Tuesday, October 20, 2009
Tayang Televisi: Minister Idol
Akhir minggu lalu kami terkaget-kaget tiba-tiba mendapati satu tayangan idol baru di televisi nasional. Tidak cuma satu stasiun televisi saja, tapi hampir semua televisi yang channelnya bisa kami tonton dengan jelas menayangkannya. Hebatnya lagi, masing-masing televisi menyiarkan versinya sendiri-sendiri.
Satu-persatu dari mereka menjalani tes. Sebelum masuk tes mereka dikejar wartawan, setelah keluar tes mereka diusung untuk memberikan pernyataan di depan wartawan. Komentator profesional pun sudah dipersiapkan untuk mengkomentari latar belakang dan sepak tejang sang kandidat.
Tapi alamat situs dan nomor telpon yang bisa dihubungi untuk mendukung para kandidat tidak tersedia. Kami hanyalah penonton yang hanya menatap layar kaca tanpa tahu harus bereaksi apa terhadap seleksi menteri yang kini (sebagiannya) jadi tontonan publik.
Satu per satu wajah para calon menteri yang berseri-seri karena sudah memiliki harapan tinggi untuk kemudian diangkat setelah melalui proses ini, disiarkan secara luas ke seleruh penjuru negeri. Seakan berkata, inilah sosok yang akan mengangkat negeri yang dirundung duka karena sering terkena bencana, ke tingkat peradaban yang selanjutnya. Muka sumringah mereka seakan berkata, tetap tersenyum tetap optimis Indonesia akan lebih baik dari sekarang saat saya menjabat menteri.
Bahasa tubuh mereka juga menunjukkan bahwa mereka merasa gembira diberi kesempatan untuk mengemban amanah yang teramat besar. Tidak terlihat beliau-beliau ini jengah dan takut karena kalau tidak berhasil maka rakyat Indonesia yang jumlahnya ratusan juta akan mencerca.
Dari rangkaian pertunjukan yang diadakan di suatu rumah di Cikeas dan rumah sakit, sayangnya tidak terdapat talenta yang mampu memberikan hiburan kepada mata dan hati. Semuanya berjalan begitu saja seakan natural, padahal dipaksakan. Dipaksa bicara di depan mike, dipaksa tersenyum dan dipaksa melambaikan tangan.
Kalau saja ada produser yang punya ketajaman dalam merancang program televisi, maka niscaya program ini tidak hanya bisa menarik perhatian penonton, tapi juga pemasang iklan. Dengan perencanaan tata letak kamera daripada membiarkan masing-masing stasiun televisi mengeluarkan gaya mereka sendiri, maka terjadilah standarisasi tayangan. Yang muncul adalah tayangan yang apik dan tertata. Paling tidak enak dilihat dulu. Urusan pesan dari para kandidat menteri itu sampai nanti dulu, tergantung dari kepandaian bapak-bapak dan ibu-ibu bergaya di depan kamera.
Kalau memang tugas beliau-beliau di depan kamera adalah untuk menyampaikan bahwa Indonesia akan lebih baik dengan disertai senyum lebar, maka tayangan program ini telah berhasil. Berhasil dengan sukses membuat kami buru-buru pergi ke mal untuk bertemu dengan teman-teman dan melupakanapa yang baru saja kami lihat di layar kaca.
Not-so-pink Chick
Labels:
Not-so-pink Chick,
TayangTelevisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment