chick pundung karena mimpi Summer Sonic Festival mini di Ancol hancur luluh lantak berantakan rata dengan tanah, menyisakan Alanis Morissette dan Stone Temple Pilots, dari scene internasional serta Koil dan Seringai, dari scene lokal, yang ingin ditonton.

Untung Old Skuller tidak menggantungkan mimpinya setinggi menonton reuni Led Zeppelin di depan mata. Wish list mencatat, selain yang menjadi selera Not-so-pink Chick, adanya The Black Crowes dan Silverchair. Serta band imut-imut seperti Melee, Boys Like Girls dan Secondhand Serenade. Dari lokal terdapat The Upstairs yang bisa menggoyang penonton. Tapi ini masih wish list. Semuanya masih bisa berubah.


Harga tiket juga sudah tersedia, bisa dilihat di sini. Java Festival Production sangat optimis rupanya. Bagaimana caranya calon penonton mau beli tiketnya kalau konfirmasi line-up artis dan jadwal belum jelas sama sekali? Apalagi kalau nanti dijual juga tiket special performances. Atau untuk festival ini tidak ada pengkastaan?. But stay tune...


Yang mungkin menarik juga adalah ini festival tiga hari di Ancol. Venue yang mataharinya membakar. So maybe...the crowd will wear less and show more skin. Membuat Hip Master mulai pikir-pikir untuk ikutan.


Old Skuller

RIP Michael Jackson

Goodbye Michael...


Hip Master

Thursday, June 25, 2009

Whatever: Peringatan Dini untuk Acara Televisi Nanti Malam


Ini adalah peringatan bagi para penonton televisi!

Debat Calon Presiden putaran kedua yang akan dipancarkan langsung malam ini, diperkirakan dengan akurasi yang hampir mendekati tepat:
  • Masih tetap membosankan
  • Beliau-beliau dalam waktu sesingkat ini belum berhasil menguasai bahasa Indonesia, bahasa yang kita seua warga Indonesia pakai untuk ngobrol sehari-hari
Kami telah memberi peringatan.

Hip Master

Whatever: Label Semakin Malas, dan Mengajak Konsumer untuk Menentukan Kontrak Artis


Kita telah melihat acara banyak idol-idolan di televisi. Roadrunner (salah satu label metal, atau rock juga sekarang ya...., favorit Old Skuller) juga menggelarnya secara online. Poin dari acara idol-idolan adalah mencari talent baru sekaligus menggaet penggemarnya. Dua pekerjaan dari label selesai dilakukan dalam satu season tayangan. Betapa malasnya label rekaman itu.

Ini juga poin dari situs Sign Me To Roadrunner. Roadrunner membuka situs
jejaring sosial untuk mendorong band-band memasukkan demonya sekaligus menjaring pendengar untuk menjadi scout. Dari sini akan jelas bahwa pasar, yang diwakili oleh talent scouts dari luar karyawan Roadrunner, lebih memilih untuk mendengar dan membeli lagu dari band baru mana yang akan diikat kontraknya.

Seakan-akan penggemar secara emosi diajak untuk turut serta (yang merupakan aktivitas inti dari situs jejaring sosial). Padahal label mengambil banyak keuntungan. Di sisi positifnya, jalur ini bisa dipakai para artis baru, dari negara mana pun di dunia, untuk dilirik pasar.

Hey A&Rs and scouts, get your lazy asses off your seats and do more
real talents search!

Old Skuller

Tech and Ent: Ada yang Salah di Ranah Digital untuk Industri Hiburan


Perseteruan abadi Microsoft dan Apple masih berlanjut. Selain di area operating system, juga terjadi di area gadget pemutar media besutan mereka. iPod Vs Zune. Tapi apakah persaingan ini memberi keuntungan bagi konsumer? Tidak, menurut Hip Master.

Microsoft mengolok-olok iPod dengan mengguyur informasi bahwa untuk mengisi iPod 120Gb peru dana sekitar US$30.000. OK...ini membuat takut para penikmat yang taat aturan dan menghargai sang artis, dengan cara membeli konten. Sedangkan Zune menawarkan layanan $14,49 per bulannya dengan tawaran download sepuasnya dan dapat terus menyimpannya selama biaya langganan terus dibayar.


Hell! At least iTunes menjual sesuatu. Kita membayar dan dapat menyimpan apa yang kita bayar. Sedangkan Zune seperti mengejek akal sehat kita sebagai pembeli. Kita hanya mendapatkan hak sewa dari apa yang kita bayar.


Solusi: do old school way. Buy physical. It comes with better quality and package. Dan kita masih punya kesempatan mencarinya di second-hand market, kalau mencari harga lebih murah.

Art is timeless. Just in case Apple and Microsoft don't know about it.


Hip Master

Video Not Dead Yet: Internet Killed Video, But Thanks to Internet Video Still Lives

Pada awal 1980-an, diperkirakan radio akan mati digantikan oleh kepopuleran video. Dari yang sebelumnya penggemar hanya dapat mendengar suara artis, kini penggemar mendapatkan tambahan melihat tampilannya. Keadaan ini semakin diperkuat dengan lahirnya MTV yang isinya melulu video klip.

Band pop dari Inggris, The Buggles, menulis lagu Video Killed The Radio Star semakin memperjelas nyawa radio yang diperkirakan sudah di ujung tanduk. Saking populernya lagu ini, MTV mempergunakannya untuk memperkuat pesannya kepada penonton televisi. Saking kuatnya cengkraman televisi, The President of The United States of America, meng-cover lagu tersebut, dan terasa masih relevan pada saat itu.

Masuk masa milenium ini, keadaan berubah. Pernahkah memperhatikan MTV kini tidak lagi berisikan video klip lagi? Tayangan reality show masuk ke jam prime time, sedangkan video klip mengisi jam-jam orang terkantuk-kantuk. Makin parah lagi, Headbangers Ball tersisih dan Graveyard Shift berisikan lagu populer.

Penyebab terbunuhnya video di jam tayang televisi adalah karena Internet. Sungguh suatu ironi, Internet yang pernah turut membesarkan promosi video, kini juga mejadi mesin pembunuh video di televisi. Para pemakai Internet tidak lagi suka menunggu ketidakpastian video kesukaannya akan ditayangkan. Mereka lebih suka menonton apa yang mereka inginkan saat itu juga. Ini jamannya on-demand.

Seperti radio yang harus berubah untuk menjadi lebih banyak berisi obrolan-obrolan ketimbang musiknya, dan televisi yang lebih menjadi tempat tayangan tangis, marah dan makian, Internet juga sedang mencari jalannya sendiri. Tidak ada yang tahu media apa lagi yang nanti bisa membunuh Internet.

Untuk saat ini, nikmati saja. Toh video juga tidak harus mati karena semakin tidak mendapat tempat di televisi. Video masih tetap hidup di Internet, dan enaknya lagi bisa langsung kita komentari.

Di kolom ini kita merayakan usaha para artis untuk tetap membuat video.

Video is not dead...yet.





Not-so-pink Chick

Wednesday, June 24, 2009

Review Album: Papa Roach - Metamorphosis


Papa Roach adalah termasuk band yang mengibarkan panji modern rock pertama kalinya, setelah masa transisi dari kekosongan haru-biru arus alternatif yang kemudian dimanfaatkan industri untuk menjadi mainstream. Papa Roach mengejawantahkan bagaimana ROck n' Roll dimainkan di era modern. Selama ada jargon modern di alat promosinya, Hip Master akan tertarik.

Diberi titel Metamorphosis, band ini seakan menawarkan suatu perubahan. Menjadi semakin menarik karena Papa Roach di hati Hip Master selalu menjadi band yang good but not that good. Apakah album ini akan menjadi bagus? Apa yang berubah?

