Tuesday, December 1, 2009

Review Album: Nirvana - Live At Reading


Pada tahun 1992, setelah meledak lewat album Nevermind dan sebelum mengeluarkan In Utero, Nirvana melakukan salah satu konser yang paling legendaris di Reading Festival. Trio dari Seattle ini menjadi penutup dari festival besar yang tiap tahunnya diadakan di Inggris. Di saat itu, Nirvana sedang berada di puncak semua band di seluruh dunia. Bersamaan dengan popularitas yang diraihnya, Nirvana justru juga berusaha untuk menjauhi popularitasnya dengan cara membunuh citranya sendiri. Berulang kali wawancara yang dilakukan oleh band ini menghasilkan artikel yang tidak jelas juntrungannya. Di atas panggung, mereka pun melakukan hal yang sama. Tidak di mana-mana termasuk di Reading.

Ini menjadi latar belakang mengapa konser legendaris mereka juga bisa dikatakan sebagai konser yang tidak sepenuhnya bagus secara musikalitas dan produksi. Terdapat tiga kemungkinan mengapa di konser ini terjadi penurunan dibandingkan dengan versi albumnya.

a. Nirvana tidak memiliki keahlian bermusik yang mumpuni
Kelahiran Nirvana justru menghancurkan benteng besar yang dibangun oleh para pemusik yang benar-benar mengerti cara bermain musik, bahwa membuat musik harus bisa dengan benar dan baik memainkannya. Nirvana justru melecehkannya. Mereka mendemonstrasikan bahwa keahlian bermusik jauh di bawah para musisi malah bisa menghasilkan album yang cemerlang. Ini dibawa sampai ke atas panggung. Permainan Nirvana tidak stabil di setiap lagu. Kadang terlalu keras, kadang terlalu cepat dan kesalahan yang lain.

b. Terlalu mabuk untuk bermain dengan benar
Sudah bukan rahasia lagi kalau Kurt Cobain sering teler, termasuk saat naik panggung. Ini memberikan dampak kepada totalitas pemunculan mereka di atas panggung. Saat permainan mereka berantakan dan seakan tidak punya runtutan yang jelas di atas panggung, Nirvana memberikan kejuutan-kejutan. Kurt Cobain naik panggung dengan kursi roda, wig dan baju terusan seperti perempuan. Di akhir set mereka menghancurkan peralatan. Di dalam komunikasinya dengan penonton, Kurt meracau.

c. Nirvana dengan sengaja menjelekkan permainannya
Ini menjadi salah satu untuk membunuh citra mereka yang populer. Terlihat jelas saat mereka memainkan Smell Like Teen Spirit, nomor mereka yang paling hit. Justru di sini mereka melencengkan nada petikan gitar dan memberantakkan bagian solo.

Bagaimana pun, rilisan ini mencoba memberikan gambaran apa yang terjadi di konser yang banyak dibicarakan oleh media. dalam satu setengah jam lebih, Nirvana memainkan koleksi dari kebanyakan lagu di album Bleach dan Nevermind, serta beberapa lagu cover. Di dalam versi CD, terdapat total 24 lagu dimainkan, sesuatu yang tidak bisa kita dapatkan lagi di konser-konser band sekarang. Dibuka dengan Breed dan ditutup dengan Teritorial Pissing, Nirvana memperdengarkan energi mereka di atas panggung. Disertai dengan kesalahan-kesalahan permainan mereka, ini membuat Nirvana adalah Nirvana yang seharusnya.

Not-so-pink Chick

1 comment:

 

Copyight © 2009 Live@Loud. Created and designed by