Friday, April 30, 2010

Gig Gossip: Slash Mau Datang Benar Gak Sih?


Kalau yang ini benar-benar kabar burung. Tapi ada pihak yang keceplosan ngaku di Twitter. Mahaka yang sebelumnya sukses mendatangkan Imogen Heap, tiba-tiba mengeluarkan tweet akan mendatangkan Slash tanggal 3 Agustus ini ke Jakarta Raya. Kemudian crew L@L yang antusias mulai mencari informasi lebih dalam.

Di sisi yang lain, Universal Music Indonesia yang merilis album solo Slash di Indonesia memberitahukan kalau beli CDnya, struk pembelian jangan dibuang. Jangan-jangan ini ada hubungannya dengan rencana kedatangan Slash. Jadi struknya bisa diganti dengan tiket nonton Slash? Masak 75 ribu sudah bisa nonton Slash? Mungkin tersedia potongan harga untuk nonton kosernya. Atau mungkin struk itu nanti bisa ditukar dengan merchandise?

Tiba-tiba saja semuanya bungkam, dan spekulasi makin menggila di luar sana. Sementara di websitenya Slash, Indonesia belum masuk dalam daftar.

Jadi kalau ini benar-benar jadi gosip. Maaf ya...

Not-so-pink Chick

Gig Gossip: Java Rockin'Land Kembali Lagi Tahun Ini


Setelah berhasil menyerap banyak penonton, terutama di akhir minggu, Java Rockin'Land Kembali lagi tahun ini. Bertempat di lokasi yang persis sama, di Pantai Karnaval Ancol, festival rock ini akan digelar selama tiga hari dari tanggal 8 sampai 10 Oktober.

Seperti biasa, festival ini mengandalkan wish list yang kelihatannya heboh dan kemudian berganti-ganti menyisakan secuil konfirmasi. Dilihat dari wish listnya, kelihatannya festival ini menyasar ke rock yang lebih modern, walaupun di salah satu nama tercantum Stryper, termasuk generasi hair band 80-an yang doyan berceramah di atas panggung. Orianthi ada dalam wish list, yeah. Tapi jangan terlalu berharap, masih ada kemungkinan besar nama-nama itu berguguran.

Buat yang ingin lebih dengar rock yang lebih bertenaga, terdapat The Dilinger Escape Plan dalam nominasi. Bahkan nama ini sebenarnya bisa juga diundang masuk ke dalam Java Jazz Festival.

Bicara mengenai wish list tidak ada habis-habisnya. Kalau mau pasang posisi tunggu, harga tiket akan terus melangit. Kalau memang ingin menikmati suasana festival, boleh segera pesan setelah harga diumumkan dan dapat dibeli, dengan resiko nama yang tadinya di wish list akhirnya tidak dapat ditemui.

Not-so-pink Chick

Friday, April 16, 2010

Gig Gossip: Cuma 15 Ribu Perak Bisa Nonton Dashboard Confessional


Nampaknya memanggungkan artis internasional di antara artis lokal mulai menjadi tren. Tidak hanya diminati oleh produsen rokok saja, sekarang sudah mulai merambah ke produk-produk untuk remaja. Ponds akan mendatangkan Dashboard Confessional pada tanggal 29 Mei. Bertempat di Hall D, kompleks olah raga Senayan Jakarta, tiketnya bakal ditebar dengan harga sangat murah buanget. 15 ribu perak saja, ya ini betul dan bukan bohong.

Dengan tiga lembar 5 ribu perak, kita sudah bisa nonton Efek Rumah Kaca, Nidji, The Sigit dan Dashboard Confessional. Artinya Ponds sebenarnya sudah membayar penuh tarif artis-artisnya dan memasukkan harga tiket agar penontonnya bisa sedikit lebih terseleksi. Alias ini adalah proyek buang-buang uang Ponds. Tapi selama menguntungkan bagi kita yang senang nonton gig, kita dukunglah. Merk lain apalagi yang mau melakukan cara pemasaran seperti ini? Ayo mari, mari.

Hmm sepertinya ada CD terbaru Dashboard Confessional di meja L@L yang belum kita tulis reviewnya.

Hip Master

Thursday, April 15, 2010

Gig Gossip: Anda Meminta (Atau Tepatnya Anda Ditawari) Java Muskindo Mendatangkannya, All Time Low


Setelah Pitbull, ternyata Java Musikindo belum juga berhenti. Senjata Twitternya memang ampuh dan terbukti konsernya terus mendatangkan banyak penonton sehingga promotor satu ini tak gentar mendatangkan lebih banyak artis ke Indonesia. Kali ini, yang dapat jatah bulan Agustus adalah All Time Low. Band pop punk, punk pop, pop rock, glam rock atau apa lah yang terdengar mirip seperti Boys Like Girls ini akan melangsungkan pertunjukan langsungnya pada tanggal 4 Agustus malam.

Tapi punk yang satu ini bukan beraliran dan diamini oleh mereka yang berambut jigrak. Ini adalh bentuk pop paling punk atau punk paling pop, sehingga punknya sama sekali tidak lagi terdengar. Apa pun komentar L@L sepertinya konser All Time Low juga akan tetap dibanjiri oleh penonton yang ingin bersenang-senang. Kalau belum pernah dengar All Time Low sebelumnya, L@L pernah berkomentar tentang video klip Weightless di sini.

Harga tiket resminya belum diumumkan. Dan biasanya akan ada penjualan pre-sale yang harganya di bawah harga normal.

