Showing posts with label Layar Perak. Show all posts
Showing posts with label Layar Perak. Show all posts

Tuesday, July 6, 2010

Layar Perak: Pengantin Topeng, Judul Dengan Tata Bahasa Membingungkan



Ada film Indonesia dengan judul bahasa Inggris, dan kali ini akan menyusul tren baru, judul film berbahasa Inggris yang salah diartikan. Kalau dalam bahasa Inggris bisa berjudul Bride/Groom Mask, di bahasa Indonesia seharusnya menjadi Topeng Pengantin, yang berarti topeng yang digunakan oeh pengantin. Tetapi film ini mengambil judul Pengantin Topeng yang berarti pengantin berasal dari topeng, seperti pengantin Jawa, pengantin Sunda dan sebagainya.

Isinya bukan menceritakan tentang problema rumah tangga penggantin baru, tetapi ini adalah film bertemakan slasher haus darah yang membabi buta membunuhi perempuan berbikini dan pacar bodohnya. Bikini, teriakan panik perempuan, pacar lelaki bodoh dan...pantai. Seperti deja vu.

Kalau saja Rizal Matovani mempatenkan formula film slashernya, dia pasti akan mendapatkan banyak uang dan tidak perlu membuat film slasher horor lainnya lagi.

Hip Master

Thursday, July 1, 2010

Layar Perak: XXI Epicentum Epik

Dari satpam yang berjaga di lobi Epicentrum kami mendapatkan jawaban kalau XXI berlokasi di ujung dari Epicentrum. XXI menempati bangunan sendiri di sayap Epicentrum, sehingga membuat saya terlihat bodoh kala menanyakan di lantai mana XXI terdapat. Melihat wujud bangunannya, saya baru menyadari mengapa XXI Epicentrum menempati bangunan sendiri, karena satu studio XXI di Epicentrum adalah studio yang terbesar dengan kapasitas sampai 500 orang.

Dengan studio yang besar, saya sempat berpikir akan melihat banyak kerumunan orang mengantri tiket dan menunggu jam tayang Eclipse, tapi saya ternyata salah. Mungkin karena baru dibuka semenjak Mei lalu, belum banyak orang yang tahu.

Memasuki studio 1 yang besar, kami crew L@L mendapat tempat duduk lima baris dari depan. Awalnya saya pikir deretan ini adalah baris yang paling maksimal untuk menonton bioskop. Tapi saat saya melihat layar di studio 1, baru saya sadar mengapa mbak-mbak yang memberikan tiket bertanya sampai dua kali apakah kami yakin dengan pilihan kami.

Karena studionya termasuk berukuran jumbo, layar yang dipakai juga ekstra besar. Belum sebesar layar Imax di Keong Emas, tetapi dari pengalaman kami berpindah-pindah bioskop, ini adalah layar terbesar yang pernah kami lihat. Di lain waktu, saya pasti akan memilih deret lebih ke belakang dan tidak mungkin bersedia untuk menonton di baris paling depan di XXI Epicentrum.

Pengalaman layar besar ini terasa cukup berbeda. Saya merasa lebih menonton bioskop dari pada biasanya, apalagi dibandingkan dengan studio kecil. Ini membuat XXI Epicentrum bisa menjadi pilhan untuk menonton film-film berkelas epik.

Hip Master

Wednesday, June 30, 2010

Layar Perak: Demi Eclipse, Yang Tidak Perlu Kami Lakukan

Menyambut pemutaran perdana seri ketiga dari Twilight Saga: Eclipse, banyak orang rela untuk berkemah demi mendapatkan kesempatan menonton terlebih dahulu dibandingkan yang lainnya. Tapi ini tidak terjadi di Indonesia. Saya tidak melihat adanya tenda-tenda dan kantong tidur di depan mal yang memutar film ini tadi pagi.

Saya sempat dengar, penggemar Twilight di Indonesia yang kebanyakan masuk kalangan usia sedang menikmati libur sekolah, sudah mulai tumpah ruah memperebutkan tiket masuk. Twitter sudah dihujani kicauan mereka yang akan dan sudah menonton.

Sedangkan kami, karena kebaikan hati seseorang kami tidak perlu mengantri untuk mendapatkan tiket hari ini. Walau pun kami sering berbicara jelek mengenai saga ini, tapi kami memberanikan diri untuk datang dan turut larut dalam euphoria Eclipse.

Not-so-pink Chick

Tuesday, June 29, 2010

Layar Perak: Dua Film Tentang Facebook Atau Paling Tidak Salah Satunya Memakai Facebook Di Judulnya

Columbia Pictures akan mengeluarkan film bertemakan Facebook, yang tidak hanya tentang situs jejaring sosial ini saja tapi juga menceritakan mengenai sepak terjang Mark Zuckerberg mendirikan situs pertemanan yang sekarang masih digemari entah sampai kapan ada terobosan web berikutnya, bicara tentang web 3.0. Film berjudul The Social Network akan dirilis pada bulan Oktober tahun ini, dan entah apa yang akan membuat film ini jadi menarik. Ini tentang situs yang banyak orang pakai setiap harinya, jadi apakah perlu untuk melihat drama pendiriannya, atau cuma menggambarkan impian Amerika yang memperlihatkan seseorang bisa saja tiba-tiba jadi miliuner? Kenapa juga harus David Fincher yang membesut Se7en dan Fight Club harus berada di belakang layar The Social Network? Apakah ini akan jadi doku-drama yang kelam? Sebagian dari diri saya menolaknya, seperti menonton drama pendirian Microsoft juga terasa kurang menarik. Kecuali menontonnya di Discovery Channel.



