Monday, August 31, 2009

Daftar Penting Gak Penting Gitu Deeh: Die Hard Fans Di Era Digital



Di jaman digital ini, tidak hanya artisnya yang semakin eksis, tapi fansnya juga bisa semakin eksis. Bukan jamannya lagi penggemar cuma bisa kirim surat ke PO Box fans club dan memasang foto-foto artis kesayangannya samapai menutupi warna asli tembok kamar.

Terdapat tujuh tanda yang bisa dilakukan anak jaman sekarang untuk memuja artis:
  1. Menjadi fan di fan page dan follow twitter account artis kegemarannya.
  2. Selalu aktif di forum diskusi online dengan segala topik yang berhubungan dengan si artis.
  3. Selalu menjadi yang paling depan untuk membela sang artis mati-matian saat sang artis dihujat, dimaki dan dibantai di forum diskusi online dan kolom komentar blog.
  4. Tidak menyebarkan posisi keberadaan sang artis lewat Twitter kepada penggemar yang lain, karena ingin menikmati sendiri di depan matanya.
  5. Dengan sukarela mempromosikan album atau film terbaru si artis lewat chain mail dan status di Facebook serta Twitter. Kalau ada waktu, bikin review di blog dan memberi jumlah bintang paling maksimal.
  6. Berfoto dengan merchandise si artis, yang kemudian dijadikan foto profile.
  7. Nama user menggunakan sesuatu yang berhubungan dengan si artis. Misalnya: iluvjustin, britneyrules, dan semacamnya
Hip Master

Whatever: Noel Keluar Dari Oasis (Akhirnya)



Berita keluarnya Noel Gallagher dari Oasis sebenarnya tidak terlalu mengejutkan kami. Sebagai sebuah band, dalam kurun waktu 18 tahun, mereka terlalu banyak membuat berita tentang ketidakcocokan dan pertengkaran yang siling berganti. Di antaranya yang paling seru adalah perselisana antara dua bersaudara Gallagher, Noel dan Liam.

Apakah ini akhir dari Oasis? Belum tentu. Sejarah musik mencatat apa saja bisa terjadi. Sifat kekanak-kanakan para rocker di usia dewasa, bisa kemudian menjadi dewasa setelah mereka tua. Atau saat tabungan mereka sudah mulai menipis. Segalanya masih bisa terjadi, persis seperti opera sabun.

Dalam waktu dekat memang belum diketahui bagaimana nasib Oasis. Tanpa Noel, rasanya band ini akan susah berjalan terus. Karena Oasis sebenarnya lebih baik tanpa Liam daripada tanpa Noel.

Not-so-pink Chick

Tech & Ent: Ucapan Terima Kasih Kepada MySpace

Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada MySpace. Karena lewat MySpace kami bisa mendengarkan album-album baru yang distreaming secara gratis. Kami juga bisa streaming album-album lama dengan gratis juga.

Di jaman ekonomi sulit seperti sekarang ini, adalah perlu untuk semakin teliti sebelum membeli. Kehadiran MySpace dengan segala kebutuhan pendengar sebagai calon pembeli bagaikan oase di padang pasir.

Dengan MySpace paling tidak kita tidak merasa bersalah, karena dapatmendengar lagu dengan jalur legal. Toh thin line yang membedakan antara produk legal dan ilega hanyalah rasa berdosa pada saat kita menikmatinya.

Not-so-pink Chick

Whatever: Di Mana Band-Band Tua Itu Sekarang Berada?


Dalam salah satu obrolan biasa dengan teman-teman di luar L@L, tiba-tiba topik pembicaraan berubah menjadi band-band lama yang dulu pernah muncul dan terkenal. Salah satu band yang disebut adalah Judas Priest. Semua orang di lingkaran obrolan itu, kecuali Old Skuller, bertanya-tanya, apa kabar dan di mana Judas Priest sekarang. Mereka mengambil kesimpulan band yang tidak pernah lagi terdengar pasti sudah benar.

Mendengar Judas Priest masuk ke topik obrolan apalagi dipertanyakan ke-eksis-an mereka sekarang, hati ini langsung panas. Sebagai jawaban dari pertanyaan mereka adalah: Judas Priest masih ada, kemudian dijelaskan setelah kickin' ass album, Painkiller, Rob Halford digantikan oleh Tim Owen untuk dua album saja. Kemudia Rob masuk kembali dan sudah bikin album lagi. Bahkan mereka sudah melakukan tur.

Bukannya gembira mendengar Judas Priest masih ada, mereka malah melihat Old Skuller dengan muka yang aneh. Seperti berkata mengapa kamu masih mengikuti band lama dan sudah tidak seterkenal dulu lagi? Dan darimana pula sumber informasinya? Tentu saja sumbernya dari Internet, you fool.

Karena itu, kalau masih ada yang bertanya-tanya pada kemana band-band tua itu, maka jawabannya adalah ya mereka memang lebih tua sekarang seperti juga kita yang semakin menua. Tapi banyak di antara mereka yang masih saja bermusik dengan album-album baru yang masih terdengar asik. Kalau penasaran, cari saja di Google.

Old Skuller

Video Not Dead Yet: Weird Al Yankovic - Ringtone



Tidak di Indonesia, tidak di negara-negara mana pun di dunia, semua menawarkan lagu dengan topik bodoh. Bayangkan terdapat lagu dengan topik Ringtone.

Cukuplah urusan ringtone ini terjadi di sekitar kita saja. Seperti misalnya saat kita berkumpul dengan teman-teman dan kaget ketika handphone salah satu teman kita berdering, yang keluar adalah ringtone ST 12, Saat Terakhir. Tanpa babibu, langsung saja kita mencelanya. Padahal hati kecil ikut bernyanyi juga, apalagi bagian "kamu, kamu, kamu".

Kembali ke Weird Al Yankovic, walaupun lagunya berjudul Ringtone, tetapi janganlah dipakai untuk ringtone. Karena di sini lagu ini nggak ada bau-baunya, dan memang lagunya gak ada enak-enaknya.

Not-so-pink Chick

Thursday, August 27, 2009

Whatever: Metal Menuju Arah Yang Lain

T-shirt ini adalah merchandise resmi dari sebuah band yang mengaku metal, iwrestledabearonce. Apakah ini hanya bercanda? Apakah ini adalah cara untuk menarik perhatian? Apakah ini tren dari metal ke depan?

Tapi untuk saat ini, rasanya mereka mendorongnya terlalu jauh.

Old Skuller

Whatever: Tidak Pernah Untuk Percaya Farewell Tour


Tahun ini Nine Inch Nails menyatakan: ini adalah tur terakhir. Apakah benar? Eee...maaf kami tidak mempercayainya. Di tahun ini juga NIN memperluas cakupan turnya. Negara-negara Asia yang biasanya tidak kebagian jatah, kini mendapat perhatian dari Trent Reznor. Kalau dilihat dari perhitungan ekonomi, semuanya menjadi masuk akal. Berita yang mengejutkan, judul yang menghebohkan, supply dijanjjikan akan dipotong, membuat demand meningkat. Akhirnya...uang mengalir.

Salah satu hal yang menarik para artis untuk kembali menggelar tur, tentu saja uangnya. Band-band yang dahulu bubar karena perbedaan pendapat akut, kemudian dapat bersatu lagi, bepergian bersama-sama dalam periode satu tahun. Pemandangan yang mustahil saat mereka menyatakan bubar, tetapi kedewasaan telah mengubah mereka. What? Memangnya mereka kurang dewasa pada waktu bubar?


Satu band lagi akan bereuni dan menggelar tur. The Cranberries, tentu saja lengkap dengan vokalisnya Dolores O'Riordan, akan kembali menemui penggemarnya. Beberapa band glam juga sudah banyak yang melakukan kumpul lagi dan menyambangi fansnya yang tidak lagi menemukan musik yang sama di era ini.

Selama masih ada pasar, berarti masih ada uang. Selama masih ada uang, pasti ada pihak yang tertarik untuk melakukannya.

Karena itu juga, God Bless yang tidak pernah jelas pernah bubar atau nggak, sesekali masih naik panggung. Dengan dilabeli legenda di belakangnya.

