
Posting minggu ini tidak bisa lepas dari akan diputarnya Avatar, film yang disebut-sebut menjadi tonggak arah baru Hollywood. Pada tanggal 18 Desember ini, kita akan melihat apakah perjudian terbesar Hollywood dapat mengembalikan modal dan meraup keuntungan besar.
Setelah lama tidak muncul setelah Titanic, sutradara James Cameron harus menunggu 18 tahun untuk memastikan filmnya yang berikut harus memiliki faktor wow yang membuat mulut penonton menganga. 3D menjadi pilihannya, format yang mengajak penonton di bioskop gelap tenggelam dalam alam buatan layar lebar. James Cameron rela menunggu selama itu untuk memastikan konsep yang dia mau dapat diterjemahkan ke layar, karena dalam kurun waktu tersebut teknologinya terus berkembang.
Film yang diperkirakan akan berdurasi lebih dari dua jam ini akan memunculkan benda, alien dan lingkungan keluar dari layar. Setelah selama banyak dekade film hanya dinikmati melalui dua dimensi saja, ditambah dengan tata suara membahana, penonton cukup puas. Kini mereka diberi sesuatu yang baru.
Walaupun sebelumnya sudah ada beberapa film berformat 3D, tetapi Avatar dijanjikan akan memberikan sesuatu yang lain. Ekspektasi yang dibangun tim pemasaran dan publikasi membuat calon penonton berharap banyak. Seperti publik yang menunggu-nunggu evolusi film saat film bersuara dan berwarna pertama kali diluncurkan. Bukan tidak mungkin, format 3D dengan cepat akan diadopsi oleh sebagian besar film nantinya. Para pelaku industri ini akan menunggu hasilnya setelah Avatar diputar.
Sebagai industri yang berusaha mengeruk profit sebesar-sebesarnya, ada kemungkinan format 3D tiak hanya akan berhenti di layar bioskop saja. Produk film harus diperluas untuk memperpanjang aliran masuknya uang. Setelah puas mendapatkan sensasi 3D di dalam bioskop maka penonton akan mencari produknya untuk dapat dinikmati di lain waktu di rumah.
Untuk saat ini, penonton akan digiring ke bioskop dulu. Teknologi 3D yang hadir di rumah masih ditahan dulu peluncurannya, walaupun di dekade sebelumnya sudah ada tayangan 3D untuk televisi. Tetapi hype 3D di rumah masih dibuat misterius.
Sampai waktunya Avatar mencetak hit besar di bioskop dan kemudian harus turun ke keping DVD, baru misteri menikmati 3D di rumah akan terkuak. Apalagi layar televisi di rumah semakin besar saja, ini membuat format 3D di rumah dapat lebih mulus masuk ke dalam ruang keluarga. Tapi untuk sementara ini, untuk menutup tahun ini, mari kita nikmati sensasi 3D di bioskop dulu.
Hip Master
No comments:
Post a Comment