
Kemarin ranah Twitter tiba-tiba dihebohkan dengan ditutupnya account si motivator super yang tidak sanggup lagi mendengar kicauan burung yang tidak mendukung pendapatnya. Aduh gara-gara Twitter saja sampai segitunya. Katanya motivator super, masak selip kata sedikit langsung mundur dari dunia cyber yang tidak mengenal tata krama dalam bertutur. Kalau tidak siap menerima cercaan di Internet, maka jangan coba-coba membuat pernyataan di Internet. Dunia maya ini dikenal sudah menelan banyak korban karena saking ganas dan bengisnya.
Di hari yang sama, masih di ranah Twitter, tiba-tiba lahir satu account yang mengagetkan yaitu @iwanfals. Mulut-mulut pengicau langsung ribut. Ada yang iseng tanya ini dan itu, tapi tak sedikit juga yang mempertanyakannya dengan bahasa yang seperti tak pernah mendapatkan pelajaran budi pekerti.
Orang di belakang account @iwanfals menjawab semuanya dengan biasa-biasa saja, cenderung ringan dan sekenanya. Seperti sosok Iwan Fals atau bukan ya jawaban seperti itu? Kami yang tidak mengenal bang Iwan secara pribadi tidak berani berburuk sangka.
Sampai ada media online yang mengkonfirmasikan keaslian account ini sesuai nama aslinya. Itu pun masih menuai banyak tanda tanya di account ini. Apakah ini adalah gambaran orang Indonesia yang suka berburuk sangka? Geleng-geleng kepala.
Kalau ternyata ini bukan bang Iwan sendiri yang buat terus kenapa? Kalau ini bang Iwan yang bikin tetapi yang jawab bukan bang Iwan terus juga kenapa? Geleng-geleng kepala.
Menurut kami foto atau yang disebut avatar di account itu adalah foto yang teramat cupu. Tapi justru karena saking cupunya kami percaya ini account asli. Kalau ternyata pendapat kami salah, ya tidak apa-apa juga. Apa ruginya sih berbaik sangka?
Old Skuller