
Penonton yang datang ke bioskop untuk menonton film ini adalah mereka yang punya mimpi sepakbola Indonesia akan semakin lebih baik, termasuk Old Skuller. Di tengah minimnya prestasi sepakbola di skala internasional dan carut-marut kompetisi nasional, film ini dipersembahkan untuk sepakbola Indonesia.
Dengan mimpi seperti itu, maka penonton memaafkan ketika beberapa adegan berjalan tersendat dan bahkan membuahkan tawa walaupun tidak sedang melucu. Penonton sadar bahwa mereka sedang menonton mimpi mereka sendiri. Usaha sutradara menggambarkan mimpi sebagian besar rakyat Indonesia layak untuk dihargai.
Penuturan yang tertata dengan diselipi informas satu demi satu mengantar Bayu, bocah berusia 12 tahun, ke seleksi tim nasional under 13. Untuk mempelihatkan bahwa kita masih punya harapan, Bayu akhirnya menyandang garuda di dadanya.
Satu pelajaran penting tanpa harus menggurui bahwa tidaklah dosa untuk bermimpi. Adalah wajib untuk mengejar mimpi. Film yang memelihara mimpi dan mengilham seperti ini harus dibuat lbih banyak di sini.
Old Skuller
No comments:
Post a Comment