
Akhirnya kami menonton juga film terheboh tahun ini yang membuat banyak perempuan tercekat menahan nafas ketika Jacob memperlihatkan badan tatahan dewanya serta perut dan dada Edward yang pucat kering kerempeng. Jangan salahkan sutrada karena badan Edward yang kekasih abadi dari Isabella Swan tidak memiliki badan sesempurna Jacob. Ingat, Edward sebelum berubah menjadi vampir adalah manusia biasa yang hampir mati terkena penyakit.
Tentu sudah banyak yang menonton film dan buku New Moon, karena itu kami tidak mau berlelah-lelah untuk menulis ulang apa yan banyak ditulis dalam sinopsis. Posting ini akan lebih banyak kepada pengalaman kami menontonnya, apalagi kami belum ada yang membaca buku asal muasalnya. Jadi ini adalah sepenuhnya apa yang kami pikir dalam film itu dan kemungkinan lompatan ke film berikutnya.
Sekuel kedua ini bisa jadi periode paling lemah di antara ekspektasi tinggi yang dihantarkan di film pertama menuju periode yang lebih kompleks dan gelap. Sebagai film masa transisi, justru film ini berhasil memberi jembatan untuk memberi rasa penasaran di penghujung filmnya. Tidak seperti film pertama yang tidak memberikan ekspektasi apa-apa di akhir durasi.
Karena film transisi, maka ceritanya harus dimulai dari perkembangan kisah cinta beda dunia antara Bella dan Edward. Pasangan ini harus berpisah (untuk sementara waktu) karena Edward ingin melindungi Bella dengan tidak berada di sebelahnya. Inilah beda logika cinta dari seseorang yang berusia 109 tahun dengan 18 tahun.
Seperti film cinta yang lain, Bella menghadapi kebimbangan di masa kosongnya yang kelam. Jacob kemudian perlahan masuk menggantikan Edward. Porsi film yang diberikan untuk menggambarkan kehancuran cinta Bella terlalu panjang, ini adalah waktu di mana kami sempat menyesal mengapa harus memaksakan diri nonton New Moon demi agar merasa tidak ketinggalan.
Penyesalan kami sempat berlarut-larut sampai Bella harus pergi ke Itali untuk menyusul Edward yang menyerahkan diri ke dewan vampir dunia, yang disebut Volturi. Baru di sini, kami melihat ada dunia vampir yang lain selain dunia vampirnya Edward yang menye-menye. Volturi adalah sosok vampir yang kami harapkan, gelap dan kelam. Akhirnya Twilight Saga menunjukkan sinyal film berikutnya akan menuju ke area yang lebih gelap, plus kisah percintaannya yang seharusnya menjadi lebih dewasa.
Penghujung film yang membuat penasaran penonton memberi kami jalan, bahwa di film berikutnya bisa dinanti konflik yang lebih tajam antara manusia, kumpulan serigala jejadian, vampir baik dan Volturi. Dan di film terakhir, yang ke-empat, kami berharap dapat menemukan puncak dari konflik ini dan tentu saja akhir dari kisah cinta. Kehadiran Volturi yang menjanjikan akan hadir di sekuel berikutnya, membuat kami ingin menonton sekuelnya sampai habis. Bahkan kami sempat melupakan dan memaafkan adegan pertama pemunculan Edward turun dari Volvonya mendekati Bella dengan slow motion, raut muka Bella yang tidak ada bedanya kala di sebelah Edward atau pun Jacob atau waktunya keduanya tidak ada, dan adegan lari pasangan Edward dan Bella dalam gerak lambat yang kami kira hanya muncul di film Indonesia 70-an. Eh belum lupa ding. Ini adalah adegan yang bisa kami tertawakan sepanjang hidup kami.
Not-so-pink Chick
No comments:
Post a Comment