Hip Master

Wednesday, April 14, 2010

Review Album: Timbaland - Presents Shock Value II


Timbaland adalah mesin pencetak hit. Yang namanya juga lagu hit, maka haruslah dapat diterima oleh banyak kuping orang. Kalau bisa diterima banyak orang, maka lagunya sebaiknya dibuat dengan renyah dan mudah ditelan. Terdengar kacang, tapi pada prakteknya tidak semudah itu.

Shock Value 2 mencoba meneruskan apa yang telah dikerjakan Timbaland di Shock Value sebelumnya. Menggandeng banyak featuring dengan nama-nama besar, turut memperlihatkan pesona dan pengaruh Timbaland di dunia musik.

Diawali dengan Carry Out bersama JT, trek ini menjadi trek terbaik di album ini. Walaupun belum mendekati yang tak tertandingi Cry Me A River, tapi Carry Out masih menunjukkan bahwa Timbaland dan JT adalah duet yang maut.

Selanjutnya trek-trek dihiasi dengan auto tone dan efek suara berlapis-lapis. Terdengar sama seerti Shock Value sebelumnya? Ini adalah sekuel. Tentu saja resepnya tidak boleh berbeda jauh.

Walaupun menawarkan deretan banyak bintang tamu, tapi ini adalah sepenuhnya album Timbaland. Sepenuhnya dia memegang kontrol bagaimana para bintang tamu melantunkan nadanya dan mengikuti beat renyah yang dapat memuaskan selera paling rendah sekali pun.

Tidaklah dosa untuk membuat model musik seperti ini. Tetapi meninggalkan rasa berdosa bagi yang sangat menikmatinya. Apalagi di saat CD berhenti berputar, terasa ada lubang dalam menganga untuk minta diisi.

Hip Master

Layar Perak: Tidak Mau Nonton Sinema Perancis, Mati Aja Loe!

Film ini tidak hanya dibuat oleh Hollywood dan Bollywood. Di belahan dunia yang lain, film juga terus dibuat. Bedanya hanya pemasarannya tidak menggurita seperti dua kubu itu.

Perancis adalah salah satu negara yang rajin menggelar festival untuk meningkatkan kesadaran publik bahwa film dari negara itu juga patut untuk ditonton. Walaupun sering menggelar festival tapi tetap masih belum bisa menmbus pasar komersial.

Negara ini sering kali memposisikan filmnya di sisi yang berbeda dengan film Hollywood yang kacangan dan mengejar hiburan saja. Tapi kenyataannya, toh beberapa film Perancis juga mengadopsi resep yang sama dengan Hollywood, seperti Taxi versi orisinilnya. Yang kemudian Taxi dibuat ulang oleh Hollywood dengan menambah genjotan tensi hiburan.

Tapi film Perancis tidak hanya Taxi. Orang-orangnya yang berbicara dengan bahasa romantis walaupun sedang marah-marah adalah sajian yang menarik. Cara filmnya bertutur juga memberikan sentuhan yang berbeda. Kalau di kepala kita terlalu banyak film Hollywood, saatnya dikeluarkan racun-racunnya dengan menonton film Perancis.

Festival Sinema Perancis akan digelar pada tanggal 15 April sampai 10 Mei di Jakarta, Balikpapan, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Denpasar. Kota selain Jakarta mendapatkan keistimewaan karena bisa sinemanya bisa ditonton dengan gratis.

Kalau punya alasan film Perancis tidak menarik ditonton karena bahasanya tidak dimengerti, maka itu adalah alasan yang sangat lemah. Akan tersedia teks bahasa Inggris bagi mereka yang tidak mengerti bahasa Perancis. Dan kalau alasan berikutnya adalah malas baca teks bahasa Inggris, maka mati aja loe!

Jadwal lengkap dan sinema yang akan diputar bisa dilihat di www.sinema-perancis.com dan berikut beberapa trailernya.









Not-so-pink Chick

Cas Cis Cus Musik: Justin Yang Satu Ini Sedang Banyak Penggemarnya Di Indonesia


Saya jauh lebih menyukai Justin Timberlake. Tapi yang dibicarakan di posting ini bukan Justin yang bersama Timbaland mencetak salah satu lagu terbaik yang pernah ada di dunia, Cry Me A River. Justin yang sedang digila-gilai di Indonesia adalah Justin Bieber, cowok imut 13 tahun dari Kanada yang di video klipnya terlihat seperti lelaki yang punya keinginan merayu cewek terlalu berlebihan. L@L pernah berbicara kotor mengenai video klipnya di sini dan di sini.

Sedangkan fenomena tetaplah fenomena, terlepas dari apa yang L@L pernah tulis. Album terbarunya, My Worlds, yang baru dirilis 13 hari sudah berhasil mencapai status gold, atau dalam angka adalah 5.000 unit. Suatu prestasi luar biasa bagi artis luar negeri yang posisinya digerus oleh artis lokal dan lapak bajakan. Dengan cepat, My Worlds yang berisikan dua disc, satu dari mini album sebelumnya dan satu lagi dari mini album terbarunya, sudah menyalip kompilasi Dahsyat. Tepuk tangan yang meriah buat JB!

Yang menariknya lagi adalah antusiasme penjualan album ini. Dikabarkan beberapa toko CD sudah mulai memesan kembali karena stok menipis dan permintaan masih deras mengalir. Pada hari pertama pemunculan album ini, walaupun tidak terjadi antrian mengular sampai keluar toko, pembeli yang tidak sabar sampai menyambar CD tersebut dari kotak kardus yang belum terdisplay di rak. Sekali lagi applaus bagi JB!