Old Skuller

Wednesday, August 26, 2009

Gig Gossip: Wish List Bertambah di Soul Nation Festival


Rajanya wish list, mengeluarkan tambahan nama di wish list-nya Soul Nation Festival. Nama-nama yang sebelumnya belum muncul termasuk Busta Rhyme, Lady Gaga, NERD, Ne-Yo dan Xzibit. Kalau ternyata nama-nama tersebut tidak jadi muncul di Jakarta, maka maaf saja, karena namanya juga wish list.

Sementara nama yang konfirmasi belum ada perkembangan lebih lanjut. Sigh...

Sampai tanggal 31 Agustus ini, tiket untuk dua hari terhitung sangat murah. Hanya Rp 130 ribu. Tapi belum termasuk penampil spesial lho...jadi ke depan harus rogoh kocek lebih dalam.

Hip Master

Barang Baru: Ini Dia! 13 Album The Beatles Remaster Yang Patut Dibeli


Masih tentang The Beatles, band legendaris ini, atau lebih benar kalau dibilang anggotanya yang masih hidup, akan meluncurkan paket album remaster digital. Berisikan 13 albumnya dan dua CD Past Masters. Box set ini akan tersedia dalam versi stereo dan mono.

Bagi para kolektor gila The Beatles, kesempatan ini tidak mungkin dilewatkan. Dengan mudah mereka akan segera tersihir untuk mengeluarkan dompet, menyisihkan lembaran uang atau tertimbun hutang kartu kredit untuk mendapatkan secuil pengalaman The Beatles dalam rumahnya. Sedangkan bagi yang belum pernah mendengar The Beatles, maka mereka akan mendengar hype dari album old school ini dan mencari informasinya di Google. Kalau mungkin mencari download gratisannya, kemudian kalau suka berusaha menabung untuk mendapatkan CDnya. Atau kemudian tidak berhasil juga terkumpul uangnya, karena tabungan terus dibelanjakan untuk beli pulsa, mp3 lagu-lagu The Beatles tetap tersimpan dalam iPod mereka.

The Beatles Box Set bisa mulai didapat pada tanggal 9 September 09, bersamaan hari diluncurkannya game kontroversial The Beatles: Rockband. Box Set dilepas dengan harga US$179,99. Bukanlah harga yang mahal untuk suatu investasi. Semua yang berbau The Beatles bisa melonjak harganya di kemudian hari.

Old Skuller

Barang Baru: Kok Rasanya Aneh Ya Mendengar The Beatles Dijadikan Video Game



Masih hari yang slow di bulan puasa. Maka L@L mencari bahan posting dari negara non muslim yang dunia hiburannya tidak banyak berdampak dikarenakan bulan puasa.

The Beatles yang sudah bubar sejak puluhan tahun yang lalu, semenjak kita belum jua dilahirkan, yang sekarang menyisakan dua anggota bandnya, masih sanggup membuat berita, atau tepatnya membuat uang tetap mengalir. Tahun ini The Beatles membuat lompatan besar. Salah satunya adalah mereka akan merilis game video, The Beatles: Rockband, suatu genre game yang mirip-mirip dengan Guitar Heroes.

Tidak disangka, band yang keukeuh tidak mau terlibat dengan digitalasasi, termasuk menunda-nunda penjualan lewat iTunes, tiba-tiba punya game sendiri. Generasi yang tidak pernah mendengar The Beatles pastinya termasuk pasar besar yang hendak diraih. Kalau mereka tidak lagi memainkan CDnya, mereka kini bisa memainkan gamenya.

Dalam game ini, para developer sudah bekerja keras untuk membuat visualisasi ulang dari setiap lagu-lagunya. Selayaknya semua lagu mendapatkan video klipnya sendiri dengan aktor-aktor digital.

Entah ini adalah usaha yang berani atau gemblung karena masih terasa aneh, kok bisa-bisanya The Beatles punya video gamenya sendiri? Tapi yang pasti ini adalah pertaruhan besar. Perusahaan yang terlibat di dalamnya telah menanamkan banyak uang. Dan yang kemudian tetap tersenyum adalah Sir Paul McCartney, Ringo Starr, serta janda-janda mendiang John Lennon dan George Harrison.

Old Skuller

Tuesday, August 25, 2009

Layar Perak: Horor Indonesia Kini Punya Karakter Iconic, Namanya Dara


Indonesia punya segudang film horor. Indonesia punya berderet karakter-karakter horor. Sebut saja Kuntilanak, Pocong, Jailangkung, Suster Ngesot, Gendruwo, Tuyul dan lainnya. Karena karakter-karakter ini milik masyarakat, maka semua orang boleh memakainya tanpa harus membayar lisensi. Yang juga entah disengaja atau tidak, karakter-karakter seram yang pernah muncul ini tidak pernah punya nama. Sebuah nama yang kemudian jadi daya jual dari film horor. Maksudnya nama seperti Freddy Kruger dan Michael Myers gitu lho...

Sampai tahun lalu muncul karakter dengan judul yang sama, Dara. She is scarry as hell. Di poster terbarunya yang merupakan versi panjang dari film Dara, yaitu Macabre, tertulis mother of all fear. Penampakannya iconic. Mulut ini ternganga, bulu kuduk ini merinding saat melihat Dara, rasanya seperti pertama kali melihat Freddy Kruger.

Suatu langkah maju bagi kancah film horor Indonesia. Karakter horor yang kuat, ini yang kami perlukan.

Not-so-pink Chick

Layar Perak: Franchise Horor Juga Reboot


Tidak hanya tokoh-tokoh komik yang dibuat rebootnya, termasuk Batman dan Superman. Tapi tokoh-tokoh penjahat di franchise horor terkenal juga didaur ulang lagi, demi untuk menarik penonton muda lebih banyak. Dasar Hollywood, ada aja caranya. Semua cara dihalalkan tepatnya.

Tokoh Michael Myers dirunut ulang oleh Rob Zombie, dan tahun ini masuk ke sekuel keduanya. Walaupun masih belum bisa mengalahkan orisinilnya (tidak seperti Batman yang tidak disangka dapat membuat versi Tim Burton, yang sudah bagus, terlihat seperti film Disney), tapi sudah dapat mendapatkan nuansa kekinian.

Tokoh berikutnya yang akan dibuat year zero adalah Freddy Kruger. Remake dari film klasik Nighmare on Elm Street akan beredar pada tahun 2010.

Hip Master

Daftar Penting Gak Penting Gitu Deeeh: Musisi Paling Horor

Karena Not-so-pink Chick sedang dalam horor mood dan memulai posting hari ini dengan sesuatu yang horor, maka kami semua dipaksa untuk membuat postingan tentang horor. Halloween masih jauh kale......

Tapi kata Not-so-pink Chick membela diri, itung-itung buat latihan postingan yang bertema, dan agar pas Halloween nanti postingannya udah semakin canggih. Well...daripada ada yang mutung, lebih baik di-iya-in aja dulu.

Old Skuller memilih topik siapa musisi yang paling horor, dilihat dari sisi penampilan dan konten lagunya.

5. Marilyn Manson
Karena Ozzy Osbourne dan Alice Cooper semakin tua dan semakin tidak seram dan tidak layak masuk ke dalam daftar ini, maka di nomor buncit dipasang Marilyn Manson. Penuh kontroversi, tapi tetap bisa berkencan dengan artis cantik. Video dan aksi panggung di awal-awal memberikan sensasi horor. Walaupun sekarang kadar horonya jauh berkurang, tapi MM masih berbahaya.



4. Rob Zombie
Karir musiknya tidaklah sehoror karirnya sebagai sutradara. Dari tangan berdarahnya lahir film sakit, House Of 1000 Corpes, dan sekuelnya, The Devil's Reject. Selanjutnya dia dipercaya sebagai sutradara penafsiran ulang franchise slasher Halloween. Tahun ini dia menggarap sekuel Halloween keduanya.



3. Gorgoroth
Rasanya tidak afdol untuk tidak memasukkan penampil black metal dalam daftar ini. Aksi panggung Gorgoroth di Polandia berhasil menuai kontroversi. Dengan menampilkan darah, kepala kambing, tubuh telanjang begeletakan dan badan disalib. Aksi panggung paling horor sejauh ini. Aksi Ozzy menggigit kelelawar putus.