Sayang tidak. Papa Roach tetap Papa Roach. Mereka masih belum bisa mengukir sejarah di batu Rock n' Roll of Fame. Setelah intro yang asik, Change or Die dan Hollywood Whore adalah trek yang menggiring hantaman kepala dan lonjakan badan. Dan kemudian mimpi buruk berulang, lagu-lagu bagus tanpa kejutan menjadi terlalu standar. Menjadi hanya untuk memanjakan konsumsi para orang sibuk berbisnis, para perempuan bergosip dan para pemuda sibuk bergaul, untuk kemudian mereka mudah mencernanya.

Mudah dicerna tidak selalu menjadi hanya sekedar bagus dan kencang. You need to run extra miles.

Hip Master

Tayang Televisi: Debat Cawapres Masih Juga Membosankan



Kami para crew Live@Loud berkumpul bersama di depan televisi semalam untuk menonton acara maha penting: debat cawapres. Katanya format debat akan diubah karena putaran pertama debat capres lebih banyak bikin ngantuk daripada disimak.

Dan jam itupun tiba. Ring digelar. Dan...it was still booooooriiiiiiiing.

Ditambah lagi para kandidat bicara dengan bahasa planet yang tidak bisa kami mengerti.

Akhirnya kami sibuk surfing channel sambil menghabiskan camilan.

Not-so-pink Chick

Layar Perak: Film Indonesia Mengusung Inspirasi

Musim liburan ini juga dimanfaatkan sineas Indonesia untuk menghibur sekaligus mengingatkan kita untuk tidak menyerah dengan carut-marut kondisi olah raga kita. Dua olah raga terpopuler di tanah air, yaitu sepak bola dan bulu tangkis, langsung di layar lebar.

Dari lapangan sepak bola, adalah Garuda di Dadaku, sudah mulai diputar minggu ini. Momen yang menguntungkan karena Manchester United akan bertandang ke Jakarta pada bulan Juli, dan minggu ini sedang berlangsung Piala Dunia mini di Afrika Selatan, yang ditayangkan langsung oleh televisi swasta.



Dari lapangan bulu tangkis, muncul King, yang memperlihatkan bahwa untuk menjadi juara perlu kerja keras.



Kita semua prihatin negara kita sedang minus prestasi dari dua olah raga paling populer ini. Tapi mimpi harus tetap dijaga dan dibangun. Kedua film ini bermaksud memberikan inspirasi.

Jangan pernah menyerah, maju terus Indonesiaku. Liburan diisi dengan olah raga boleh juga...

Old Skuller

Tuesday, June 23, 2009

Review Album: The Bird And The Bee - Ray Guns Are Not Just The Future


Setelah scene metal indie meledak di tahun 80-an, alternatif dan hip hop indie merajalela di tahun 90-an, akhirnya pop indie menyeruak di tahun 2000-an. And we thought this would never happen.

Sebenarnya apa definisi pop indie menurut live@loud? Selain tidak sepenuhnya berasal dari major label, adalah pop yang asik, berbeda dengan buble gum pop yang menguasai era milenium. O iya dan para artis pop indie tidak ragu untuk melantunkan kata-kata kotor di trek hitnya.


The Bird and The Bee, band pop indie, walau di bawah label jazz Blue Note, merilis satu lagi album yang berisikan lagu-lagu tanpa cela. Semuanya diproduksi dengan cermat sehingga tetap mempertahankan citra mereka sebagai bukan band pop biasa.

Mendengarkan Ray Guns Are Not Just The Future seperti mendengarkan sekuel dari album self-titled sebelumnya. Struktur, tempo, cara menyajikannya tetap sama. Untungnya album terbaru ini masih memiliki trek-trek yang keren, enak didengar saat duduk sendiri di rumah atau saat pesta kecil dengan sekelompok teman dekat.


Walaupun tetap terasa ringan dan mudah dicerna, tetapi The Bird and The Bee masih memberikan nuansa bahwa lagu mereka bukanlah lagu yang akan diterima major label tapi cocok untuk bagi mereka yang mencari pop pintar.
Duo Greg Kurstin dan Inara George tetap membuat album ini seminimal mungkin. Karena itu pada saat tertentu, mendengarkan keseluruhan album bisa menjadi membosankan karena tidak ada joyride naik dan turun.

Selain Love Letter To Japan yang banyak diputar di radio, trek-trek lainnya juga tidak kalah cemerlang. Hanya saja jangan memaksa diri untuk mendengarkan albumnya langsung dari awal sampai habis. Nikmati satu persatu.

Not-so-pink Chick

Gig Gossip: Java Rockin' Land = Versi Mini Summer Sonic 2009


Promotor Java Festival melengkapi portofolionya, setelah festival jazz dan hip hop R&B, dengan mencoba peruntungannya di festival rock. Diberi nama Java Rockin' Land, mereka berencana memanggungkan sederetan artis di Ancol, Jakarta. Perlu dicatat tanggalnya adalah 7,8, 9 Agustus tahun ini.

Di
websitenya belum terdapat line-up artis yang sudah mengkonfirmasikan kesanggupannya menggoyang Jakarta, karena mungkin memang belum ada artis yang benar-benar sudah mengikat janji. Tetapi crew Live@Loud tidak dengan mudah menyerah. Dengan sedikit investigasi di sana-sini, kami mendapatkan wish list yang menyebut Paramore, Boys Like Girls, Placebo, The Ting Tings, Mr Big, Fall Out Boy, Foo Fighters, Oasis, John Mayer, Katy Perry, di antaranya. Dengan wish list seperti ini, kami bisa bilang Java Festival punya mimpi tinggi (applause for that) dan kalau mereka berhasil didatangkan maka it is going to be a definitely rockin'festival. Kami akan menyewa satu kamar di Ancol akhir minggu itu.


Dari investigasi lebih jauh, dapat dipastikan Fall Out Boy tidak akan datang ke Jakarta karena pada tanggal tersebut mereka sudah punya jadwal di tempat lain. Kemudian kami menginvestigasi lebih dalam, mencocokkan tanggal dengan kemungkinan festial lain di luar negeri. Yang kami dapatkan adalah Summer Sonic Festival di Jepang pada tanggal yang sama. Sebagian besar wish list adalah penampil di festival di Jepang ini.
Kalau tidak memungkinkan untuk mendatangan semuanya, versi mininya pun lebih dari cukup.


Not-so-pink Chick

Layar Perak: Hollywood Masih Punya Senjata Andalan, Sekuel!

Musim libur telah tiba! Kalau tidak ada rencana untuk melancong, maka bioskop masih tetap memberikan hiburan. Bioskop is still your valhalla.

Di masa resesi ini Hollywood tidak mau ambil banyak resiko. Mereka mengandalkan sekuel untuk meraup dollar. Argumen Hollywood adalah: kalau formula pertama berhasil, maka hasil dari pengembangan formula harusnya gak jauh-jauh amat.

Sekuel kedua dari Transformers, akan menjadi prioritas utama. Siapa laki-laki yang gak ngiler melihat film ini. Robot, mobil dan Megan Fox adalah kombinasi mematikan. Transformers: Revenge of the Fallen akan mulai diputar di bioskop tanah air mulai 26 Juni. Banyaknya layar yang disediakan seharusnya memperbesar peluang untuk tidak kehabisan tiket. Apalagi kalau mau bayar tunai, tanpa harus mengantri di jalur kartu BCA.



Berikutnya masih dari Hollywood adalah seri ke-enam dari Harry Potter, yaitu Hary Potter and the Half-Blood Prince. Franchise ini semakin mendekati akhir, dan semakin gelap. Bagi yang belum membaca bukunya, here is a spoiler: akan ada yang mati di akhir film.