Antusiasme seperti ini sudah lama tidak terjadi, apalagi untuk ukuran artis luar negeri yang penjualannya biasa-biasa saja. Orang-orang kembali menyerbu toko CD. Ini yang L@L suka. Penggemar masih mencari album fisik, dan kalau saja lapak bajakan musnah, mungkin toko CD akan kewalahan dan penggemar yang kecewa akan membakarnya karena tidak bisa pulang membawa My Worlds (yang ini terlalu berlebihan). Bahkan JT harus iri dengan fenomena ini.

Tahun ini JB bisa bersanding dengan Cinta Laura sebagai penyemarak album fisik. Masih ada harapan buat toko CD.

Hip Master

Tuesday, April 13, 2010

Gig Report: Misfits Live di Jakarta

Setelah melewati antrian panjang sementara dua lagu sudah dimainkan semenjak kami di luar, kami akhirnya masuk ke dalam Dome. Langsung saja crew L@L tercerai berai. Old Skuller langsung merangsek ke depan, dan Hip Master memutari arena karena menemukan konser punk kali ini didatangi cukup banyak wanita yang biasanya tidak pernah muncul di konser lainnya. Sementara saya terjebak dengan memegang kamera Flip Video untuk mendokumentasikan beberapa lagu.

Kekhawatiran itu terjadi. Bukan rusuhnya konser punk, tapi sound yang bising. Pengalaman menonton band di Dome sebelumnya membuat kuping ini cukup sakit. Suara yang keluar didefinisikan sebagai bising, karena suara yang memantul.

Jerry Only yang seakan tidak peduli dengan kacaunya sound yang didengar penonton, terus ngebut menggeber lagu-lagunya. Seperti janjinya sebelumnya, lagu-lagu Misfits dari era klasik sampai yang lebih modern dibawakannya. Penonton yang tahu persis lagunya ikut menggoyangkan Dome, baik itu berasal dari album lama maupun terkini.

Sambil menampar bass yang berkepala tengkorak, Jerry terus menyanyi seperti sedang dikejar ratusan banteng marah di belakangnya. Dia tidak pernah melihat ke belakang, dan juga jarang menengok ke teman main di sampingnya. Komunikasi dengan penonton juga teramat minim. Paling dia hanya menyebutkan judul lagu dan kemudian lanjut bermain dan bernyanyi.

Dez Cadena yang memegang gitar baru mengambil posisi vokal kalau nomor dari Black Flag dimainkan. Walaupun juga tidak banyak bergerak seperti Jerry Only, tapi Dez lebih bergerak daripada Jerry. Di penghujung konser dia mendekat ke drum, dan itu adalah jarak paling jauh yang pernah dia lakukan di atas panggung.

Nomor-nomor yang ditunggu, seperti Death Comes Ripping, Die Die Die My Darling dan Green Hell disimpan di penutup acara. Selama hampir satu setengah jam, trio ini ngebut memuntahkan puluhan lagu yang saya juga sudah tidak peduli berapa banyak lagu mereka mainkan.

Bagi penggemar punk, malam itu seperti melihat dewa turun ke bumi. Apa pun yang dilakukan oleh tiga orang itu di atas panggung adalah pentasbihan bahwa mereka telah bertemu dengan legenda.

Bagi yang tidak terlalu peduli dengan punk, malam itu adalah kebisingan dan kebosanan karena trio ini tidak banyak melakukan aksinya di atas panggung. Ngebut, ngebut dan ngebut. Kalau ngebut, maka yang benar-benar suka yang bisa menikmatinya.







Not-so-pink Chick

Review Album: Four Year Strong - Enemy Of The World


Seperti halnya rock dan metal yang dikawinsilangkan dengan genre atau sub-genre lainnya sehingga semakin membingungkan untuk dikategorikan, emo juga mengalami hal yang sama. My Chemical Romance mendapatkan pencapaian musikalnya dengan membaurkan rock klasik ke dalamnya. The Fall Of Troy diperdebatkan apakah masuk ke kategori progresif oleh mereka yang terjebak di masa lalu keemasan Yes. Sedangkan Four Year Strong mengambil sedikit dari power metal agar bisa dibedakan dengan serbuan band sejenis.

Sekejap, saya sempat berpikir Four Year Strong adalah band kloning dari Blessed By A Broken Heart yang mengumbar banyak tendangan double bass drum dan mengawinkannya dengan elektronik. Ternyata kadarnya saja yang berbeda. Terdapat double bass drum yang terpencar di sana sini, dan elektronik yang minimal. Kadar persamaannya mungkin hanya di sisi break yang seperti menaiki roller coster.

Kalau saja dihilangkan double bass drum dan elektronik, maka Four Year Strong akan sama dengan Fall Out Boy era From Under the Cork Tree. Oh band ini ternyata berada di bawah label Decaydance milik Pete Wenz.

Sementara Fall Out Boy semakin meninggalkan formula keberhasilannya, Four Year Strong mengambil tempat itu dengan sedikit modifikasi. Trek-trek di awal album seperti It Must Really Suck To Be Four Year Strong Right Now, On A Saturday dan trek lain dengan judul tidak nyambung khas emo adalah ekstasi chorus bermelodi yang para penonton konsernya akan bersemangat menyanyikannya.

Tak heran, Four Year Strong sebelum albumnya dirilis secara resmi oleh Universal Music Indonesia sudah mendapat hati dari banyak pengikutnya yang berusia kinyis-kinyis. Ini bagaikan anthem pemberontakan mereka, seperti hair band di 80-an dan alternatif di era 90-an. Chorusnya dibuat bertenaga sehingga mulut dapat mengeluarkan suara sekerasnya dan kepalan tangan menghajar udara.

