Monday, August 10, 2009

Gig Report: Java Rockin' Land 8 Agustus - Superglad, Southern Beach Terror dan Everybody Loves Irene

Kami hanya satu hari saja datang ke Java Rockin' Land, yaitu pada tanggal 8 Agustus. Pertama karena ada Mr. Big, kedua karena ada penampil lokal yang punya materi internasional, ketiga hari Sabtu lebih enak untuk pergi. Itupun kami masih datang terlambat. Kami baru sampai ke arena pada jam setengah 7 malam, saat Rif sedang meminta penonton menyanyi Tak Gendong.

Kami belum terlalu berkonsentrasi pada saat itu, jadi kami hanya sibuk minum-minum saja jauh di belakang karena baru saja menempuh jalan kaki yang cukup atau bisa dibilang sangat jauh. Karena macet panjang di dalam Ancol, kami menggunakan ojek dan diselesaikan dengan jalan kaki.

Banyaknya penonton yang membuat Ancol macet total tidak kami perkirakan sebelumnya. Kalau animo seperti ini, maka Java Rockin' Land bisa jadi agenda tahunan. Asiiiik. Tahun depan line-upnya lebih bagus ya....

Penonton yang datang pun cukup bervariasi. Ada yang berdandan siap ke pantai, ada yang bergaya ala metal, dan ada yang berpikir untuk pergi mall setelah nonton. Tampaknya panitia berhasil mengumpulkan elemen-elemen penonton yang biasanya saling terpisah.


Setelah Rif selesai memperdegarkan nada terakhirnya kami beranjak ke tempat Superglad naik panggung. Kami tidak salah pilih. Selain punya trek-trek pop punk menarik, mereka mempunyai performa panggung yang enak ditonton. Tidak banyak band Indonesia yang mampu menguasai panggung, baik dari sisi blocking maupun orasi. Superglad bahkan menyampaikan pesan begitu penatnya mereka dengan lagu kemelayu-melayuan yang kini sedang laku keras. Bridging antara lagu pun digarap dengan layak. Di antara trek-trek yang dibawakan malam itu: Peri Kecil, Tennflick Rocker, Ketika Setan Berteman dan balada manis Satu, berjalan mulus.

Sebagai four-piece band, Superglad memberikan tontonan yang menarik. Buluk yang memegang kendali vokal sekaligus juga lancar bergerak, berucap dan bernyanyi. Sajian yang lengkap.


Setelah Superglad selesai kami mengejar The Southern Beach Terror. Kami hanya sempat mengejar ujungnya saja karena aksi mereka sebenarnya bersamaan dengan Superglad. The Southern Beach Terror hanya berisikan tiga orang: gitar, drum dan keyboard. Tanpa bass mereka mengeluarkan suara bising luar biasa. Di kuping kami mereka terdengar membawakan noise art, dengan bumbu-bumbu surf rock, bukannya kebalikannya. Untuk penampilan seperti ini, mereka hanya berhasil meraup jumlah penonton yang jauh lebih sedikit. Pity them, tidak merasakan sensasi kebisingan ini. Kami perlu menonton lebih banyak band ini di lain waktu.

Rampungnya anak pantai selatan ini membawa kami ke panggung yang lain, tempat Everybody Loves Irene. Seperti kami duga, panggung ini akan sepi penonton. Yang lain lebih suka nonton Secondhand Serenade, atau lebih tepatnya mengambil tempat untuk siap-siap ke Mr. Big.


Di panggung kecil, berdiri (kami sempat hitung) sampai sembilan orang. Di panggung kecil itu juga kami terbawa dengan musik mereka. Terbawa hanyut tanpa peduli performa di main stage. Band trip hop terbaik Indonesia (emangnya ada yang lain lagi) masih setia pada jalurnya walaupun genre ini sudah mulai menghilang dari permukaan dunia. Berbekal dua album penuh mereka menggoyang sedikit penonton yang dekat dengan panggung. Seakan-akan mereka yang berada di atas panggung khusus tampil hanya untuk kami sendiri-sendiri. Sangat personal.


Hitnya (kalau bisa dibilang hit) Memento Mori menggoyang dan membawa kami terbang ke awan. Sampai mereka terpaksa harus menyudahi setnya.

Sejenak kami beristirahat meluruskan kaki, minum-minum dan berusaha mengantri di booth yang menjual makanan. But hell, antriannya panjang banget. Untuk tahun depan, panitia harus menggamit sponsor makanan lebih banyak lagi.

So far so good. Berikutnya kami menuju legenda muda, Pure Saturday.


Not-so-pink Chick

No comments:

Post a Comment

 

Copyight © 2009 Live@Loud. Created and designed by