Monday, December 7, 2009

Gempita Panggung: Bedanya Lokal Dengan Luar


Para artis lokal boleh bersungut-sungut, mereka selalu dijadikan sebagai artis pembuka konser dari pertunjukan puncak dari artis luar negeri. Yang dimaksud dari artis luar negeri, bukanlah sekedar artis luar negeri, tapi mereka yang sudah memiliki reputasi internasional.

Para artis lokal juga boleh berkomentar bahwa musikalitas mereka tidak kalah untuk disejajarkan dengan artis luar negeri. Memang benar komentar tersebut. Lagu-lagu dari mereka tidak kalah asiknya dan sudah bisa merajai radio dan televisi. Tapi saat mereka di atas panggung, keadaan jadi berbeda. Yang diperlukan bukan hanya lagu hit saja. Masih ada yang perlu untuk lebih diperhatikan di atas panggng demi kenyamanan penontonnya, yang sudah membayar. Peringatan: posting ini membahas mengenai kenikmatan menonton konser yang harga tiketnya cukup tinggi.

Para artis lokal boleh saja menjadi pengumpul massa yang bisa diandalkan. Tapi kalau sudah berhubungan dengan memuaskan mata dan telinga, mereka harus lebih banyak belajar dari artis luar negeri.

Pertama adalah soal sound. Kami melakukan riset tentang mitos bahwa artis luar yang menjadi puncak acara mendapatkan fasilitas lebih pada sound ketimbang artis pembukanya. Jawaban dari mereka sama, kini sudah tidak jamannya lagi memberi fasilitas lebih. Ada kalanya mereka meminta produk tertentu untuk memperkuat sound yang artis lain tidak boleh memakainya, dan tidak jarang juga mereka mengandalkan apa yang sudah disediakan oleh panitia (yang tentu saja sebelumnya sudah melalui persetujuan dari artis luar tersebut). Sehingga terambil kesimpulan bahwa barang yang mereka pakai sebenarnya barang yang sama. Yang membedakan adalah para artis luar negeri lebih serius menangani sound agar suara yang keluar sampai ke kuping penonton bisa dinikmati. Sedangkan artis lokal juga sudah serius menangani sound, tapi masih belum menguasai betul ilmunya. Makanya tidak jarang, sound yang keluar dari artis lokal lebih sering terdengar kencangnya saja tanpa memikirkan kenyamanan kuping.

Kedua adalah kesungguhan aksi panggung. Untuk poin yang ini, sudah ada artis lokal yang memiliki kualitas yang sama dengan artis luar negeri. Tapi perbandingan jumlahnya masih terlalu kecil. Bukanlah hal yang mudah untuk tetap mempertahankan ketertarikan penonton, sepanjang si artis menggeber musiknya di atas panggung. Saat mereka mulai memainkan nada pertamanya, mereka mampu untuk membuat kita berpikir bahwa mereka serius bermain untuk memuaskan penonton. Dan ini terus berlangsung sampai mereka turun panggung.

Ketiga adalah aura mengendalikan penonton. Ini yang sangat jarang sekali dimiliki oleh artis lokal. Pada saat artis berada di atas panggung, artis harus mampu menguasai penonton. Mereka harus terlihat sangat menyakinkan agar penonton mengikuti apa yang diinstruksikan oleh artis. Kalau artis minta penonton meloncat, maka penonton akan meloncat, kalau artis meminta penonton menyanyi, maka penonton akan menyanyi. Ini bukan hanya memerlukan kemampuan komunikasi yang baik, ini adalah aura kepemimpinan yang dipancarkan oleh sang artis. Di atas panggung, artis adalah gembala dari domba-domba yang membayar tiket.

Not-so-pink Chick

No comments:

Post a Comment

 

Copyight © 2009 Live@Loud. Created and designed by