2. Ucok AKA
Di masa mudanya, aksi panggung Ucok AKA termasuk yang spektakuler untuk ukuran lokal. Dari digantung terbalik sampai masuk ke peti mati, pokoknya horor. Sekarang sudah tua, juga masih horor, lihat aja dari penampilannya. Hi....ngeri....



1. King Diamond
Penampilan dan konten lagunya horor. Karena konsistensinya maka layak menyandang nomor satu.



Old Skuller

Layar Perak: Menanti Macabre yang Berdarah-darah



Awal bulan puasa ini adalah masa-masa slow. Artis Indonesia sedang sibuk mempromosikan dirinya mencitrakan kebajikan yang dijalankan selama bulan puasa ini. Karena itu tidak banyak berita menarik terjadi.

Di antara slow-nya suasana, teman-teman membicarakan upcoming film horor yang sekarang sudah dikasak-kusukkan sebagai film Indonesia paling berdarah-darah, mengalahkan film klasik G30S PKI.

Kalau tahun lalu sempat menonton Faces Of Fear, terdapat satu film pendek Dara. Nah...kemudian dikembangkan film pendek itu menjadi film yang lebih panjang. Nantikan Macabre di bioskop-bioskop terdekat. Film ini akan memuaskan hasrat terendah manusia akan darah. Trailer ini sudah cukup menggambarkan filmnya.

Not-so-pink Chick

Monday, August 24, 2009

Barang Baru: In Memoriam 2nd Album - Comeback To Life


Bulan puasa ini begitu banyak godaan. Dalam satu hari ini ada tiga barang baru yang sangat perlu dipertimbangkan untuk dibeli dan dinikmati. Dari scene lokal, In Memoriam akan meluncurkan album keduanya, bertajuk Comeback To Life.

Band edan ini dipercaya makin edan di album keduanya. Dua singlenya di MySpace masih memperlihatkan band metal ini tetap bereksplorasi sampai kita kebingungan mau disebut sebagai sub-genre apa.

Dua singlenya di situs MySpace menunjukkan Reynold Silalahi, pemegang keyboard, masih the man. Dia adalah salah satu pemain keyboard dari band metal yang terbaik di dunia. Did I said terbaik di dunia? Yup. And I stand for it.

Not-so-pink Chick

Barang Baru: Seringai - Generasi Menolak Tua DVD



Kesan yang didapat dari trailer teaser ini adalah: raw, jorok, party, thrashin' sampai mati!

Not-so-pink Chick

Barang Baru: Single Bon Jovi - We Weren't Born To Follow


Lama tidak mendengar Bon Jovi terasa ngangenin. Tiba-tiba saja pagi ini, Old Skuller ingin mendengar lagu-lagu dari Bon Jovi tapi koleksinya semua tertinggal di rumah. Tidak ada cara lain kecuali masuk ke MySpacenya.

Old Skuller hampir saja meloncat dari kursinya melihat terdapat single baru, We Weren't Born To Follow, yang nantinya akan dimasukkan dalam album terbarunya, The Circle, dirilis pada bulan November ini.

Menyenangkan mendengar Bon Jovi tidak berubah. Menyenangkan Bon Jovi tidak lagi memasukkan country. Menyenangkan mendengar verse dan chorus yang mudah diterima. Hanya agak janggal mendengar rif Richie Sambora yang terdengar seperti milik Edge.

Rasanya tidak sabar menunggu albumnya keluar dan mengira-ngira sekuat apa power balladnya.

Old Skuller

Friday, August 21, 2009

Video Not Dead Yet: Gigi - Beribadah Yok!



Memasuki bulan puasa, kurang afdol kalau tidak disertai dengan lagu rohani. Kami sempat memandang remeh single Gigi, Beribah Yok!, yang disiapkan untuk memasuki bulan puasa. Adalah berdosa untuk berprasangka sebelum mendengar beneran, lagian judulnya norak begitu sih.

Mendengarkan Beribadah Yok! seperti mendengarkan Stryper melantunkan pujaan terhadap Tuhan. Gigi mematahkan persepsi kalau lagu rohani Islam harus berirama padang pasir.

Satu hal lagi, berhubungan dengan videonya, setingnya mengigatkan pada panggung Metallica saat encore. Panggung yang hanya disinari bola lampu. Kebetulan? Ah cuma prasangka saja mungkin...

Old Skuller

Review Album: Busta Rhymes - Back On My B.S


CD album Busta Rhymes ini sudah masuk ke Live@Loud sejak sebulan lalu. Tapi kami memang bodoh tidak memperhatikannya secara lebih serius. Sekali-kali kami memutarnya tapi tidak pernah tuntas. Itu adalah kebodohan kami. Sampai akhirnya Hip Master di suatu malam berniat memutarnya, mengulangnya dan menuntaskannya.

Seharusnya kami malu tidak menuliskan reviewnya lebih cepat. Busta Rhymes patut untuk tetap dihormati. Dari sejak awal penampilannya, Busta selalu tidak lebih mudah. Di tengah hampir semua orang berselera chessy, Busta masih tetap ngotot sekaligus berkompromi dengan cara yang elegan.

Album Back on My B.S terbagi dalam tiga bagian. Bagian awal pertama adalah bagian berat. Busta menunjukkan bahwa hip hop tidak selalu untuk berpesta, tapi juga musik yang lebih serius untuk didengar lebih dalam. Di bagian ini, beat dan break khas Busta bersinar. Ini mengingatkan kenapa kami mendengar dan menempatkan Busta Rhymes di jajaran artis hip hop yang layak dihormati. Di bagian ini, bahkan Lil Wayne yang turut berperan dalam trek apik Respect My Conglomerate, bisa tidak lagi terdengar seperti kerupuk. Dalam Shoot For The Moon, kami turut terbawa suasana dengan melolong seperti serigala terhadap bulan.

Bagian kedua adalah bagian peralihan dari bagian berat ke bagian party. Busta mencoba memberi porsi yang seimbang untuk dua sisi. Hustler's Anthem terdengar menyakinkan untuk memberitahu bahwa Busta juga bisa bergerak ke sisi menggoyang badan lebih hebat.

Bagian ketiga, bagian terakhir, membawa kami ke alam pesta, tanpa harus mengorbankan diri. Busta berhasil menaklukkan vokal autotune tanpa harus menjadi kacangan. Autotune di tangan Busta terdengar menjadi memang seharusnya begitu. Termasuk Akon dalan Don't Believe Them, Jamie Foxx (yang semakin senang menggunakan autotune) dalam Decesion membuat suasana pecah. Akhirnya World Go Around membuat dunia kami berputar lebih kencang.

This album is not a B.S

Hip Master

Whatever: To Be With You Yang Lebih Metal



Di Java Rockin' Land, Mr Big memainkan To Be With You dalam versi aslinya. Ini merupakan kutukan bagi band yang memiliki hit besar power ballad.



Seharusnya mereka memainkan lagu ini dalam versi lebih metal, agar sebagian besar penonton bengong, dan penggila Mr Big yang sebenarnya bisa lebih gembira.

Tapi kutukan ini untuk selamanya.

Old Skuller

Gig Gossip: Sepultura Now & Then

Kalau merasa kehilangan Cavalera bersaudara, apakah kalian akan menonton Cavalera Conspiracy? Pertanyaan lebih dalam lagi, apakah kalian sudah membeli album Cavalera Conspiracy - Inflekted?

Old Skuller

Thursday, August 20, 2009

Whatever: Vote Britney For President



Seharusnya janji-janji calon president bisa sejelas ini.

Hip Master

Whatever: In Metal, Chick Rules!

Semakin banyak saja perempuan yang sekarang bergabung dengan atau bahkan menjadi frontwoman dari band metal. Padahal pada periode sebelumnya metal didominasi oleh laki-laki.

Perempuan banyak mengambil porsi vokal, yang biasanya terjadi di band-band gothic, tapi sekarang sudah mulai mengambil lahan vokal tinggi di power metal dan growl di death metal. Posisi terbanyak kedua adalah keyboard. Mungkin urusan mengetuk kunci ini masih sering dipersepsikan perempuan lebih jago memainkannya. Posisi ketiga yang semakin mengerucut adalah posisi bas.

Bagaimana pun posisi para perempuan di dunia metal memberikan lebih banyak warna. Apalagi penggemar metal yang lebih banyak laki-laki juga turut senang ada pemanis yang bisa lebih enak dilihat.

