
Para produsen televisi ternyata sudah tidak sabar untuk ikut mencicipi gurihnya kue 3D. Layar lebar baru saja melangkah di area 3D, televisi ingin ikut mengiringinya.
Kalau di dalam bioskop, 3D mempunyai daya magis tersendiri. Duduk di dalam gelap. Benda-benda di layar seakan mencuat keluar. Seakan kita berada di dunia yang lain meninggalkan bumi yang penuh amarah.
Sempat terpikir, lihat dulu nasib 3D di bioskop. Karena jangan-jangan ini hanya tren sesaat dan kemudian mati. Televisi sepertinya tidak peduli. Layar yang juga semakin besar, sehingga produk ini tidak cocok untuk ditempatkan di ruang keluarga di suatu rumah sangat sederhana, diharapkan dapat mendatangkan daya magis yang sama. Maksudnya juga mengalirkan daya serap uang yang sama.
Industri film juga sudah bersiap untuk memasok hiburan 3D di dalam ruang keluarga. Kabarnya serial Shrek akan tersedia dalam format Blue-Ray yang tentunya mendukung 3D. Jadi semua pihak memang sudah bersiap untuk menghadirkan alam baru di rumah.
Harga yang ditawarkan tentunya memang tidak cocok untuk pemilik rumah sangat sederhana. Indonesia sendiri dengan sigap menangkap peluang 3D dan sudah siap menjualnya sendiri. Harganya yang pasti lebih mahal dari harga sebuah motor bebek.
Bagi yang mampu membeli televisi layar besar berteknologi 3D, mereka akan menjadi keluarga yang aneh. Sambil duduk di sofa, bapak, ibu dan anak akan mengenakan kacamata 3D. Rasanya masih terasa aneh, hanya untuk melihat televisi saja, suatu bentuk hiburan yang instan maka harus mengenakan aksesori tambahan.
Hip Master
No comments:
Post a Comment