Menyimak 11 lagu di dalam album ini, yang merupakan album ketiga dari Four Year Strong, tak ubahnya mengikuti rentetan kumpulan trek emo yang terasa pernah didengar sebelumnya. Lama-lama intensitasnya menghilang dan menjadi sekedar lagu yang lewat saja. Kalau sudah begini putar ulang dari awal untuk mendapatkan gairahnya kembali.

Old Skuller

Monday, April 12, 2010

Gig Report: Sebelum Masuk ke Dome, Misfits Live

Sempat terbersit keraguan untuk datang ke konsernya Misfits di Jakarta, karena konser ini akan didatangi oleh penggila punk. Di Bandung, terdapat satu konser punk yang jebol dan akhirnya harus berakhir lebih cepat dari jadwal. Ditakutkan hal ini terjadi lagi di Jakarta, apalagi harga tiket yang dipatok boleh dibilang terlalu mahal untuk anak-anak punk. Tapi crew L@L sudah bertekad untuk bersenang-senang dan berangkatlah kami ke Ancol.

Setelah perjalanan yang panjang, sampailah kami di lokasi pada pukul delapan malam kurang sepuluh menit. Di depan pos pemeriksaan tiket, terdapat sekumpulan besar orang yang menunggu untuk masuk ke dalam arena. Dilihat dari lagak-lagaknya ini sih seperti konser-konser yang biasanya. Dipastikan konser akan berlangsung aman.

Dari banyaknya orang yang bergerombol di luar, jumlah penonton yang datang jauh dari perkiraan kami sebelumnya. Kami pikir penonton akan banyak, tapi ternyata lebih banyak lagi. Satu persatu kami mulai memasuki arena setelah melewati penjagaan pertama.



Tepat di depan pintu masuk, berdiri satu panggung kecil, tempat band lokal memainkan beberapa lagu berirama punk. Beberapa penonton sudah panas sebelum menyimak Misfits. Hingar-bingar di atas panggung kecil ini membuat konser Misfits seperti pesta kecil merayakan punk.



Pada saat kami sampai, ternyata pintu masuk ke Dome, tempat Misfits melangsungkan ritualnya, belum bisa dimasuki oleh para pemegang tiket. Alhasil kami duduk-duduk dulu sambil memakan camilan yang dibandrol dengan harga yang teramat jahiliyah. Rasanya malas mengantri panjang tanpa kejelasan kapan bisa masuk.

Sampai akhirnya pintu dibuka, dan penonton mulai beringsut masut. Antrian yang masih terlalu panjang membuat kami masih malas untuk mengikutinya. Kami memilih untuk menghabiskan camilan dulu. Baru setelah camilan habis dan waktu menunjukkan jam sembilan kurang seperempat kami mulai merapatkan barisan.

Tepat jam sembilan malam, dan kami masih dalam antrian, dari dalam Dome terdengar intro yang sampai terdengar di luar. Mereka sudah mulai dan kami masih di luar. Panik melanda!



Bersambung...

Old Skuller

Tayang Televisi: Berapa Saluran Televisi Yang Sebenarnya Kita Butuhkan/Tonton


Orang tua kami sering bilang kalau kami bukanlah anak yang bersyukur dalam hal tontonan televisi. Begitu banyaknya tersedia saluran televisi nasional yang gratis, dengan siksaan iklan bertubi-tubi, dan televisi berbayar yang salurannya mencapai ratusan kalau bayar paket paling mahal, kami masih mengeluh tidak ada acara televisi yang bagus. Di jaman orang tua kami dulu, beliau-beliau ini harus puas tanpa protes bahwa kotak televisi yang mereka beli dengan harga lumayan mahal itu cuma berisi tayangan satu program saja, yaitu yang belum tergantikan TVRI.

Tetapi dari timbunan saluran televisi itu, berapa sih saluran yang kita perlukan, atau benar-benar kita tonton? Sebelum menjawab pertanyaan yang dapat menciutkan nyali seorang pemerhati televisi, mari kita analisa dulu konten dari saluran televisi yang ada.

Dimulai dari yang gratisan dulu. Dari stasiun televisi swasta dengan daya jangkau nasional, isinya kurang lebih mirip-mirip. Yaitu sinetron, tayangan musik langsung copyan aneh dari TRL, infotainment yang tidak bisa dibuat oleh E Channel dan reality show yang tidak real-real amat. Cobalah berselancar, dan yang akan didapat adalah: iklan! Kalau memerlukan konten lokal, maka pilih salah satu saja, toh sinetron dan infotainment bolah beda-beda judul tapi isinya sama.

Sekarang masuk ke televisi berbayar yang punya ratusan saluran. Saluran di sini sebenarnya dikuasai oleh para raksasa industri tontonan televisi. Jadi mereka punya beberapa program yang kemudian disebar dan diputar ulang di saluan televisi lainnya. Kalau mau lebih bersabar menunggu atau tidak peduli yang ditonton adalah episode lama dari serial anu, maka bisa pilih satu saja. Atau paling banyak dua, dari jaringan televisi yang berbeda.

Televisi yang isinya berita melulu juga tidak beda jauh. Konten sama. Penyiarnya saja yang berbeda. Gaya bertuturnya juga plus minus di masing-masing televisi. Saran: pilih yang peyiarnya cantik dan ganteng.

Saluran anak-anak. Akan lebih enak nonton televisi kalau tidak harus pindah ke saluran Disney bukan?

Saluran televisi olahraga berbeda dalam hal ini. Yang diperlukan dari satu televisi olah raga adalah tayangan langsung. Pemutaran ulang dari pertandingan yang berjalan tiga jam yang lalu sama tidak menariknya untuk ditonton dengan pertandingan yang berlangsung 20 tahun yang lalu. Stasiun televisi ini juga pintar. Mereka akan menyebar tayangan langsung di berbagai stasiun sehingga kita terpaksa berlangganan semuanya.