Terdapat dua kemungkinan perempuan dipasang dalam sebuah band metal. Pertama adalah kemahiran mereka untuk pantas ditempatkan di posisinya. Yang kedua adalah urusan daya jual, karena band dengan perempuan di dalamnya bisa lebih laku daripada tidak ada perempuannya. Bisa juga dua kemungkinan itu digabung jadi satu.

Untuk band seperti Winds Of Plague ini, apa pemikiran mereka untuk memasukkan Kristen Randall dalam band? Untuk menjawabnya, maka harus dibayangkan band ini tanpa Kristen Randall.



Old Skuller

Tayang Televisi: Acara Copyan TRL yang Melelahkan


Kami adalah fans dari acara TRL dari MTV. Pada saat itu, kami melihatnya sebagai terobosan dalam musik di pertelevisian. Acara ini berhasil menyatukan tangga lagu, artis, penggemarnya, kuis dan lainnya. Hebatnya lagi, acara ini ditayangkan setiap hari dan live. Kunci keberhasilan dari acara ini adalah daya kejut serta penetapan alur tempo yang terjaga.


Tinggal menunggu waktu TRL akan dicopy oleh stasiun televisi di Indonesia. Tinggal menunggu waktu saat satu stasiun televisi berhasil mengcopy TRL, maka kemudian stasiun televisi lain juga mengcopynya agar juga kebagian porsi sukses.

Sekarang ada Inbox, Dahsyat, Dering, dan kami lupa untuk menyebut yang lainnya. Modelnya semua sama: banyak host dan panggung besar di area terbuka. Celakanya copyan TRL ini tidak bisa mengambil substansi dari TRLnya sendiri. Stasiun televisi mabuk untuk mendapatkan lebih banyak iklan dengan cara yang norak.

Host bermaksud untuk melucu, tapi setelah berjalan beberapa episode setiap harinya, mereka terlihat seperti terlalu mengantuk untuk memikirkan lelucon baru. Apalagi alur dibuat seperti srimulat, tanpa skenario yang ketat, lebih parahnya mereka bukan lah Srimulat. Ini membuat tempo menjadi berlama-lama, karena mereka berusaha keras untuk melucu. Yang anehnya lagi penonton menyukainya.


Panggung yang besar bertujuan untuk memberi kenyamanan mata saat penonton memelototi artis kesayangannya bernyanyi. Sayangnya tidak terjadi pada kami. Karena pertimbangan menyanyi live akan lebih ribet, maka banyak artis yang melakukanya dengan berpura-pura live. At least, make it like they really do it live. Jadi percuma saja ada panggung besar.
Seperti acara-acara yang lain, karena rating menanjak maka sponsor masuk. Karena merasa punya acara, logo sponsor muncul di mana-mana memberi kesan murahan. Uang sudah mengalahkan proposal agar logo sponsor kelihatan muncul secara elegan, atau memang tidak ada sponsor? Yang bayar terserah mau pasang logo di mana.

Paling parah adalah durasi. Stasiun televisi menggunakan jurus aji mumpung. Mumpung ratingnya lagi bagus, iklan diterima semuanya sehingga melupakan durasi. Bayangkan host yang mencoba melucu saja sudah menghabiskan waktu terlalu lama. Ditambah dengan iklan yang tidak ada putusnya. Sebenarnya bagaimana televisi bisa meyakinkan para pemasang iklan? Karena kami sebagai penonton punya remote control di tangan.

O iya sbagai cara yang ditayangkan setiap hari, acaranya seperti tayangan ulang dari hari sebelumnya.

Hip Master

Video Not dead Yet: Chickenfoot - Soap On A Rope



Jangan salahkan mereka karena sudah tua, video klip ini tidak lucu, kalaupun mereka mencoba melucu. Katanya mereka sudah terlalu kaya, tetapi kenapa video ini seperti dibuat hanya lewat kamera HD yang dishoot sesukanya?

Untuk sebuah supergroup, video ini sama sekali gak super.

Hip Master

Video Not Dead Yet: Flo Rida ft Nelly Furtado - Jump



Pertama: lagu ini terlalu corny sehingga lebih mudah bagi anak-anak untuk mengingatnya. Pantas saja Disney menggunakan lagu ini sebagai soundtrack dari G-Force

Kedua: Nelly Furtado menyanyikan lirik yang super klise. Pantas saja dia tidak mau tampil sebagai aslinya, hanya diwakilkan dengan animasi komputer, dalam video klip ini.

Ketiga: Hip Master menyukai slow-mo-nya, tetapi mengingatkan kepada The Matrix dan diakhiri dengan iklan Sprite.

Umur cheesyness rasanya bakal lebih panjang, selama masih banyak dan semakin banyak orang stress.

Hip Master

Layar Perak: Meraih Mimpi - Atau Mimpi Indonesia Membuat Film Animasi



Kapan terakhir kali menonton serial tv, video klip dan film animasi Indonesia? Hmmm...kami susah mengingatnya. Tapi awal September ini akan diluncurkan film animasi Indonesia yang ambisius, Meraih Mimpi. Pengisi suaranya terdiri dari artis-artis terdepan negeri ini.

Melihat dari trailernya, jangan terlalu berharap animasi 3D-nya akan semulus film-film garapan Pixar. Yang juga kelihatan mengganggu adalah gerakan mulut yang tidak sesuai dengan kata-kata yang diucapkan.

Sayang tidak dilucurkan di musim liburan sekolah. Film untuk anak-anak seperti ini seharusnya dapat lebih menghibur mereka, sekaligus menyisipkan pesan-pesan positif yang diharapkan dapat tertanam sampai tua nanti.

Apa pun yang terjadi, semoga nggak kapok bikin film animasi. Dengan garapan yang cantik dan penyisipan pesan secara mulus, kami mengharapkan lebih banyak film animasi, agar negeri Indonesia di masa depan semakin baik, karena diisi oleh generasi yang baik juga.

Hip Master

Wednesday, August 19, 2009

Gig Gossip: Lian Mipro Kembali dengan Membawa Sepultura


Lian Mipro kembali menggelar konser. Di penghujung tahun ini mereka mendatangkan raja thrash dari Brazil, yaitu Sepultura. Walaupun tanpa Cavalera bersaudara mereka tetaplah Sepultura. Konser yang akan digelar 4 Desember masih dalam rangka album terbaru mereka yaitu A-Lex. Tapi siapa juga yang mau mendengarkan album terbaru mereka. Penonton Indonesia akan lebih suka mendengar trek-trek klasik dari album Beneath The Remains, Arise dan Roots.

Kesempatan kedua untuk melihat Sepultura dari dekat setelah sempat menontonnya pada tahun 1992. Kesempatan pertama bagi mereka yang pada tahun itu masih memakai popok, atau bahkan belum lahir.

Sebelum mampir ke Indonesia, Sepultura menggelar tur bersama Angra ke beberapa negara. Bayangkan dua band terbesar Brazil berbagi panggung. Merinding nggak tuh kalau tau-tau Angra juga muncul juga di atas panggung pada 4 Desember itu. Atau ada promotor lain yang sudah berencana mendatangkan Angra berhubung pada kesempatan sebelumnya gagal?

Old Skuller

Whatever: Britney dan Panggungnya Masih Kelihatan Bagus



I can not help it. Everything looks good. For those who talks craps about Britney, just leave her alone!

I guess dengan panggung seperti ini nggak akan muncul di Indonesia. Tunggu DVD-nya aja.

Hip Master

Tayang Televisi: Bosen Banget Lihat Upacara 17 Agustus-an Kalau Tiap Tahun Begitu-Begitu Aja



Pertama kali selalu lebih menyenangkan. Seperti saat kita pertama kali berdiri tegak kepanasan menghadap bendera di upacara di sekolah. Seperti kita pertama kali melihat betapa kerennya Paskibraka yang bertugas di Istana Merdeka saat perayaan 17 Agustus. Tetapi kalau kemudian yang kita lihat di televisi masih itu-itu saja, dari urutan upacara dimulai sampai selesai, maka bosen aja jadinya.

Dari tahun ke tahun format upacara bendera tidak banyak berubah. Mungkin memang tidak bisa banyak yang bisa dirubah. Dress code dan urutannya tidak bisa berubah. Tapi mungkin ada yang bisa ditambahkan di awal, di sela dan di akhir.

