Kita sering terlalu mengkotak-kotakkan diri. Kita terlalu sering merasa rendah diri dengan negara-negara lain. Karena itu kita kemudian membuat label lokal dan internasional.
Ini terjadi hampir di semua segmen hiburan, sebut saja film dan musik. Nasib film lebih baik karena bioskop memberi pengakuan bahwa film-film Indonesia setara dengan film-film dari negara lain, dengan memberlakukan harga karcis yang sama.
Sedangkan musik masih mengalami perbedaan kasta. Di festival musik, yang menjadi pembuka pasti artis-artis dari negeri sendiri, kalau ada artis dari luar negeri mereka pasti akan dipasang jadi headliner.
Padahal sebenarnya tidak ada pembedaan status untuk artis dalam dan luar negeri. Yang membedakan hanyalah bagus tidaknya musik mereka. If it is crap, then it is crap.
Catatan tambahan: artis Indonesia harus lebih banyak belajar tentang performa dan sound panggung dari artis luar negeri. Makanya itu artis luar negeri dipasang sebagai headliner.
Not-so-pink Chick
Wednesday, August 19, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment