Tanpa terlalu memperhatikan Melody Maker sebagai band pertama yang naik panggung dan Psycroptic yang pol-polan tapi maaf kami tidak tahu lagu-lagunya - jadi kami lebih sibuk ngobrol - kita langsung saja melaporkan penampil utama yang ditunggu-tunggu, Arch Enemy.
Di depan penonton yang jumlahnya tidak sebanyak konser Lamb Of God, band melodic death metal dari Swedia tetap memberikan sajian yang memuaskan. Dari nomor pembuka, Blood In Your Hands, kami sudah merangsek maju untuk lebih dekat dengan empat laki-laki dan satu perempuan yang menguasai panggung.
Hilang sudah kekhawatiran kami Arch Enemy bakal setengah hati naik panggung di Jakarta, karena malam sebelumnya sampai sore menjelang waktu konser, kami mendengar berita bahwa mood mereka sedang tidak baik. Daniel Enlarson dengan disiplin menjalankan tugasnya di belakang set drum pearl. Walaupun fisiknya tidak terlihat lengkap dan tidak pernah keluar dari sarangnya, tetapi suara yang keluar dari gebukannya terus membekas di penonton yang hadir malam itu. Sharlee D'Angelo bukanlah model pemain bas yang tenang berada di kegelapan panggung. Sharlee maju ke depan, dan menggila bersama personil lainnya yang berada di garis depan.
Ammot bersaudara, Michael dan Christoper adalah pusat perhatian di sisi kiri kanan panggung. Kocokan gitarnya tidak berhenti mebuat penonton terkagum dan fingering di atas papan fret adalah yang diperlukan oleh penonton untuk menyaksikan bukti dari banyaknya pujian yang telah disematkan pada duo gitaris bersaudara ini. Sesekali Michael menghampiri Christoper, atau mereka berdua berada di sisi tengah panggung saat solo mereka bersautan atau sedang membuat harmoni melodi.
Tentu saja perhatian malam itu lebih banyak dialamatkan pada vokalisnya, Anggela Gossow, sebagai salah satu fonted female yang paling populer saat ini. Angela dengan gagah meraung membuktikan bahwa vokalnya bukanlah olahan studio, tapi juga sanggup terdengar garang di atas panggung. Bahasa tubuh perempuan bertubuh langsing ini juga suatu tontonan yang menyedapkan mata. Setiap rif dan solo diikuti dengan gaya yang menerjemahkan lagunya.
Nomor-nomor yang dibawan oleh Arch enemy bukanlah jenis metal yang menghasilkan moshpit dan circle pit setiap saat. Trek-trek yang didominasi oleh kecepatan seperti Ravenous, Diva Satanica dan Nemesis menghasilkan pit yang paling besar dan paling buas.
Tapi tidak berarti nomor-nomor yang memiliki kecepatan medium tidak ditanggapi panas oleh penonton. Dengan nama besar dan penggemar fanatik, setiap melodi dari setiap trek dikumandangkan oleh penonton dari bawah panggung mengiringi sayatan Ammot bersaudara. Ini membuat nomor seperti I will Live dan We Will Rise menjadi nomor yang lebih bertenaga saat dibawakan secara langsung.
Dari awal sampai akhir, konser Arch Enemy adalah konser yang memuaskan secara visual dan audio. Aksi panggung mereka habis-habisan dan sound sistemnya tidak mengecewakan. Ini termasuk dalam salah satu konser terbaik tahun ini.
Buat promotornya, Solucite, kami selalu mendukung. Bawa lebih banyak metal ke negeri ini. Atau sekalian bikin festival.
Not-so-pink Chick
No comments:
Post a Comment