Di awal bisa diceritakan mengenai persiapan menuju ke 17 Agustus, termasuk persiapan menghias Istana Merdeka, atau mungkin pemilihan Paskibraka bisa dijadikan reality show yang mengikutsertakan penonton lewat pooling SMS. Intinya adalah penonton dibuat tertarik untuk mengikuti kegiatan hari Kemerdekaan RI sampai ke acara puncaknya.

Di acara puncaknya, yaitu di upacaranya, di sela-sela upacara yang membosankan, yang menarik hanyalah atraksi Paskibraka (kalau pun ada gerakan yang baru), marching band tentara, dan paduan suara. Secara kita belum lagi punya Presiden yang pintar berorasi, maka bagian ini kita lewatkan saja. Marching band tentara setiap tahunnya harus memikirkan gerakan dan atraksi baru yang fresh sehingga kita bangga punya tentara yang bisa bagus main drumband. Sedangkan paduan suara sudah bukan jamannya lagi hanya berdiri diam sambil bernyanyi. Beri kita lebih banyak gerak.

Dan di akhir upacara yang kita tunggu adalah post party. Upacara selesai, saatnya lebih hura-hura. Formulanya adalah musik, lampu dan selebriti.

Not-so-pink Chick

Barang Baru: Single Baru dari Radiohead Terasa Spacey dan Intronya Lebih Dari Dua Menit


Tiba-tiba saja Radiohead mengeluarkan satu single, These Are My Twisted Words, dari hasil rekaman untuk album terbaru mereka. Album terbaru mereka pun belum jelas akan keluar kapan, tapi mereka sudah mengeluarkan satu single yang bisa kita nikmati dengan gratis. Disebut-sebut single ini dikeluarkan lebih dahulu karena diduga akan masuk ke dalam soundtrack film kedua Twilight.

Kalau bukan penggemar Radiohead, maka lagu ini akan terasa tidak ada enak-enaknya. Tapi sebagai pemercaya Radiohead, maka single ini akan memberi kelegaan. Radiohead tidak ke mana-mana. Masih tetap spacey dan mereka memberi intro sepanjang dua menit. Sempat terpikir ini adalah lagu instrumentalia sampai vokal masuk. Hasilnya memabukkan.


These Are My Twisted Words - Radiohead

Not-so-pink Chick

Tayang Televisi: Manohara Kejar Setoran

Sejak masih ramai-ramainya drama Manohara di tayangan infotainment, sudah ada yang meramalkan kalau drama ini akan ditafsirkan ulang ke format sinetron. Tapi belum ada yang memastikan kapan.

Belum lagi drama tersebut hilang di kepala, tiba-tiba sinetronnya benar-benar muncul. Berhubung belum masuk ke bulan puasa, maka kami masih enak untuk mengomentarinya.

Terus-terang kami belum menonton sinetron dengan judul yang sama dan singkat, Manohara, karena kami juga tidak tertarik untuk menontonnya. Lagian apa yang mau diharapkan dari proyek TV yang dipikirkan kurang dari sebulan? Sepertinya produsernya takut issue Manohara keburu basi.

Tanpa perlu ikut kelas akting, Manohara-nya sendiri yang kemudian didapuk untuk menjadi pemeran utama, memerankan dirinya sendiri. Luar biasa. Kalaupun dicemooh Manohara tidak bisa berakting, tentu saja yang mencemooh benar. Ini adalah resiko yang harus diambil produser. Tapi justru karena Manohara tidak bisa berakting, sinetronnya jadi punya bahan omongan yang lain.

Dan juga kok bisa-bisanya, ini masih tidak habis pikir, belum lagi kemelut keluarganya tuntas, Manohara sudah ber-otobiografi dengan cerita yang dimiring-miringkan, teken kontrak dengan produser untuk melayarkacakan hidupnya. Entah berapa yang diterima oleh Manohara, tapi dengan cara seperti ini, maka yang tercium adalah uang. Ini kah harga yang harus dibayar untuk menjadi selebriti? Dari infotainment menuju sinetron. Bukan kebalikannya.

Not-so-pink Chick

Whatever: Sebutan Lokal dan Internasional Harus Mulai Dihilangkan

Kita sering terlalu mengkotak-kotakkan diri. Kita terlalu sering merasa rendah diri dengan negara-negara lain. Karena itu kita kemudian membuat label lokal dan internasional.

Ini terjadi hampir di semua segmen hiburan, sebut saja film dan musik. Nasib film lebih baik karena bioskop memberi pengakuan bahwa film-film Indonesia setara dengan film-film dari negara lain, dengan memberlakukan harga karcis yang sama.

Sedangkan musik masih mengalami perbedaan kasta. Di festival musik, yang menjadi pembuka pasti artis-artis dari negeri sendiri, kalau ada artis dari luar negeri mereka pasti akan dipasang jadi headliner.

Padahal sebenarnya tidak ada pembedaan status untuk artis dalam dan luar negeri. Yang membedakan hanyalah bagus tidaknya musik mereka. If it is crap, then it is crap.

Catatan tambahan: artis Indonesia harus lebih banyak belajar tentang performa dan sound panggung dari artis luar negeri. Makanya itu artis luar negeri dipasang sebagai headliner.

Not-so-pink Chick

Layar Perak: Semua Orang Di Dunia Ini Suka Film Hollywood


Dilihat dari jumlah pemasukan, maka film Hollywood adalah rajanya. Di seluruh dunia, film-film box officenya bisa menyedot penonton sekaligus uangnya. Daftar film-film paling laku juga dipenuhi oleh film-film Hollywood. Ini tanda bahwa seluruh dunia suka film-film Hollywood.

Didukung oleh mesin promosi maka film Hollywood selalu ditunggu-tunggu para movie goers. Apalagi dengan jadwal tayang serentak di seluruh dunia, Hollywood menciptakan hype global.

Tapi selain mesin promosi, bagaimana dengan filmnya sendiri? Sekarang ini kebanyakan corny dan bodoh, cocok sekali ditonton sepulang sekolah habis dimarahi guru sambil makan popcorn, kemudian besoknya sudah dimarahi guru lagi.

Yang datang menonton film Hollywood adalah mereka yang datang dengan harapan mendapatkan hiburan dengan H besar. Apalagi Hollywood telah belajar dari pengalaman. Di tahun sebelum 2000-an (coba cari lagi katalog lama) film-film Hollywood kebanyakan masih sarat dengan kebiasaan Amerika yang oleh penonton di negara lain tidak dimengerti. Kini mereka lihat pasar global adalah pasar gemuk, karena itu film Hollywood harus mampu menjembatani semua selera di seluruh dunia.

Temuan ini kemudian mereka terjemahkan menjadi membuat film tanpa selera. Daripada melayani banyak selera, maka lebih baik membuat film tanpa selera. Yang terjadi adalah film-film mereka semakin terasa datar, lempeng, dan hampir-hampir bisa dibilang sangat mirip satu sama lain. Selama dua jam kita sempat melupakan dunia di luar ruang gelap, tapi setelah keluar kita kembali dihantam dunia nyata.

Jangan salahkan Hollywood, mereka hanya memenuhi permintaan pasar. Yang ingin sejenak selama dua jam melupakan dunia sesungguhnya.

Not-so-pink Chick

Thursday, August 13, 2009

Whatever: Lagu-lagu ini Sudah Sejajar dengan Lagu Perjuangan

Dalam sejarah musik pop Indonesia hanya sedikit lagu yang kemudian layak disejajarkan dengan lagu-lagu pejuangan klasik untuk menyemangati hari kemerdekaan RI 17 Agustus. Lagu-lagu ini semakin sering diputar di media di saat euphoria 17-an. Selain karena sering diputar, lagunya sendiri sebenarnya bagus. Bahkan lagu-lagu ini sudah masuk ke dalam upacara bendera setiap hari kemerdekaan.

Penghargaan diberikan kepada almarhum Gombloh dengan Kebyar-Kebyar dan Cokelat untuk Bendera.



Mendengar Kebyar-Kebyar adalah pengalaman spiritual. Kalau Not-so-pink Chick sedang kehilangan kepercayaan bahwa Indonesia tidak akan lebih maju any better than this, maka Kebyar-Kebyar mengembalikan semangat juang dan memperkuat motivasi untuk turut memberikan sumbangan bagi negeri ini.



Not-so-pink Chick senang mendengarkan Bendera karena memberikan sensasi ingin baris-berbaris dan hormat ke bendera. Juga memberikan rasa untuk tidak akan pernah menyerah mencintai tanah tumpah darah. Nasional banget.

Selamat hari Merdeka. Hormat grak!

Not-so-pink Chick

Barang Baru: Berharap Dua sampai Empat Lagu Bagus di Album Terbaru Paramore


Yeah! Paramore datang lagi untuk mendatangkan kekacauan. Albumnya memang tidak bisa diharapkan akan berisikan trek-trek masterpiece. Tetapi paling tidak moga-moga akan terdapat dua sampai empat lagu very-pop-punk-which-can-be-catagorized-as-sell-out bagus.

Satu singlenya yang dikeluarkan sebelum album penuhnya keluar, Ignorance, boleh juga, dan sudah bisa distreaming di sini. Albumnya, Brand New Eyes, yang kemungkinan akan berisikan tiga lagu bagus lainnya akan keluar bulan September. Pasti Warner Indonesia akan merilisnya di Indonesia.

Not-so-pink Chick

Whatever: Apalagi Setelah RBT?

Bagi label rekaman di Indonesia, RBT bak kejatuhan durian di tengah ladang kering kerontang dijemur panas matahari. RBt seperti kuda hitam yang tiba-tiba datang dan memberikan keuntungan.

Beberapa eksekutif dari perusahaan rekaman pernah berucap, tanpa RBT entah bagaimana nasih industri musik rekaman di Indonesia. Bisa-bisa label sudah gulung tikar dan artis berjalan sendiri-sendiri.

Tapi adakah antisipasi jika kemudian di dekat atau kemudian hari tren RBT berakhir? Bagaimana kalau tiba-tiba konsumen berhenti membeli RBT karena alokasi tujuh ribu rupiahnya berpindah untuk beli kacang goreng atau jagung bakar?

Sayangnya sampai saat ini belum terlihat apa pengganti dari RBT. Mumpung masa kegelapan belum datang, ada baiknya para pelaku bisnis rekaman, artis, pelaku ritel, penggemar dan pihak lain yang mungkin bisa dilibatkan, untuk berkumpul dan duduk bersama untuk memformulasikan apa produk dahsyat berikutnya. Berpikir dengan lebih banyak kepala lebih baik daripada gak ada yang berpikir kan?

Bukan apa-apa, kami hanya khawatir nantinya tidak ada lagu-lagu yang bisa dinikmati karena para artis sudah banting setir tidak mau bikin lagu lagi disebabkan tidak lagi menghasilkan uang.

Not-so-pink Chick

Tech & Ent: Format Musik Masa Depan adalah Musik Digital dengan Kualitas Suara Tinggi

Bagi sebagian orang, musik digital bukanlah pilihan. Kualitas suaranya yang cenderung tipis masih kalah jauh dibandingkan produk-produk fisik, yaitu CD dan piringan hitam.

Melihat tren ke depan adalah digital, sementara belum semua orang beralih ke digital, kecuali sampai mereka yang tua-tua ini meninggal, maka Dr. Dre, Jimmy Iovine, Interscope Chairman, dan Hewlett-Packard berkolaborasi untuk menyelamatkan masa depan. Tujuan kolaborasi ini adalah untuk membuat kualitas suara yang lebih baik dari musik digital. Selain itu juga agar format ini dapat dimainkan dengan baik di perangkat audio mahal.

Kami masih belum yakin atas inisiatf ini. Banyak hal bisa terjadi di dunia digital. Termasuk kompabilitas, dukungan dari vendor lain, dan yang paling utama adalah tingkat penerimaan publik.

Untuk sementara, niat untuk membuat musik digital lebih berkualitas suaranya patut diberi tepuk tangan. Selanjutnya bagaimana cara menjualnya.

Old Skuller

Video Not Dead Yet: Saykoji - Online

Tadinya kami tidak mau membahas single dan video Saykoji - Online, karena sudah keburu sering diputar di media, termasuk dipakai iklan Indosat. Tetapi karena kami terlanjur tertawa-tawa dengan video klip dari Brokencyde, maka kami perlu sekedar penawar agar dapat kembali ke realitas.

Pertama, Saykoji cukup jeli melihat tren yang terjadi di masyarakat, mungkin hanya kota-kota besar, di Indonesia. Mereka sedang tegila-gila untuk terus online mengupdate social networking, baik lewat komputer maupun handheld lainnya.

Kedua, terima kasih kepada Saykoji yang dengan gamblang bisa memberikan penjelasan apa sih Internet itu. Penjelasan ini berguna bagi mereka yang tidak pernah memanfaatkan Internet. Pesan ini sampai ke pelosok-pelosok desa, yang mungkin pada awalnya membuat mereka bertanya-tanya, apa sih istilah asing yang didengar: MySpace, Friendster, Facebook, chatting, proxy, email, download dan apa pula online?

Selanjutnya para operator dan vendor TI melihatnya sebagai cara ampuh untuk mejual produ-produknya.



Buat kami sendiri lagunya masuk lewat kuping dan berdiam di otak. Videonya sendiri too 1990 late something, while we are so 2009.

Hip Master

Video Not Dead Yet: Brokencyde - Freaxxx



Old Skuller dan Not-so-pink Chick tertawa terpingkal-pingkal melihat dan mendengar video ini. Saking tertawanya mereka tidak sanggup mengetikkan postingnya.

Brokencyde bermaksud untuk melakukan inovasi bermusik dekade ini. Menggabungkan hip-hop, screamo dan kebodohan. Cheesy hip-hop beat + Autotune + scream + gaya pop crayon warna-warni. Bagaimana anak muda bisa menolaknya?

Hip Master

Wednesday, August 12, 2009

Video Not Dead Yet: Behemoth - Ov Fire and the Void



Yes. Behemoth is metal. Old Skuller menyukai penampilannya di Jakarta tahun lalu. Tapi dalam video ini mereka mendorongnya terlalu jauh. You have good tune in this. Berhenti sampai di metal saja. Tidak perlu membuat video yang mempertanyakan tingkat kegilaan.

Old Skuller

Gig Gossip - Seperti Diduga Tiket Chicago akan Mahal, Tapi Tidak Semahal Itu

Kami percaya dengan informasi yang diberikan oleh penjual karcis saja. Menurut website para para penjual karcis event Chicago tanggal 11 September akan diadakan di Ritz Carlton Pacific Place. Wuih bakal mahal dong tiketnya. Paling mahal Rp 2 juta, dan kelas kambingnya Rp 500 ribu.

Selain harga bervariasi dari mahal sampai lumayan, yang datang bakalan wangi, seperti pengalaman kami menonton konser di Ritz Pacific Place sebelumnya.


Old Skuller

Gig Gossip - No Use For A Name Pentas di Jakarta, eh depok ding Maksudnya


Mereka band melodic punk. Mereka memakai nama No Use For A Name. Mereka sudah eksis selama lebih dari 20 tahun. Mereka akan datang ke Indonesia. Mereka akan mengguncang penonton di Bumi Wiyata Hall. Kelihatannya ini menjadi venue rutin untuk band punk dan hard core. Apakah Depok dekat dengan lokasi komunitas punk?


Tiketnya sudah bisa dicari mulai sekarang. Harga pre-sale Rp 200 ribu, sedangkan di hari naik ke Rp 250 ribu. Pertunjukan berlangsung tanggal 17 Oktober. Tepat hari Sabtu. Kok bisa aja promotornya mencocokkan dengan kebiasaan orang Jakarta yang lebih suka nonton konser di akhir minggu?

Pengkoleksi katalog Fat Wreck Chrods pasti sudah menunggu mereka yang akhirnya datang.

Old Skuller

Video Not Dead Yet: Shadow Fall - Still I Rise

Shadows Fall - Still I Rise


Video band-band metal lebih banyak tidak berhasilnya daripada berhasil menyampaikan pesan metal ini sangat berat dan kalian harus membeli albumnya. Yang terjadi adalah metal kelihatan norak. Termasuk video dari single terbaru dari Shadow Fall ini.

Tetapi sisi baiknya, ada kabar album terbarunya Retribution akan dirilis secara lokal di sini. Berarti dijual seharga Rp 75 ribu.

