Muncul isu bahwa pagelaran festival musik Soundrenaline yang rutin tiap tahun diadakan oleh perusahaan rokok Sampoerna akan berakhir. Kesan itu muncul, karena di tahun-tahun sebelumnya ajang ini diadakan di banyak kota, sedangkan di 2009 Soundrenaline hanya mengambil tempat di Bali.
Belakangan ini, festival musik cukup sering digelar di Jakarta. Mungkin karena alasan itu juga, Soundrenaline di tahun belakangan tidak lagi diadakan di Jakarta. Pindah ke kota lain dengan alasan membuka kesempatan untuk kota lain yang belum pernah disinggahi.
Festival musik yang digelar di Jakarta juga menjadi semakin spesifik ke genre tertentu. Tidak seperti Soundrenaline yang menggabungkan banyak genre ke dalam satu lokasi luas. Bahkan festival yang baru-baru muncul berani mengklaim sebagai ajang internasional. Mungkin maksudnya dengan sedikit penampil dari luar Indonesia, maka mereka berani bilang ini event internasional. Bukannya event internasional yang sanggup mengundang turis asing ke Indonesia hanya bertujuan untuk menonton festival. Di luar Jakarta pun beda-beda tipis. Walaupun tidak sampai mengaku sebagai event internasional, tapi kegiatan semacam juga sering diadakan oleh perusahaan rokok yang lain, operator telekomunikasi dan stasiun televisi. Bahkan tidak jarang, semuanya bisa bebas masuk, alias gratis, tis, tis, tis.
Sampoerna tentu tidak akan mengakui bahwa festivalnya kini sudah turun pamor karena banyak saingan. Sampoerna telah berusaha keras agar dapat menciptakan atmosfer yang berbeda-beda tiap tahun. Yang lain juga melakukan hal serupa, musik plus hiburan lainnya plus kegiatan bersama artis dalam satu lokasi. Tapi ujung-ujungnya, sebuah festival harus mempunyai line-up artis yang mantap untuk tetap gegap gempita.
Pilihan artis selalu menjadi pilihan yang sulit. Tapi bukankah penyanyi dan band di Indonesia banyak banget? Betul, tetapi pasar maunya hanya artis yang itu-itu saja. Penyelenggara pun menyerah dengan keinginan pasar demi acaranya ramai. Coba lihat lagi daftar penampil yang pernah hadir di Soundrenaline. Banyak nama hampir selalu muncul.
Parahnya lagi, semua penyelenggara berpikiran sama. Tidak salah kalau dilihat secara angka komersial. Apalagi pengalaman membuktikan, artis bagus tapi tidak gencar terdengar di pasar tidak selalu bisa menarik banyak penonton. Penyelenggara acara menginginkan artis yang dijamin bisa menggiring penonton menikmati pesan sponsor.
Karena itu, lama-lama pasar bisa bosan juga. Bulan sebelumnya mereka sudah menonton artis yang sama, masak besok mau nonton lagi. Penyelenggara bisa bilang bahwa pasar Indonesia luas sekali, tapi seberapa luas sih yang senang nonton musik.
Publik di luar Jakarta katanya haus hiburan. Mereka pasti senang-senang saja dapat hiburan murah bahkan ada yang cuma-cuma. Tapi masak iya, mereka tidak sampai ke titik jenuh kalau suguhannya itu-itu saja.
Jadi kalau sampai Soundrenaline hilang dari peredaran tahun depan, malahan bagus. Istirahat dulu tidak ada salahnya, sambil memformulasikan line-up seperti apa untuk dapat menyegarkan Soundrenaline. Kalau L@L kepinginnya penyelenggara harus lebih berani. Tapi itu L@L lho, bukan menyuarakan pasar.
Hip Master
Thursday, December 3, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment