Wednesday, November 25, 2009

Review Album: Breaking Benjamin - Dear Agony


Dalam sejarah musik rock, sub genre modern rock menempati posisi yang paling bawah. Walaupun modern rock meneruskan istilah rock tak pernah mati, hanya berubah bentuk, tetapi sub genre ini tidak banyak menghasilkan inovasi dan variasi.

Mari kita lebih jujur dengan diri sendiri. Modern rock memang berhasil menendang kuping karena kesederhanaan dan proses mixing yang membuat suara yang keluar lebih kencang. Tetapi modern rock terjebak pada kemiripan. Lick pendek, riff berat, ritem patah-patah dan vokal adalah elemen-elemen yang diadopsi oleh banyak band modern metal. Bahkan lebih parahnya lagi, kami tidak bisa mengingat wajah dari band-band ini.

Breaking Benjamin tidak banyak berbeda dengan band yang lain. Album terbarunya sangat mengejar sensasi momen pendengaran pertama. Lagu-lagunya membuat kami tertarik mendengarnya pada putaran pertama dan kedua. Tapi mulai putaran ketiga album ini tidak menyisakan sesuatu untuk lebih dieksplorasi lagi. Pada putaran-putaran berikutnya kami merasakan Breaking Benjamin terlalu nyaman dengan formula pasaran modern rock.

Dear Agony tidak berhasil untuk membuat pendengarnya semakin nyaman dalam putaran-putaran berikutnya. Saran kami, pinjam saja album ini dari orang lain. Setelah dua tiga kali mendengar, pinjamkan lagi kepada orang lain. Maka sensasi pendengaran pertama tidak terganggu.

Dalam momen pendengaran pertama, trek-trek seperti Fade Away, I Will Not Bow, Lights Out dan Dear Agony masih bisa enak dinikmati.

Not-so-pink Chick

No comments:

Post a Comment

 

Copyight © 2009 Live@Loud. Created and designed by