Kesimpulan yang diambil adalah: TVRI tetap akan menjadi bagian dari kita, pilih satu televisi nasional saja, ambil satu televisi yang isinya macam-macam buatan luar negeri, satu saja televisi berita cukup dan ambil semua televisi olah raga.

Pilihan yang diambil untuk televisi berbayar adalah paket yang paling murah ditambah dengan paket tayangan olah raga. Berapa pun saluran yang kita bisa tonton, bagaimana pun kita hanya satu pasang mata.

Hip Master

Tech & Ent: 3D Masuk Ke Rumah Ternyata Lebih Cepat Dari Perkiraan Kami


Para produsen televisi ternyata sudah tidak sabar untuk ikut mencicipi gurihnya kue 3D. Layar lebar baru saja melangkah di area 3D, televisi ingin ikut mengiringinya.

Kalau di dalam bioskop, 3D mempunyai daya magis tersendiri. Duduk di dalam gelap. Benda-benda di layar seakan mencuat keluar. Seakan kita berada di dunia yang lain meninggalkan bumi yang penuh amarah.

Sempat terpikir, lihat dulu nasib 3D di bioskop. Karena jangan-jangan ini hanya tren sesaat dan kemudian mati. Televisi sepertinya tidak peduli. Layar yang juga semakin besar, sehingga produk ini tidak cocok untuk ditempatkan di ruang keluarga di suatu rumah sangat sederhana, diharapkan dapat mendatangkan daya magis yang sama. Maksudnya juga mengalirkan daya serap uang yang sama.

Industri film juga sudah bersiap untuk memasok hiburan 3D di dalam ruang keluarga. Kabarnya serial Shrek akan tersedia dalam format Blue-Ray yang tentunya mendukung 3D. Jadi semua pihak memang sudah bersiap untuk menghadirkan alam baru di rumah.

Harga yang ditawarkan tentunya memang tidak cocok untuk pemilik rumah sangat sederhana. Indonesia sendiri dengan sigap menangkap peluang 3D dan sudah siap menjualnya sendiri. Harganya yang pasti lebih mahal dari harga sebuah motor bebek.

Bagi yang mampu membeli televisi layar besar berteknologi 3D, mereka akan menjadi keluarga yang aneh. Sambil duduk di sofa, bapak, ibu dan anak akan mengenakan kacamata 3D. Rasanya masih terasa aneh, hanya untuk melihat televisi saja, suatu bentuk hiburan yang instan maka harus mengenakan aksesori tambahan.

Hip Master

Friday, April 9, 2010

Layar Perak: Taring, Rizal Mantovani Gerak Cepat



Rasanya baru Desember kemarin Rizal Mantovani mencetak sukses lewat film horor Air Terjun Pengantin. Termasuk sukses karena saya sempat kehabisan tiket waktu mau nonton.

Akhir April ini, Rizal akan mengeluarkan film horor terbarunya, bertajuk Taring. Kalau dilihat dari trailernya, resep yang dipakai mirip-mirip. Cuma di taring ini tidak ada sosok yang sefenomenal Tamara Blezensky.

Kekreatifannya membuat karakter horor boleh lah dikeploki. Tidak mau terjebak di kawasan legenda urban pocong dan kuntilanak saja, Rizal memilih untuk menciptakan karakter baru. Siapa tahu nanti Hollywood ada yang cocok meminangnya dan kemudian dijadikan franchise. Kalau Kuntilanak kan royaltinya lari ke alam gaib sana, bukannya ke tangan Rizal.

Rizal kembali masuk hutan. Para crew dan model yang punya ide kreatif untuk membuat foto session lingerie di antara pohon dan semak belukar, mereka harus menghadapi penunggu hutan. Teriakan dari badan semampai yang berlarian masih menjadi menu utama. Lupakan cast laki-laki yang tidak penting. Pada akhirnya, mungkin hanya satu badan semampai yang bisa keluar dari hutan dengan selamat.

Hip Master

Gempita Panggung: Aksi Panggung Boleh OK, Tapi Posternya Menyebalkan


Materi promosi dari pertunjukan artis internasional adalah bentuk seni yang menjengkelkan. Dari hampir kesemuanya, hasilnya tidak jauh-jauh dari foto si artis, ditambahi nama si artis, plus waktu dan tempat dan sebagai gongnya adalah logo sponsor yang segede hampir sama dengan ukuran font nama artis.

Mungkin maksud promotor adalah untuk menarik lebih banyak penonton yang belum pernah dengar musiknya, dengan melihat wajahnya jadi tertarik untuk membeli tiket. Well, tidak berguna untuk saya yang pasti. Di jaman Internet sekarang ini, apalagi tiket artis internasional bisa berharga lebih mahal daripada pulsa satu bulan, MySpace selalu bisa memberi jawaban.

Tapi kalau memang benar-benar tidak tahu lagunya, buat apa beli tiket mahal dan hanya terbengong-bengong di arena sambil cengar-cengir?

Kembali ke topik bentuk seni yang menyebalkan. Promotor sepertinya tidak diberi banyak pilihan juga oleh si artis. Segala bentuk promosi pastilah diatur juga oleh yang berada di sono. Manajemen artis memberikan pilihan foto yang tersedia untuk dipakai, dan kemudian staf kreatif di kantor promotor memberikan sentuhan yang tidak terlalu banyak. Berarti dari sononya juga tidak percaya diri amat.