Old Skuller

Tuesday, August 11, 2009

Whatever: catatan Untuk Java Rockin' Land


Secara keseluruhan, kami suka dengan festival Java Rockin' Land. Pemilihan Ancol sebagai venue juga bukan masalah besar bagi kami. Di penyelenggaraan awalnya, adalah wajar jika masih ada kerikil yang menyandung kaki. Apalagi kami memang suka memberi komentar hal-hal yang tidak penting hanya agar mendapatkan perhatian.

Berikut hal-hal yang kami suka dan tidak suka, atau dalam bahasa kerennya room for improvement.

Suka:
  • Penampil naik panggung dan menyelesaikan set hampir selalu tepat waktu. Tidak selalu tepat waktu, tapi bergeser sedikit bukan masalah besar bagi kami.
  • Suasana festival berhasil dibangun. Panggung tersebar dan beberapa booth mendukung terciptanya atmosfer festival.
  • Crowd yang beragam. Ini pandainya Java Festival Production berjualan. Tentunya kita bosan kalau di konser-konser lain bertemu crowd yang sama. Di JRL kita bisa melihat crowd bergaya dandan yang berbeda-beda.
  • Harga tiket bersahabat. Dengan harga tiket 200 ribu rupiah paling mahal untuk satu hari, bisa menonton 4 sampai 5 penampil lokal plus 1 sampai 2 penampil internasional. Do the math!
  • Line-up. Kami harus menentukan pilihan saat jadwal bentrok. Lagipula punya pilihan lebih bagus daripada tidak ada pilihan kan?

Tidak Suka:
  • Tempat parkir. Kami orang Jakarta yang membawa kendaraan pribadi. Tolong kami diberitahu di mana kami harus parkir agar nyaman saat masuk dan keluar.
  • Antrian booth makanan. Artinya partner untuk mengisi booth makanan masih kurang. Rasionya terlalu kecil. Peluang untuk mendapatkan partner lebih banyak tahun depan.
  • wish list. Ya ya ya kami tahu konfirmasi bisa datang di detik-detik terakhir. Tetapi paling tidak beri kami sesuatu saat kami bisa mendapatkan kesempatan untuk membeli tiket paling murah.
  • Line-up. Untuk penampil internasional (hanya karena dari luar negeri maka mereka disebut internasional), beri kami band yang lebih dikenal.
Hip Master

Daftar Penting Gak Penting Gitu Deeeh: Alasan Beli Produk Fisik Daripada MP3

Di dunia digital seperti ini, masih ada juga mereka-mereka yang masih lebih memilih membeli produk fisik daripada mp3 yang tidak punya bentuk. Karena mereka lah toko-toko seperti Aquarius, Duta Suara dan lainnya masih bisa bertahan.

Berikut 10 alasan mengapa mereka masih tetap membeli produk fisik:
  1. Tidak mengerti cara beli lagu-lagu secara online. Golongan ini biasanya bukan dari golongan anak muda.
  2. Tidak punya cukup bandwidth. Karena broadband di Indonesia belum merata, maka yang tidak kebagian broadband lebih cepat pergi ke toko CD dan pulang kembali daripada menunggu download selesai.
  3. Tidak Mendapatkan art-work lengkap. Mereka ingin mengetahui siapa produsernya, siapa pemainnya, di mana album ini direkam, pemainnya pakai gear apa, sampai ke ucapan terima kasih. Ini tidak mereka dapatkan kalau beli lagu-lagu secara online. Apalagi kalau belinya single per single.
  4. Album bukanlah album kalau tanpa art-work. Album tidak hanya terdiri dari lagu-lagu saja, tetapi merupakan kesatuan utuh dengan art-worknya. Dengan art-work maka pendengar bisa lebih mendalami album tersebut.
  5. Ingin ada sesuatu yang bisa dipajang. Yeah right, MP3 tidak bisa dipajang di lemari. mp3 tempatnya di hardisk dan pemutar MP3.
  6. Tidak percaya dengan perangkat pendukung MP3. Mana mungkin kotak kecil dengan speaker kecil tambahan bisa memuaskan kuping?
  7. Kualitas suara yang lebih baik. Betapa canggihnya teknologi yang bisa dicapai, masih belum bisa mengalahkan kualitas suara CD, apalagi piringan hitam. Sedangkan untuk penggemar kaset, mereka beralasan suara kresek-kreseknya ngangeni.
  8. Pasang dan langsung bunyi. Kalau file MP3 yang dimaui tidak ada di pemutarnya, maka harus dicari dulu di hardisk. Menyalakan komputer dahulu, memindahkan file ke pemutar dan baru memutarnya membutuhkan terlalu banyak waktu. Mood bisa keburu hilang duluan.
  9. MP3 tidak punya bentuk. Mereka suka memandang-mandang, mengelus-elus dan perlu pegangan saat pura-pura jadi vokalis utama.
  10. MP3 tidak punya bau. Mereka suka mengendus-endus bau produk fisik baru.
Old Skuller

Whatever: Rockstar Salah Satu Profesi Paling Berbahaya



Steven Tyler, vokalis Aerosmith, mengalami kecelakaan di atas, atau tepatnya ke bawah panggung.

Old Skuller

Video Not Dead Yet: Cobra Starship (ft: Leighton Mester) - Good Girls Go Bad




Kalau kalian bertanya-tanya siapa Cobra Starship, mereka pernah mengisi soundtrack Snakes On The Plane, hanya karena group mereka memakai nama ular.

Ini single pertama dari album berikutnya yaitu Hot Mess. Nokia menempatkan banyak uang untuk video klip ini. Lagipula apakah bisa kita percaya polisi mengandalkan Nokia berlayar sentuh untuk melakukan komunikasi. Pertama Nokia berlayar sentuh masih kalah keren dibanding yang lainnya. Dan kedua mengetik pesan text susah dilakukan di platform layar sentuh.

Hip Master

Monday, August 10, 2009

Gig Report - Java Rockin' Land 8 Agustus - Mr. Big

Keluar dari lokasi Pure Saturday kami mendapati main stage sudah terisi penuh penonton yang menunggu Mr. Big. Sepertinya mereka tidak peduli dengan penampil-penampil bagus lainnya. Mereka datang ke Java Rockin' Land malam itu hanya untuk menonton Mr. Big.

Melihat keadaan ini, maka kami melakukan jurus terakhir. Memaksa merangsek ke depan. Usaha kami ini mengundang hujatan dari penonton yang lain. Hmmm...tidak seperti konser-konser biasanya. Prinsip kami adalah kalau bisa maju ke depan, berarti masih ada tempat di depan.

Barisan depan memang sangat rapat, kami sangat kesulitan untuk mendapatkan ruang gerak. Masing-masing penonton mempertahankan posisi. Padahal mereka yang pendek-pendek justru malah tidak bisa melihat ke panggung.

Setelah bersama-sama menyanyikan Indonesia Raya, Mr. Big langsung memulai pertunjukannya. Daddy, Brother, Lover, Little Boy langsung membuat tanah bergoyang untuk sementara waktu. Tentu saja dalam nomor ini, Billy Sheehan dan Paul Gilbert mempertontonkan atraksi bermain gitar dan bass menggunakan bor listrik. Kemudian diteruskan nomor hit lainnya, Take Cover dan Green-Tinted Sixties Mind. Sampai di sini terlihat mana yang benar-benar penggemar Mr. Big dan mana yang menunggu power balladnya saja.

Penonton tetap tak bergeming, kami akhirnya mengalah daripada harus keluar dari arena ditandu karena pingsan. Setelah menemukan tempat yang cukup memiliki ruang, kami kembali gila-gilaan. Walaupun sound yang keluar tidak gagah, tapi kami terus meloncat. Tidak peduli dengan penonton sekitar yang masih menunggu power ballad.

Akhirnya para penonton yang memenuhi arena mendapatkan kepuasannya. Mr. Big memberikan tiga balada: Wild World dari Cat Stevens, Just Take My Heart, dan To Be With You. Mereka terlalu baik. Bagi kami, justru kami berharap mereka memlintir tiga lagu tersebut agar tidak sama dengan yang terdengar dari album. Kami justru ingin mendengar betapa mereka capek menyanyikan balada, dan mereka bisa berbuat semaunya dengan balada yang mereka punya. Tapi sayangnya itu tidak terjadi malam itu.

