
Setelah demam Facebook, Indonesia kini terkena demam Twitter. Dengan 140 karakter saja, pesan kita sampai ke semua follower dan kalau dinilai cukup menarik, maka pesan tersebut akan diteruskan ke follower yang lain.
Bukti kalau Twitter sedang tren di Indonesia adalah untuk beberapa kali topik yang berbau lokal sempat menjadi trending topic, apalagi yang berkaitan dengan bencana dan kematian. Satu tweet dari orang luar sana sempat mampir menanyakan kenapa tiap ada bencana di Indonesia kemudian bisa jadi trending topic? Ternyata tidak juga. Sempat ada beberapa topik yang gak penting-penting amat, sama sekali tidak informatif, juga masuk ke trending topic. Ini memperlihatkan wajah para pengicau burung di Indonesia, bahwa tweet yang menarik berkisar pada sesuatu yang maha penting seperti bencana dan sesuatu yang sama sekali tidak penting seperti tebak-tebakan nama artis.
Ternyata kicau burung Indonesia kini sudah melangkah lebih jauh. Mereka membangun suatu fans base yang kemudian diteruskan ke artis yang mereka sukai. Banyak di antara account Twitter fans base ini menggalang masa untuk membuktikan bahwa para penggila artis tersebut siap menyambut kedatangan, alias mereka menggelar konser. Tanpa lelah mereka berkicau untuk meminta artis datang ke Indonesia.
Mari kita mengesampingkan peran promotor dalam mendatangkan artis luar ke Indonesia. Agar mereka datang ke sini, maka perlu perantara yang menyiapkan segala kebutuhan artis akan panggung yang layak serta tentu saja akomodasi yang nyaman.
Tweet para penggemar sebenarnya juga punya peran penting dalam mendatangkan artis luar negeri. Dari jumlah pengikut bisa diperkirakan berapa banyak yang mau mengeluarkan uang untuk menonton konser. Hitungan bisnis mulai berjalan di sini. Kalau jumlahnya dianggap cukup layak, maka peluang artisnya datang akan semakin besar.
Selanjutnya artis bisa menawarkan diri ke promotor, apakah mereka bisa naik panggung di Indonesia. Kalau promotor tertarik, maka hubungan bisa berlanjut.
Hal seperti ini belum pernah terjadi sebelum era web 2.0. Jejaring sosial membuat komunikasi semakin transparan serta dapat menjerit sekuat tenaga. Jeritan tersebut akan sampai ke target, tapi masalahnya apakah mereka akan mendengarnya.
Dengan berjubelnya kicauan burung tiap hari, bisa jadi teriakan akan terlewat begitu saja. Tapi kalau kuantitasnya banyak, peluang juga seharusnya semakin besar. Siapa tahu Twitter sedang tersenyum dan membuat penggemar di Indonesia lebih beruntung.
Not-so-pink Chick
No comments:
Post a Comment