Jangan-jangan kalau malah terlalu kreatif, dengan tidak menampilkan foto sama sekali, hanya nama artis ditambah grafis yang lain, memang malah bisa jadi bakal tidak laku. Bukan pebisnis sih, jadi banyak tidak yakinnya.

Lihat saja poster dari Misfits yang akan naik panggung besok dan kami crew L@L akan berada di sana bukan karena tertarik melihat muka opa-opa yang tidak bisa menakuti kami karena make-up horornya. Atau jangan-jangan yang tidak tahu Misfits menyangka ini pertunjukan sirkus?

Not-so-pink Chick

Layar Perak: Bisa Pas Aja Film Ini Rilis Di Tengah Ramainya Skandal Jayus



Seperti biasa, tanpa pemberitahuan dan banyak halo-halo sebelumnya, tiba-tiba saja muncul film baru di jagad sinema Indonesia. Cara seperti ini tidak hanya dominasi film horor yang judulnya saja tidak bikin selera, tapi juga dipakai oleh mereka yang sudah jungkir balik dan makan asam garam dari dunia film. Agaknya mereka perlu mengambil mata pelajaran pemasaran 1-on-1.

Deddy Mizwar, aktor sekaligus sutradara yang piawai, siap mempertontonkan film terbarunya mulai tanggal 15 April ini. Diberi judul Alangkah Lucunya (Negeri Ini), baru dengar judulnya saja langsung terkesan film ini akan meledek habis-habisan fenomena kejanggalan yang sering terjadi di negara tercinta kita ini. Untuk membuat film model seperti ini, Deddy Mizwar bukanlah bapak kemarin sore. Beliau sudah fasih untuk membuatnya lancar diceritakan dalam layar lebar.

Masalah yang didapat ketika melihat trailernya adalah antara konten cerita dengan latar belakang lagu yang tidak nyambung. Dari beberapa cuplikan dialognya, terlihat film ini berusaha memancing tawa sinis dan senyum masam karena melihat potret diri sendiri di dalamnya. Sedangkan lagu latar belakangnya terdengar kadang menyayat dan menegangkan. Tidak terkesan lagunya akan menghantarkan sebuah pentas komedi satir.

Kalau pura-pura dan mengabaikan lagu latar belakangnya, maka film ini seperti menjanjikan. Unsur hiburannya ada, dibuat dengan cara membuat film yang benar serta tidak akan terasa gusar untuk meninggalkan bioskop sesegera mungkin padahal film belum juga selesai.

Waktu rilisnya juga sangat tepat. Selagi banyaknya pemberitaan yang mengungkap rentetan skandal jayus, film ini tentu akan mengundang minat. Tidak mungkin ini adalah pemasaran jenius yang sudah direncanakan dua tahun sebelumnya, yang strateginya adalah mengangkat skandal wahid ke permukaan dan kemudian dipuncaki dengan rilisnya Alangkah Lucunya (Negeri Ini). Ini mah kebetulan aja.

Old Skuller

Thursday, April 8, 2010

Tayang Televisi: Cuma Perlu 15 Menit Agar Tidak Ketinggalan Progres Cerita Sinetron


Tidak punya banyak waktu tapi masih ingin mengikuti sinetron yang ditayangkan di waktu prima agar tetap bisa nyambung obrolan dengan teman-teman sepergaulan? Tenang saja, ada cara jitu dan hanya perlu waktu 15 menit saja setiap hari.

Caranya juga tidak harus langganan tabloid yang isinya ringkasan dari episode sinetron yang disayangi. Tidak pula harus mengikuti mailing list dan forum online yang hanya melulu membicarakan tentang kelanjutan serunya serial sinetron Indonesia.


Karena sinteron adalah media di televisi, maka solusinya juga harus dari televisi juga. Perlu diingat sifat dasar dari sinetron Indonesia. Sinetron yang digilai oleh banyak orang ini terdiri dari sambungan berbagai masalah dari induk masalah yang tak kunjung selesai. Masalah yang kecil-kecil itu tidak selesai dalam hitungan satu episode saja. Masalah ini bisa berlarut-larut sampai dua minggu lebih, padahal sinetron ini tayang terus setiap hari. Bukan karena masalah kecil yang ditawarkan sinetron adalah masalah luar biasa yang butuh pemikiran dan usaha yang luar biasa untuk menyelesaikannya. Tapi memang pembuat skenarionya saja yang dapat perintah dari produsernya agar berlama-lama dan berpanjang-panjang.


Kembali ke solusi, yang diperlukan adalah bersiap-siap di depan layar televisi saat sinetron dimulai. Jangan sampai terlambat melihat awalnya, ini sangat penting. Di awal tayangan, sinetron akan menayangkan rangkuman atau sekilas dari episode sebelumnya. Dari situ terlihat apa yang kita lewatkan di episode sebelumnya, dan kemudian langsung dilanjutkan 10 menit awal dari episode terbaru.

Dari sini kita akan melihat bahwa kita tidak melewatkan banyak hal kalau hanya melewatkan satu episode. Kalau begini, yang diperlukan adalah 15 menit per minggu, untuk per judul sinetron karena saking lambatnya perkembangan cerita. Dengan begini, kita masih bisa mengikuti sinteron lain yang ditayangkan pada waktu yang bersamaan. Bahkan kita bisa menonton tayangan lain yang bukan sinetron dan bahkan melakukan aktivitas lain yang tidak melibatkan televisi di dalamnya.


