Thursday, August 20, 2009

Tayang Televisi: Acara Copyan TRL yang Melelahkan


Kami adalah fans dari acara TRL dari MTV. Pada saat itu, kami melihatnya sebagai terobosan dalam musik di pertelevisian. Acara ini berhasil menyatukan tangga lagu, artis, penggemarnya, kuis dan lainnya. Hebatnya lagi, acara ini ditayangkan setiap hari dan live. Kunci keberhasilan dari acara ini adalah daya kejut serta penetapan alur tempo yang terjaga.


Tinggal menunggu waktu TRL akan dicopy oleh stasiun televisi di Indonesia. Tinggal menunggu waktu saat satu stasiun televisi berhasil mengcopy TRL, maka kemudian stasiun televisi lain juga mengcopynya agar juga kebagian porsi sukses.

Sekarang ada Inbox, Dahsyat, Dering, dan kami lupa untuk menyebut yang lainnya. Modelnya semua sama: banyak host dan panggung besar di area terbuka. Celakanya copyan TRL ini tidak bisa mengambil substansi dari TRLnya sendiri. Stasiun televisi mabuk untuk mendapatkan lebih banyak iklan dengan cara yang norak.

Host bermaksud untuk melucu, tapi setelah berjalan beberapa episode setiap harinya, mereka terlihat seperti terlalu mengantuk untuk memikirkan lelucon baru. Apalagi alur dibuat seperti srimulat, tanpa skenario yang ketat, lebih parahnya mereka bukan lah Srimulat. Ini membuat tempo menjadi berlama-lama, karena mereka berusaha keras untuk melucu. Yang anehnya lagi penonton menyukainya.


Panggung yang besar bertujuan untuk memberi kenyamanan mata saat penonton memelototi artis kesayangannya bernyanyi. Sayangnya tidak terjadi pada kami. Karena pertimbangan menyanyi live akan lebih ribet, maka banyak artis yang melakukanya dengan berpura-pura live. At least, make it like they really do it live. Jadi percuma saja ada panggung besar.
Seperti acara-acara yang lain, karena rating menanjak maka sponsor masuk. Karena merasa punya acara, logo sponsor muncul di mana-mana memberi kesan murahan. Uang sudah mengalahkan proposal agar logo sponsor kelihatan muncul secara elegan, atau memang tidak ada sponsor? Yang bayar terserah mau pasang logo di mana.

Paling parah adalah durasi. Stasiun televisi menggunakan jurus aji mumpung. Mumpung ratingnya lagi bagus, iklan diterima semuanya sehingga melupakan durasi. Bayangkan host yang mencoba melucu saja sudah menghabiskan waktu terlalu lama. Ditambah dengan iklan yang tidak ada putusnya. Sebenarnya bagaimana televisi bisa meyakinkan para pemasang iklan? Karena kami sebagai penonton punya remote control di tangan.

O iya sbagai cara yang ditayangkan setiap hari, acaranya seperti tayangan ulang dari hari sebelumnya.

Hip Master

No comments:

Post a Comment

 

Copyight © 2009 Live@Loud. Created and designed by