Pada nomor-nomor kuat seperti Price You Gotta Pay, Alive and Kickin, dan nomor yang pertama kali melambungkan mereka ke dalam tataran bukan band glam biasa, yaitu Addicted To That Rush, kami menjadi paling gila di antara sekitarnya.

Dalam banyak kesempatan, Paul Gilbert dan Billy Sheehan masih mempertontonkan kehebatan mereka. Mereka berdua mash sanggup meniti fret dengan segala cara. Sedangkan Pat Torpey di belakang drum rasanya sudah terlalu tua. Tetapi menurut Old Skuller, penampilan mereka pertama kali ke Jakarta sekitar 10 tahun lebih yang lalu adalah penampilan terbaiknya. Sayang sekali bagi mereka di lautan penonton malam itu yang tidak berkesempatan melihat Mr big yang sebelumnya pernah datang.

Mendengar Colorado Bulldog dimainkan setelah To Be With You, kami yakin ini adalah lagu terakhir. Karena itu kami semakin menuntaskan kegilaan di lagu terakhir ini.

Karena format festival, maka sepertinya Mr. Big memangkas durasi panggungnya. Padahal ini adalah kesempatan untuk melihat Mr. Big bereuni dalam formasi terbaiknya. Di malam itu juga tidak muncul atraksi anggota Mr. Big saling bertukar posisi. Kabarnya trik ini masih dipakai di konser reuni di Jepang.

Secara keseluruhan kami merasa puas mlam itu. Kami mendapat kesempatan melihat penampil terbaik malam itu. Baik yang penontonnya minimum sampai yang memadati arena.

Tanda festival ini bakal ada lagi tahun depan. Dan sebaiknya mengundang line-up yang lebih baik lagi. Dear panitia, pernahkah kalian mendengar ada negara kecil di Eropa sana, Swedia namanya, yang punya band-band bagus?


Old Skuller

Gig Report: Java Rockin' Land 8 Agustus - Pure Saturday

Kami harus lebih berhati-hati dalam menuliskan report menonton Pure Saturday. Mereka adalah band penting di Indonesia. Mereka adalah band penting bagi kami. Mendengarkan album mereka sanggup membawa kami keluar ruangan membawa kami ke alam yang lebih indah daripada bumi ini, karena itu sekumpulan pmuda berusia 30-an itu menjadi penting bagi kami.

Pure Saturday ternyata justru membuatnya menj
adi lebih mudah bagi kami. Dengan sound yang buruk, tidak tampak mereka mengeluh dengan sound yang tidak memuaskan. Bahasa tubuh, ucapan dan lagu mereka membawa kami terbang dari ruangan konser ke dunia mereka, dunia Pure Saturday.

Bahkan mereka dengan rendah hati memangkas durasinya agar tidak bertabrakan dengan Mr. Big. Karena mereka tahu banyak penonton yang sekarang berada di depan panggung Pure Saturday ingin juga menonton Mr. Big. Tapi bagi kami, kalau penampilan mereka terus seperti yang kami lihat, maka kami ketinggalan satu dua lagu dari Mr. Big tidak jadi masalah.

Sungguh mereka bermusik tanpa cela. Ketika Iyo mengajak kami menyanyi bersama, mengajak kami memekik kecil, kami melakukannya dengan sukarela. Tanpa harus disuruh-suruh, badan kami bergoyang mengikuti irama, tangan diangkat ke atas, dan bertepuk tangan tulus.

Tidak usah disebut lagi mereka membawakan lagu apa saja di atas panggung Java Rockin' Land. Pure Saturday adalah salah satu penampil terbaik malam itu. dengan kesederhanaan dan kejujuran, tidak lagi kami peduli mereka disebut band pop, rock, pop rock, brit pop atau apa lah yang lainnya.


Not-so-pink Chick

Gig Report: Java Rockin' Land 8 Agustus - Superglad, Southern Beach Terror dan Everybody Loves Irene

Kami hanya satu hari saja datang ke Java Rockin' Land, yaitu pada tanggal 8 Agustus. Pertama karena ada Mr. Big, kedua karena ada penampil lokal yang punya materi internasional, ketiga hari Sabtu lebih enak untuk pergi. Itupun kami masih datang terlambat. Kami baru sampai ke arena pada jam setengah 7 malam, saat Rif sedang meminta penonton menyanyi Tak Gendong.

Kami belum terlalu berkonsentrasi pada saat itu, jadi kami hanya sibuk minum-minum saja jauh di belakang karena baru saja menempuh jalan kaki yang cukup atau bisa dibilang sangat jauh. Karena macet panjang di dalam Ancol, kami menggunakan ojek dan diselesaikan dengan jalan kaki.

Banyaknya penonton yang membuat Ancol macet total tidak kami perkirakan sebelumnya. Kalau animo seperti ini, maka Java Rockin' Land bisa jadi agenda tahunan. Asiiiik. Tahun depan line-upnya lebih bagus ya....

Penonton yang datang pun cukup bervariasi. Ada yang berdandan siap ke pantai, ada yang bergaya ala metal, dan ada yang berpikir untuk pergi mall setelah nonton. Tampaknya panitia berhasil mengumpulkan elemen-elemen penonton yang biasanya saling terpisah.


Setelah Rif selesai memperdegarkan nada terakhirnya kami beranjak ke tempat Superglad naik panggung. Kami tidak salah pilih. Selain punya trek-trek pop punk menarik, mereka mempunyai performa panggung yang enak ditonton. Tidak banyak band Indonesia yang mampu menguasai panggung, baik dari sisi blocking maupun orasi. Superglad bahkan menyampaikan pesan begitu penatnya mereka dengan lagu kemelayu-melayuan yang kini sedang laku keras. Bridging antara lagu pun digarap dengan layak. Di antara trek-trek yang dibawakan malam itu: Peri Kecil, Tennflick Rocker, Ketika Setan Berteman dan balada manis Satu, berjalan mulus.

Sebagai four-piece band, Superglad memberikan tontonan yang menarik. Buluk yang memegang kendali vokal sekaligus juga lancar bergerak, berucap dan bernyanyi. Sajian yang lengkap.


Setelah Superglad selesai kami mengejar The Southern Beach Terror. Kami hanya sempat mengejar ujungnya saja karena aksi mereka sebenarnya bersamaan dengan Superglad. The Southern Beach Terror hanya berisikan tiga orang: gitar, drum dan keyboard. Tanpa bass mereka mengeluarkan suara bising luar biasa. Di kuping kami mereka terdengar membawakan noise art, dengan bumbu-bumbu surf rock, bukannya kebalikannya. Untuk penampilan seperti ini, mereka hanya berhasil meraup jumlah penonton yang jauh lebih sedikit. Pity them, tidak merasakan sensasi kebisingan ini. Kami perlu menonton lebih banyak band ini di lain waktu.

Rampungnya anak pantai selatan ini membawa kami ke panggung yang lain, tempat Everybody Loves Irene. Seperti kami duga, panggung ini akan sepi penonton. Yang lain lebih suka nonton Secondhand Serenade, atau lebih tepatnya mengambil tempat untuk siap-siap ke Mr. Big.


Di panggung kecil, berdiri (kami sempat hitung) sampai sembilan orang. Di panggung kecil itu juga kami terbawa dengan musik mereka. Terbawa hanyut tanpa peduli performa di main stage. Band trip hop terbaik Indonesia (emangnya ada yang lain lagi) masih setia pada jalurnya walaupun genre ini sudah mulai menghilang dari permukaan dunia. Berbekal dua album penuh mereka menggoyang sedikit penonton yang dekat dengan panggung. Seakan-akan mereka yang berada di atas panggung khusus tampil hanya untuk kami sendiri-sendiri. Sangat personal.


Hitnya (kalau bisa dibilang hit) Memento Mori menggoyang dan membawa kami terbang ke awan. Sampai mereka terpaksa harus menyudahi setnya.

Sejenak kami beristirahat meluruskan kaki, minum-minum dan berusaha mengantri di booth yang menjual makanan. But hell, antriannya panjang banget. Untuk tahun depan, panitia harus menggamit sponsor makanan lebih banyak lagi.

So far so good. Berikutnya kami menuju legenda muda, Pure Saturday.


Not-so-pink Chick
 

Copyight © 2009 Live@Loud. Created and designed by