Hip Master

Cas Cis Cus Musik: Bikin Aktivitas Dong Agar Toko Rekaman Musik Ramai Kembali


Membuka toko yang menjual CD dan kaset (siapa juga yang masih jual kaset? orisinil adalah bisnis yang paling beresiko saat ini. Produk penjualan produk musik fisik semakin menurun, karena konsumer melirik ke produk digital atau kalau di Indonesia digoda oleh lapak penjual barang bajakan dan unduhan ilegal, menyebabkan toko ritel musik semakin sepi pengunjung apalagi pembeli. Kalau masih ada yang berani buka toko CD baru, maka apakah orang itu memang benar-benar cinta musik atau teramat gila.

Kejadian sama juga terjadi di seluruh penjuru dunia. Toko musik lengang bak kuburan, tidak ada gairah yang memompa aktivitas dan penjualan di sana. Tapi masih ada segolongan manusia, yang terdiri dari pemilik toko musik, musisi dan label rekaman, yang masih peduli akan kelangsungan hidup toko musik. Di Amerika Serikat dicanangkan Record Store Day untuk membuat toko musik bergairah. Berbagai aktivitas diadakan untuk menarik perhatian konsumen kembali ke toko musik dan berbelanja.

Ajang yang di negara asalnya mengkhususkan diri kepada toko musik independen ini, diselenggarakan tiap bulan April hari Sabtu ketiga. Banyak album baru yang dirilis pada tanggal ini. Tidak hanya album biasa, tapi CD dan piringan hitam edisi khusus yang diproduksi spesial menyambut event ini. Selain itu, musisi juga meramaikan toko-toko untuk membuat hari itu menjadi lebih spesial. Mereka didatangkan tidak hanya untuk menandatangani sampul album, tapi juga memberikan penampilan.

Cara seperti ini tidak ada salahnya untuk diadaptasi di Indonesia. Sejauh pengetahuan saya, antusiasme konsumen untuk mendatangi toko musik di Indonesia sudah lama hilang. Fenomena melesatnya penjualan produk fisik album terbaru Justin Bieber, My Worlds, pada akhir pekan lalu adalah pengecualian.

Tidak pernah terlihat antrian konsumen menanti album baru siap dibeli. Semakin jarang terlihat para musisi muncul di toko musik untuk berpromosi. Orang-orang yang kita temui di toko musik hanyalah penjaga toko. Dan kehadiran label rekaman hanya lewat banner-bannernya. Singkatnya, toko rekaman musik minim aktivitas yang dapat menarik pengunjung.

Kalau memang ada niat dan keinginan untuk tetap menghidupkan toko rekaman musik, maka harus ada kerjasama dari semua yang mencintai musik. Tidak hanya dari industrinya saja, tapi juga termasuk media dan konsumennya sendiri. Yang lebih penting lagi, harus ada ketulusan untuk membantu, selain memang diharapkan akan mendongkrak penjualan produk fisik. Tapi untuk saat ini, sebagai awal marilah bekerja sama dan membuat musik menjadi sesuatu yang bisa dipegang kembali.

Old Skuller

Wednesday, April 7, 2010

Layar Perak: Masih 6 Bulan Lagi, Milla Jovovich Dalam 3D



Franchise Resident Evil memasuki babakan baru. September nanti, saga Alice dapat ditonton dalam format 3D. Diberi judul Afterlife, sekuel ini diambil gambarnya menggunakan kamera 3D besutan James Cameron yang sukses melambungkan Avatar.

Walaupun Resident Evil tidak pernah sebagus itu, tapi franchise ini punya kaum penggemarnya sendiri. Dan saya termasuk salah satunya. Dengan kesadaran sepenuhnya, yang saya cari adalah aksi dari Milla Jovovich menghajar pantat para zombie dan mutant.

Kali ini dapat disaksikan dalam 3D. Enam bulan lagi, film kelas B ini perlu ditonton menggunakan kacamata khusus.

Hip Master

Barang Baru: Solo Album Pertama Slash, Mengambil Konsep Supernatural Dan Probot


Slash, The Album, diklaim oleh Slash sendiri sebagai album solo pertamanya. Velvet Revolver pastilah bukan proyek solo. Dan dengan klaim ini, maka Slash's Snakepit juga bukan sebuah proyek solo.

Dalam album solo perdana ini, Slash mengambil konsep seperti album suksesnya Santana, Supernatural, dengan menggamit musisi lain dan menampilkan bintang tamu untuk setiap pengisian vokal. Pemilihan bintang tamu diracik untuk memenuhi kriteria bintang muda sampai ke legenda. Resep ini terbukti membuahkan hasil bagi Santana yang praktis saat itu sudah tidak dikenal oleh generasi yang lebih muda.

Dari yang didengar lewat streaming keseluruhan album minus trek bonus, The Album juga melakukan pendekatan seperti Dave Grohl lewat proyek Probot. The Album tidak akan mengigatkan pada Appetite Of Destruction, ini adalah Slash yang mengikuti jaman. Terdengar gaya bermusiknya mengalir saja tanpa takut terkotak di citra Slash sendiri.

Akan beredar di Indonesia lewat Universal Music Indonesia mulai tanggal 19 April ini. Kalau merindukan solo gitar, dapatkan album ini secepat mungkin.

Old Skuller

Video Not Dead Yet: K'Naan - Wavin' Flag



2010 adalah tahun yang menyenangkan. Album-album baru yang menarik terus dirilis. Terjadi kebangkitan gairah pembuatan video klip, terlihat dari Lady Gaga dan Gorillaz. Juga pesta akbar di pertengahan tahun yang dirayakan oleh seluruh umat di seluruh dunia. Suatu pemujaan yang membuat orang rela memerah matanya menahan kantuk, bolos sekolah dan mangkir dari kantor. Suatu altar yang disingkap tiap empat tahun, kali ini digelar di Afrika Selatan. Suatu bentuk pemujaan paling primitif, disebut dalah bahasa Indonesia sebagai Piala Dunia.

