
Saat Hip Master menyerahkan CD album ini untuk direview, alis mata ini sempat naik. Gak salah, Not-so-pink Chick had to do the review? Tapi alis mata ini menurun dan kuping semakin terbuka lebar baru pada trek pembukanya saja.
Mad House adalah trek pendek yang membuka pintu pada dunia kegelapan pasca kekerasan domestik. Kalau pada album sebelumnya Rihanna adalah bad girl, di Rated R, Rihana bertransformasi menjadi dangerous lady.
Peringatan berbahaya ini tidak hanya ditunjukkan pada sampul album. Rihanna seperti seorang yang saat ini harus melewati lorong gelap untuk kemudian memuncak pada balas dendam berdarah yang tidak memiliki titik balik.
Sound studio modern yang sudah terlalu sering untuk mengeluarkan suara produk jualan, dibentuk untuk mengitari benteng kelam. Nomor balada tidak terasa sebagai balada karena tempo yang pelan membuatnya sulit untuk dibedakan.
Mereka yang mengharapkan copy paste dari album sebelumnya akan sangat kecewa. Mulai dari trek kedua, Wait Your Turn, pendengar sudah terjebak ke dalam lubang hitam yang menyedot semakin dalam. Vokal Rihanna yang berbau Jamaika dengan teliti bisa masuk ke dalam alam baru. Rockstar 101 yang juga dibesut Slash menggebuk orang-orang yang mengira Hip hop hanyalah untuk berpesta. Russian Roulette yang sempat kami tidak perhatikan di awal dirilisnya sebagai single kini dirasakan relevan dengan keseluruhan album. Russian Roulette hampir terdengar seperti power ballad paling gelap dari glam hair rock band yang tidak mungkin laku di pasar tetapi dipuja oleh penggemarnya.
Photographs yang sempat menaikkan tempo bahkan terdengar seperti cemoohan bagi mereka yang masih berharap akan ada aroma pesta di album ini. The Last Song menuntaskan bahwa album ini adalah album yang terlalu personal.
Ini bukanlah album hip hop biasa. Bukan seperti album hip hop lain yang membuat telinga bebal.
Not-so-pink Chick