Jangan takut mati bosan karena liburan tidak pergi ke mana-mana, masih ada teman-teman yang bernasib sama dan mungkin juga sudah waktunya membongkar koleksi lama CD-CD dan putar ulang kembali.

Hip Master

Monday, June 22, 2009

Tayang Televisi: Debat Calon Presiden Gak Seru, Padahal Masih ada Empat Putaran Lagi



Bagaimana rasanya menunggu-nunggu di depan televisi tetapi ternyata acaranya tidak seseru yang dibayangkan? Ini yang terjadi dengan tayangan debat calon presiden.

Yang namanya debat seharusnya kita akan melihat perbedaan pendapat dan argumentasi mempertahankan pendapat. Tapi yang terjadi di putaran pertama debat calon presiden, mereka-mereka ini yang terhormat karena berani mencalonkan diri sebagai presiden Republik Indonesia, lebih banyak mengamini pendapat pesaingnya.

Bagaimana sih? Katanya bersaing? Kalo masing-masing punya pendapat sama, lebih baik cap cip cup kembang kuncup aja di dalam kotak pemilihan suara. Toh visi dan aksinya akan sama.

Anyway, kembali ke acara debat calon presiden. Baru satu segmen berjalan, sudah terasa membosankan. Tidak ada drama. Ibu Mega dan SBY menyampaikan dengan cara yang datar saja. Lebih enak menonton JK.

Rambut Helmy Yahya tidak terlalu pas untuk tayangan debat ini, lebih cocok masuk ke Curhat Anjasmara. Sementara peran moderator lebih baik diganti robot saja, daripada kelihatan grogi melayani tiga calo presiden. At least robot tidak punya perasaan.

Empat putaran selanjutnya rasanya tidak akan jauh berbeda dari putaran pertama. Membosankan.

Padahal acara politik seperti ini seharusnya pnya kesempatan untuk dikemas secara lebih pop, sehingga dapat menarik penonton dan mempertahankan pantat mereka duduk di depan televisi. Atau sebenarnya sengaja dibuat membosankan agar penonton mengganti saluran lain dan tidak akan mengingat janji para calon ini yang kemudan mereka tidak bisa dituntut untuk menepati janji di kala debat?

Old Skuller

Album Review: Hollywood Undead - Swan Songs


Ada orang-orang bertopeng baru di jagad musik ini, mereka mengusung nama Hollywood Undead. Sejarah memperlihatkan kemunculan manusia bertopeng sedikit banyak dapat menarik perhatian. Kiss menjadi legenda sex, drugs and rock n' roll. Sampai sekarang, awal aksi panggung mereka selalu diawali dengan klaim the best band on earth. Langsung melompat ke jaman sekarang ini, terdapat Slipknot yang memporak-porandakan venue panggung mereka seperti habis dilanda topan tornado.

Walaupun di antara mereka terdapat band lain seperti Insane Clown Posse dan Mushroomhead, tapi Kiss dan Slipknot adalah tolak ukur keberhasilan manusia bertopeng. Mereka dapat memberikan kadar kerusakan yang tinggi.

Di mana posisi Hollywood Undead? Sebagai band hip hop mereka jauh dari keberingasan NWA, sebagai band rap metal mereka bahkan jauh dari Linkin Park.

Tetapi mereka sudah terlanjur melejit lewat MySpace. Single-singlenya lebih tepat dibilang rap ringan untuk mudah diingat (yang kemudian dilupakan).

Walaupun sudah ada Danny Lohner dan Joey Tempesta di beberapa lagu, Hollwood Undead tidak pernah menjadi lebih metal. Hip hop mereka seringan hip hop 80-an.

Kemarahan mereka ditelan irama ringan tuntutan pasar. Ini yang membuat mereka dapat bertahan untuk beberapa tahun lagi.

Hip Master

Gig Gossip - Arch Enemy di Jakarta di Hari Sumpah Pemuda


Sampai si artis melantunkan nada pertama, maka kolom ini tetap akan menyebutnya gosip.

Solucites mengkonfirmasikan akan mendatangkan band melodic death metal dari Swedia, Arch Enemy, pada tanggal 28 Oktober ini di Jakarta.
Bertepatan dengan hari sumpah pemuda, pit akan dibakar dengan tiga band. Sebagai pemuncak tentunya Arch Enemy. Dua band lainnya adalah Psycroptic, band death metal dari Australia, dan satunya lagi.....sayangnya Suffocation tidak jadi didatangkan kedua kalinya. Band ketiga masih misterius sampai pemberitahuan selanjutnya.

Not-so-pink Chick

Wednesday, June 17, 2009

Pocong Indonesia Tidak Kreatif

Serial True Blood yang sedang diputar di network Max Asia, membuat Not-so-pink Chick termehek-mehek memelototi vampir Bill dan membuat Hip Master bertanya-tanya mengapa industri hiburan Amerika Serikat bisa sekreatif itu menciptakan lingkungan baru yang membebaskan vampir bergaul dengan manusia.

Selain True Blood, sineas Hollywood sudah banyak mengutak-atik karakter vampir sehingga keluar dari stereotipenya yang jahat menghisap darah. Antara lain seperti daftar ini:
- Vampir baik hati, hanya menghisap darah binatang
- Vampir remaja gaul (ada yang baik dan jahat)
- Vampir hasil persilangan vampir dengan manusia
- Vampir hasil eksperimen laboratorium
- Vampir gay
- Vampir lucu-lucuan
- Vampir tidak mati kena sinar matahari, bawang putih, salib dan segala lainnya yang kita sangka seharusnya begitu

Kenapa sineas Indonesia, di negeri yang kaya dengan cerita seram, miskin kreatifitas mengeksplorasi dedemitnya. Tuyul selalu digambarkan senang mencuri dan berbadan kecil. Pocong selalu melompat-lompat dibalut kain kafan putih. Kuntilanak selalu perempuan cekikan. Bosen nggak sih?

Kenapa pocong tidak dibuat berfisik perempuan cantik berwarna rambut capuchino dengan kain kafan warna ungu? Kenapa kuntilanak tidak dibuat bekarakter banci saja?

Oke, contoh di atas memang contoh yang bodoh. Tapi kemungkinan tetap ada.

Tidak kreatif atau jangan-jangan tidak berani melawan kemauan what so called "pasar." Eits, pasar yang mana dulu nih?

Hip Master 

Wahai Adik-Adik SMA, Selamat Berjuang

Buat adik-adik yang sekarang lagi sibuk belajar, pusing caranya mau bagaimana lagi belajar kok kepala tetap gak berisi, ngantuk kebablasan taunya udah pagi padahal niatnya mau belajar sampe malam, dan buat mereka yang pasrah dengan Ujian Akhir Nasional, kakak mengucapan selamat berjuang.

Tapi jangan khawatir UAN bukanlah the end of the world. Masa depan masih luas membentang. Tetapi tetap yang satu ini harus dilalui dulu.

Buat nanti yang nilainya bagus, selamat, berarti kerja keras adik-adik membanting otak terbayar. Buat yang nilainya gak bagus-bagus amat tapi yang penting lulus, jangan berkecil hati, untuk tes masuk kuliah nilai UAN gak akan ditanyain kok.

Selama belajar, kalau otak masih bisa terima materi buku sementara kuping denger musik bising, silakan diteruskan berarti ini adik sudah dalam jalur yang tepat. Tapi jangan baca buku sambil nonton film ya...apalagi nonton film di bioskop yang gelap. Karena pertama gak akan mungkin berhasil belajarnya, dan kedua dimarahi orang tua karena bertindak bodoh.

Kakak tahu ini berat. Tapi semuanya pasti akan berlalu dengan baik.

Not-so-pink Chick
 

Copyight © 2009 Live@Loud. Created and designed by