Sampai 11 Juli, lagu yang terus terdengar dan berkumandang hanya lagu ini. Lagu tema dari Piala dunia. Lagu ini menjadi sangat populer tanpa harus menduduki tangga lagu teratas. O o o o yang sangat catchy akan terbawa mencengkram otak sampai mati.

Pertama sempat terpikir kalau video klip ini adalah iklan Coca Cola. Ternyata memang ini iklan Coca Cola. Tapi yang lebih menarik adalah video klip sanggup membuat bulu kuduk merinding melihat kegembiraan yang terpancar dari muka-muka mereka yang menonton pertandingan dan merayakannya dengan gemilang.

Raut muka seperti ini yang diperlukan untuk membawa kembali antusias menyambut berhala piala Jules Rimet. Walaupun empat tahun lalu sempat dikecewakan dengan strategi tim defensif, semua ini bakal terhapus kalau melihat video klip Wavin' Flag.

Old Skuller

Tuesday, April 6, 2010

Gig Gossip: Pitbull dan Java Musikindo Catat Rekor Muri


Fenomenal. Ini kata yang tepat untuk penjualan tiket pertunjukan Pitbull di Jakarta. Hanya dalam satu hari saja, ribuan tiket sudah habis dibeli. Kini penggemar Pitbull yang tidak kebagian tiket terpaksa gigit jari atau harus menebusnya jauh lebih mahal dari tangan calo yang nan sadis mematok harga.

Rekor yang seharusnya dicatat oleh Muri ini tidak disangka-sangka. Di hari yang cerah, tiba-tiba kantor Java Muskindo diserbu dan pemesanan tiket lewat online terus mengalir. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Hanya dalam satu hari. Ya diulang lagi, hanya dalam satu hari, tulisan sold out itu sudah muncul di kaca loket. Pitbull memang populer di sini, tapi tidak disangka dapat menarik antusias sebegitu besarnya.

Sekali lagi Java Musikindo memperlihatkan kejeliannya dalam memilih artis yang akan ditampilkan. Serta menentukan arah permainan baru di bisnis promotor di Indonesia. Memantau pergerakan jumlah tiket yang terjual lewat Twitter dari Om Adrie sungguh mengagetkan sekaligus menarik. Tidak heran kepala Om Adrie semakin botak saja.

Atau dua cewek seperti foto di atas yang membuat tiketnya laku keras? Hmmmm...

Hip Master

Tech & Ent: Gebrakan Baru Playstation Tidak Benar-Benar Menggebrak



Nintendo Wii dengan cerdik, atau lebih tepatnya cepat, mengisi kejenuhan dunia konsol game. Sensor geraknya membuat Wii diterima dengan baik oleh pasar, walaupun pemakainya berarti harus berkeringat kini karena bukan hanya jempolnya saja yang bergerak.

Seperti yang telah diduga sebelumnya, Playstation yang kini ketinggalan kereta, airnya harus mengikuti kereta terdepan yang sekarang dilokomotifi oleh Wii. Playstation tahun ini akan segara meluncurkan konsol terbarunya, atau lebih tepatnya controler terbarunya. Kali ini, penggunanya menggunakan gerak tubuhnya untuk mengendalikan karakter di dalam game. Terasa seperti sama dengan Wii? Memang sama.

Yang membedakannya adalah Playstation memberikan gambar lebih kinclong dengan kapasitas Blue Raynya. Gambar berdefinisi tinggi memberikan kenyataan virtual bahwa pemain seakan-akan berada di kungkungan lingkungan game. Tapi tetap saja tidak terlalu revolusioner.

Langkah berikut dari Microsoft dengan Xbox juga kurang lebih akan berkisar di controler dengan sensor gerak. Bukan berita baru juga kalau Microsoft ikut mengekor produk yang sudah laku di pasar.

Hip Master

Video Not Dead Yet: Gorillaz - Stylo



Begitu cepat saya berubah pikiran. Tadinya video tahun ini akan dipegang oleh Lady Gaga lewat Telephone. Tapi kini wanita eksentrik itu punya penantang baru dari tokoh animasi rekaan, Gorillaz.

Mobil, kejar-kejaran, todongan pistol dan Bruce Willis. Wow kombinasi yang sempurna. Tidak perlu penjelasan lebih panjang lagi.

Mungkin tidak akan memenangkan piala Moon Man yang semakin banyak orang tidak lagi peduli. Tapi berhasil memenangkan hati penggemar musik dan video.

Not-so-pink Chick

Tayang Televisi: Bintang Tamu American Idol Seharusnya Malu

Mereka para bintang tamu di American Idol, yang merpakan artis musik mapan dengan banyak penggemar, sebenarnya sangat beresiko ketika tampil di ajang kontes ini. Karena peserta American Idol dituntut untuk bisa bernyanyi sekaligus menguasai panggung, maka seharusnya para bintang tamu yang punya pengalaman lebih banyak bisa melebihi penampilan pesertanya.

Tapi kenyataan berbicara lain. Belum tentu bintang tamu American melakukan penampilan yang lebih memukau. Tidak jarang mereka kelihatan lebih amatir daripada peserta American Idol sendiri. Vokal yang tidak prima serta penampilan yang kering adalah yang terjadi. Kalau saja mereka diadili oleh para juri, bisa-bisa komentar yang keluar lebih sadis.

Ini adalah contoh memalukan dari penampilan bintang tamu di American Idol. Penampilan Joe Jonas dan Demi Lovato berlalu begitu saja.



Not-so-pink Chick
 

Copyight © 2009 Live@Loud. Created and designed by