
Materi promosi dari pertunjukan artis internasional adalah bentuk seni yang menjengkelkan. Dari hampir kesemuanya, hasilnya tidak jauh-jauh dari foto si artis, ditambahi nama si artis, plus waktu dan tempat dan sebagai gongnya adalah logo sponsor yang segede hampir sama dengan ukuran font nama artis.
Mungkin maksud promotor adalah untuk menarik lebih banyak penonton yang belum pernah dengar musiknya, dengan melihat wajahnya jadi tertarik untuk membeli tiket. Well, tidak berguna untuk saya yang pasti. Di jaman Internet sekarang ini, apalagi tiket artis internasional bisa berharga lebih mahal daripada pulsa satu bulan, MySpace selalu bisa memberi jawaban.
Tapi kalau memang benar-benar tidak tahu lagunya, buat apa beli tiket mahal dan hanya terbengong-bengong di arena sambil cengar-cengir?
Kembali ke topik bentuk seni yang menyebalkan. Promotor sepertinya tidak diberi banyak pilihan juga oleh si artis. Segala bentuk promosi pastilah diatur juga oleh yang berada di sono. Manajemen artis memberikan pilihan foto yang tersedia untuk dipakai, dan kemudian staf kreatif di kantor promotor memberikan sentuhan yang tidak terlalu banyak. Berarti dari sononya juga tidak percaya diri amat.
Jangan-jangan kalau malah terlalu kreatif, dengan tidak menampilkan foto sama sekali, hanya nama artis ditambah grafis yang lain, memang malah bisa jadi bakal tidak laku. Bukan pebisnis sih, jadi banyak tidak yakinnya.
Lihat saja poster dari Misfits yang akan naik panggung besok dan kami crew L@L akan berada di sana bukan karena tertarik melihat muka opa-opa yang tidak bisa menakuti kami karena make-up horornya. Atau jangan-jangan yang tidak tahu Misfits menyangka ini pertunjukan sirkus?
Not-so-pink Chick
No comments:
Post a Comment