Showing posts with label Dahsyat. Show all posts
Showing posts with label Dahsyat. Show all posts

Monday, December 7, 2009

Layar Perak: FFI Masih Ada Lho


Sejak FFI, sebagai ajang pemberian award terbesar dan tertua kepada film Indonesia, memenangkan Ekskul sebagai film terbaik, aura kewibawaannya mendadak sontak sirna. Cercaan demi cercaan harus diterima yang berujung pada penolakan sejumlah pelaku film Indonesia untuk berpartisipasi kembali. Kalau jumlah keseluruhan dan jumlah film Indonesia yang berkualitas melimpah-ruah, mungkin aksi embargo tidak akan terlalu terasa. Tapi kalau keadaannya masih begini, film berkualitas masih jarang dan cepat sekali menghilang dari pemutaran bioskop, maka ketidakhadiran mereka akan lebih terasa.

Bagaimana pun, walau pun masih saja dihantam banyak kritik membangun, acara puncak FFI 2009 akan digelar tanggal 16 Desember. Waaaaak...kok tiba-tiba sudah acara puncak aja? Mana pengumuman nominasinya? Pengumuman nominasi sudah dilakukan pada tanggal 6 Desember lalu melalui acara Dahsyat. Dahsyat bener deh para pemikir promosinya. Mereka menggabungkan ajang film yang seharusnya sudah bisa berdiri sendiri dengan acara musik yang digelar di lapangan parkir mal. Tanpa harus menjelaskan maksud kami, tentunya pernyataan kami sudah bisa diketahui maksudnya.

Beberapa film yang muncul dalam deretan nominasi adalah Rumah Maida, Garuda Di Dadaku, Mereka Bilang Saya Monyet dan Identitas. Di antara nominasi itu, yang kami tonton baru Garuda Di Dadaku. Jadi kami tidak bisa berkomentar terlalu banyak pada nominasi FFI ini. Kami tidak ingin mendahului takdir dengan mengomentari film yang belum ditonton.

Hip Master

Monday, September 7, 2009

Tayang Televisi: Bulan Puasa Penuh Berkah Buat Pengisi Acara

Bulan Puasa adalah bulan penuh berkah. Termasuk untuk para artis pengisi acara televisi. Di bulan puasa ini, televisi semakin sering menayangkan acara-acara andalan yang prime timenya bergeser ke menjelang bedug dan menjelang Imsak. Di jam tayangan inilah para stasiun televisi jor-joran menampung iklan dan menayangkan kuiz.

Para artis pasang harga tidak sama dengan periode biasa, dengan dalih bulan puasa seharusnya besama keluarga dan tidak kebanyakan terima order. Karena duit sudah di depan mata, maka susah juga nolaknya.

Karena itu, tampang-tampang yang sama kita lihat sehari-harinya semakin banyak terlihat di layar kaca selama bulan puasa. Muka yang sama bisa dilihat di acara Sahur, acara biasa di siang hari, bintang tamu di acara memasak dan kemudian di acara Buka di stasiun televisi yang lain. Hebat sekali bukan?

Perhatikan satu saja artis yang banyak muncul di layar kaca di bulan puasa ini. Ambil saja secara acak, kami mendapat nama: Luna Maya. Dia tampil di Dahsyat Sahur dan kemudian acara Dahsyat regular di RCTI, kemudian sorenya kita bisa lihat di acara buka di ANTV. Belum kalau kemudian Luna muncul sebagi bintang tamu di acara lain, dan juga muncul di acara gosip.

Itu sebabnya kita melihat mata-mata sembab para pembawa acara bulan puasa. Dan gara-gara pengin melihat mata sembab mereka, berakibat kita juga bermata sembab? Nggak lah ya...

Not-so-pink Chick

Thursday, August 20, 2009

Tayang Televisi: Acara Copyan TRL yang Melelahkan


Kami adalah fans dari acara TRL dari MTV. Pada saat itu, kami melihatnya sebagai terobosan dalam musik di pertelevisian. Acara ini berhasil menyatukan tangga lagu, artis, penggemarnya, kuis dan lainnya. Hebatnya lagi, acara ini ditayangkan setiap hari dan live. Kunci keberhasilan dari acara ini adalah daya kejut serta penetapan alur tempo yang terjaga.


Tinggal menunggu waktu TRL akan dicopy oleh stasiun televisi di Indonesia. Tinggal menunggu waktu saat satu stasiun televisi berhasil mengcopy TRL, maka kemudian stasiun televisi lain juga mengcopynya agar juga kebagian porsi sukses.

Sekarang ada Inbox, Dahsyat, Dering, dan kami lupa untuk menyebut yang lainnya. Modelnya semua sama: banyak host dan panggung besar di area terbuka. Celakanya copyan TRL ini tidak bisa mengambil substansi dari TRLnya sendiri. Stasiun televisi mabuk untuk mendapatkan lebih banyak iklan dengan cara yang norak.

Host bermaksud untuk melucu, tapi setelah berjalan beberapa episode setiap harinya, mereka terlihat seperti terlalu mengantuk untuk memikirkan lelucon baru. Apalagi alur dibuat seperti srimulat, tanpa skenario yang ketat, lebih parahnya mereka bukan lah Srimulat. Ini membuat tempo menjadi berlama-lama, karena mereka berusaha keras untuk melucu. Yang anehnya lagi penonton menyukainya.


Panggung yang besar bertujuan untuk memberi kenyamanan mata saat penonton memelototi artis kesayangannya bernyanyi. Sayangnya tidak terjadi pada kami. Karena pertimbangan menyanyi live akan lebih ribet, maka banyak artis yang melakukanya dengan berpura-pura live. At least, make it like they really do it live. Jadi percuma saja ada panggung besar.
Seperti acara-acara yang lain, karena rating menanjak maka sponsor masuk. Karena merasa punya acara, logo sponsor muncul di mana-mana memberi kesan murahan. Uang sudah mengalahkan proposal agar logo sponsor kelihatan muncul secara elegan, atau memang tidak ada sponsor? Yang bayar terserah mau pasang logo di mana.

Paling parah adalah durasi. Stasiun televisi menggunakan jurus aji mumpung. Mumpung ratingnya lagi bagus, iklan diterima semuanya sehingga melupakan durasi. Bayangkan host yang mencoba melucu saja sudah menghabiskan waktu terlalu lama. Ditambah dengan iklan yang tidak ada putusnya. Sebenarnya bagaimana televisi bisa meyakinkan para pemasang iklan? Karena kami sebagai penonton punya remote control di tangan.

O iya sbagai cara yang ditayangkan setiap hari, acaranya seperti tayangan ulang dari hari sebelumnya.

Hip Master
 

Copyight © 2009 Live@Loud. Created and designed by