
Sebagai gambaran saja, kalau digeneralisasi, harga untuk satu single digital adalah $0,99. Sedangkan untuk satu album harganya menjadi $9,99. Ini berarti mereka menganggap sebuah album biasanya berisikan 10 lagu. Padahal pada kenyataannya ada satu album yang berisikan satu lagu yang super duper panjang.
Inilah salah satu ketidakseragaman dari sebuah karya musik. Para eksekutif industri retail yang tidak mengerti akan musik seenak perutnya mematok harga ritel digital. Padahal di dunia digital semuanya bisa saja terjadi.
Apa dasarnya mereka memasang harga sekian dollar, sedangkan ada toko digital kecil lain yang memberikan penawaran terserah bayar berapa saja, bahkan ada menawarkannya dengan gratis.
Elemen biaya yang muncul kurang lebih tidak banyak berbeda dengan CD fisik. Dari sekian harga yang ditawarkan di dalamnya sudah ada elemen royalti untuk artis, promosi, pemeliharaan situs dan infrasruktur. Kalau kita menghilangkan elemen lain seperti yang terdapat pada album fisik, seperti produksi CD, produksi artwork, distribusi dan penyimpanan, apakah benar pemotongan harganya bisa menghemat sekian dollar?
Jawabannya: tidak ada yang tahu pasti. Karena harga-harga ini masih termasuk misteri terbesar di dunia.
Kalau kami boleh menentukan harga album digital, maka terdapat dua pilihan kami. Kalau si artis mau membagikannya secara gratis, silakan saja, kami justru sangat senang karena merasa tidak bersalah. Pilihan kedua adalah membayar terserah berapa saja, asalkan tidak lebih dari $1 agar tidak kalah bersaing dengan harga Glodok.
Mungkinkah dijual $1 dan tetap mendapatkan keuntungan? Di dunia digital, tidak ada yang tidak mungkin.
Not-so-pink Chick
No comments:
Post a Comment