Wednesday, February 17, 2010

Cinta Laura Penyelamat Industri Musik Indonesia


Di tengah prahara yang melanda industri musik, tiba-tiba saja mencuat berita yang menarik. Album Cinta Laura yang diberi titel sama dengan namanya sendiri, dalam dua minggu tanggal edar berhasil mencapai penjualan 100.000 kopi. Kami percaya angka ini tidak dibuat-buat. Kalau KFC yang restoran ayam goreng cepat saji itu sendiri sebagai distributor dari album ini berani membuat berita seperti ini, dan dimuat oleh banyak media, berarti angka ini bukan main-main.

Angka 100.000 adalah angka yang besar di hari seperti ini. Mungkin ini sepadan dengan angka satu juta di hari bahagia. Apalagi kami tidak pernah mendengar acara peluncurannya. Ini seperti keajaiban musik Indonesia dan daya magis pemasaran.

Posting ini tidak akan membicarakan mengenai degradasi selera pasar Indonesia. Justru kami salut atas pencapaian ini. Kami lebih ingin membahas secara logika pemasaran bagaimana angka tersebut dapat tercapai.

1. KFC adalah kunci utama
Bagaimana bisa restoran ayam goreng cepat saji bisa menjual album musik sebanyak itu? Sebenarnya ada dua pertanyaan dalam satu kalimat pertanyaan panjang itu. Kami jawab dulu yang pertama. Kok bisa restoran jualan album musik? KFC hanyalah salah satunya. Starbucks, kedai kopi mahal yang rasanya tidak sebanding dengan harganya itu, juga jualan album musik di setiap counternya. Ada dua tujuan chain restoran ini menjual produk lain selain produk intinya. Pertama adalah memperbesar cakupan komunikasi merek dan kedua adalah memang menarik pendapatan dari produk lain ini.

Menjawab pertanyaan kedua yaotu bagaimana bisa sebanyak itu? Dengan jumlah toko kaset dan CD yang semakin menyusut, maka jumlah otlet KFC hampir bisa dipastikan jauh lebih banyak dari semua toko kaset dan CD di seantero Indonesia. Dari sini saja sudah terlihat jelas. Jalur distribusi yang lebih luas memperbesar kemungkinan untuk sebuah produk terjual lebih banyak. Di sini ada unsur kemudahan mendapatkan albumnya sebagai daya saing dengan album-album lain yang hanya dijual di otlet tradisional.

2. Para penjaja yang gigih
Pernah makan di KFC? Kalau pernah tentu pernah merasakan juga ditawari CD album musik tepat selagi kita menunggu pesanan datang dan sebelum membayar. Kalau semua orang yang berdiri di antrian seluruh KF ditawari, tentu saja di antara mereka ada yang membeli.

Di sini juga terjadi teori memperbesar peluang untuk meraih pendapatan maksimal. Ditambah dengan kegigihan penjaja setiap penunggu counter kasir KFC, teori ini mendapatkan daya lebih besar. Hal ini tidak pernah terjadi di toko kaset dan CD mana pun. Mana ada penjaga toko kaset dan CD menawarkan satu album tertentu ke setiap pengunjung tokonya.

Angka 100.000 ini membuktikan bahwa masih ada peluang besar di industri musik Indonesia. Yang diperlukan memang terobosan, terutama di jalur distribusi. Produk bajakan yang laku di pasaran, selain harganya yang lebih murah, juga menganut teori di atas, distribusi yang luas untuk memberi kemudahan konsumen mendapatkan produk.

Setelah industri di Amerika Serikat diselamatkan oleh Susan Boyle, Indonesia diselamatkan oleh Cinta Laura. Suka atau tidak suka.

Old Skuller

No comments:

Post a Comment

 

Copyight © 2009 Live@Loud. Created and designed by