
Sebelum memulainya, perlu ada disclaimer di postingan ini. Post ini adalah murni pendapat dari Hip Master tanpa ada pengaruh dari Old Skuller dan Not-so-pink Chick. Reaksi mereka saat membaca postingan ini hanyalah manggut-manggut dan kemudian cekikan berdua.
Ini berhubungan dengan himbauan untuk tidak melakukan kegiatan bersifat mengumpulkan kebahagian secara massal. Lebih jelasnya, di bulan puasa ini segala-segala yang ujung-ujungnya dikomentari sebagai ajang hura-hura, sebaiknya tidak dilakukan. Kalau misalnya masih ada yang nekad untuk meminta ijin keramaian karena mau mengumpulkan massa untuk bersenang-senang, maka hampir 100% ijin tersebut tidak akan kunjung keluar.
Di sini Hip Master tidak akan membicarakan tentang klub-klub pagi siang malam yang tutup selama bulan puasa, tetapi lebih menitikberatkan pada konser yang tidak disarankan untuk diadakan. Ini bukan generalisasi, karena kami yang terus mengamati pergerakan dunia hiburan di Indonesia melihat masih ada konser yang dijalankan. Termasuk konser Chicago tanggal 11 September ini dan konser mereka yang punya lagu-lagu rohani. Dari contoh konser yang tetap boleh dijalankan, maka kebayang kan konser seperti apa yang tidak mendapatkan ijin?
Dari yang dibaca di berita dan milis, alasan dari tidak keluarnya ijin, adalah karena konsernya tidak senafas dengan semangat bulan puasa. What? Hari gene masih pakai alasan yang sama di jaman orde baru?
Sudah pada tahu sendiri lah, maksud sebenarnya adalah para penegak hukum tidak mau repot. Kalau konser tiba-tiba digrebek FPI kan mereka bakal repot juga.
Tetapi seharusnya yang namanya bulan puasa, segala kegiatan harus tetap berjalan seperti biasa. Ibadah memang harus diperbanyak sehingga ada aktivitas yang harus dikurangi. Tetapi kita tidak bisa mengatur kalau ada artis bagus yang pas di bulan puasa menggelar tur di sekitar kawasan Indonesia.
Kalau memang konser ini dikhawatirkan akan mengurangi ibadah di bulan puasa, maka adakan saja buka puasa dan shalat tarawih di arena konser. Setelah semuanya selesai maka konser pun dimulai.
Agar suara konser tidak saingan dengan corong masjid, maka arena konser sebaiknya dilakukan di tempat tertutup sehingga suara hanya terdengar di dalam saja. Kostum penampil juga harus diperhatikan. Usahakan agar kostumnya mengikuti budaya timur sehingga tidak muncul headline di koran besoknya: Sesudah Tarawih, Artis X Muncul Dengan Kostum Panas. Ini bisa digrebek FPI.
Selesai konser, maka bisa dilakukan doa bersama dan ajakan untuk sahur bersama. Seimbang kan jadinya. Ibadah dapet, hiburan juga dapet.
Foto dari detik.com
Hip Master
No comments:
Post a Comment