Satu lagi tentang Facebook, atau paling tidak memakai judul Facebook di dalamnya. Facebook memang sangat populer di Indonesia, tua muda kaya miskin menggunakannya. Sering juga muncul berita kuning yang menceritakan keretakan asmara bahkan rumah tangga gara-gara kurang berhati-hati menggunakan Facebook. Yang ingin saya tonton adalah suatu drama thriller dengan twist bertubi-tubi dari keisengan ksperimen di Facebook (dengan cara yang cerdas tentunya), yang diujungnya akan berakhir dengan tragedi kecurigaan, ironi dunia nyata, cinta yang karam dan kengerian simbahan darah. Tapi film lokal ini sepertinya hanya akan mengambil Facebook sebagai pemanis saja, dan tidak akan mengeksplorasinya habis-habisan. I Know What You Did On Facebook akan mulai tayang 15 Juli, dan saya masih belum mengerti mengapa karakternya pada pakai komputer Apple semuanya. Apakah film ini dapat product placement dari Apple? Saya meragukannya.



Not-so-pink Chick

Thursday, June 24, 2010

Layar Perak: Obama Anak Menteng, Tidak Dapat Dipercaya Film Ini Benar-Benar Akan Rilis



Saya tahu ada buku dengan judul Obama Anak Menteng. Saya tidak tahu apa isi buku itu karena belum pernah membacanya dan tidak terlalu peduli untu mencari tahunya lebih lanjut. Yang saya tahu buku itu tidak sepenuhnya menggambarkan biografi dari kepingan hidup Barack Obama yang sempat hidup di tanah Menteng, Jakarta. Buku itu berisikan cerita yang dalam bahasa kerennya terinspirasi, atau lebih tepatnya memasukkan beberapa fakta ke dalam sebuah fiksi.

Yang lebih mengagetkan sampai membuat mulut saya ternganga adalah ada yang kemudian mengangkatnya menjadi film. Berhubung ini fiksi tentu apa yang ada di dalamnya tidak sepenuhnya akurat. Sedangkan banyak orang yang ingin menontonnya tidak mau tahu bahwa Obama Anak Menteng adalah sepenuhnya film fiksi. Ketidaktahuan ini bisa menyebabkan persepsi yang salah. Semoga saja penonton film Indonesia sudah cukup pintar.

Old Skuller

Tuesday, June 22, 2010

Layar Perak: Darah Garuda Atau Dalam Bahasa Inggris Blood Of Eagles



Ternyata film Merah Putih dinilai cukup memberikan pemasukan bagi yang membuatnya. Karena itu, pejuang dari sekolah kadet terus beraksi. Kali ini musuh utamanya adalah Belanda jadi-jadian, tak lain dan tak bukan siapa lagi aktor Indonesia yang bisa memainkan meneer Belanda sebaik Ru di Wowor.

Masih dengan gaya John Woo di beberapa adegan aksi. Darah Garuda akan segera beraksi di bioskop-bioskop terdekat. Buat yang kangen dengan film perjuangan seperti Serangan Fajar dan Janur Kuning, tonton film ini, dan jangan coba-coba bilang di Indonesia ini tidak ada lagi film perang.

Merdeka bung!

Old Skuller

Layar Perak: Les Grossman Selamatkan MTV Video Movie Awards



Saat MTV dan acara-acara pangungnya semakin terlupakan, tahun ini MTV Movie Awards memberikan kejutan. Tanpa disangka-sangka, karakter Les Grossman, tycoon Hollywood yang diperankan oleh Tom Cruise (saya sendiri tidak sadar pemerannya Tom Cruise sampai credit title muncul) di film Tropic Thunder, muncul di atas panggung. Tidak hanya sendirian, Les Grossman berdansa bersama Jennifer Lopez.

Saya pikir Les Grossman hanya akan muncul di promo iklan MVA saja. Ternyata MTV melakukan langkah berani menyakinkan Tom Cruise untuk menggoyang pantatnya di atas panggung. Dengan gaya seperti yang mereka berdua tampilkan, So You Think You Can Dance terasa hanya seujung kuku saja.

Tepuk tangan riuh sambil berdiri layak untuk Tom Cruise dan Jennifer Lopez. Ini adalah salah satu momen MTV yang akan terus abadi dikenang.

Hip Master

Layar Perak: Harry Potter And The Deadly Hollows, Kalau Benar Jilid Terakhir Ini Dua Bagian Mungkin Lebih Baik Langsung Ke Bagian Dua



Film setengah terakhir dari Harry Potter mengambil cara promosi yang sama dengan Twilight. Yaitu dengan menampilkan trailernya untuk pertama kali di ajang MTV Movie Awards. Dengan begini semua keuntungan lari ke MTV. Warner Bros harus membayar mahal slot iklan ke MTV dan penonton yang penasaran memelototi layar televisi sampai trailernya muncul. Sementara ajangnya sendiri dilewatkan, kecuali bagian Les Grossman dan Sandra Bullock.

Pendapat saya sudah kelihatan dari judul post ini. Kalau lupa, silakan lihat ke atas lagi.

Hip Master

Layar Perak: Laskar Cilik, Film Yang Perlu Dihindari Di Saat Liburan



Liburan sudah datang lagi. Hore! Film-film menyambut liburan juga sudah siap menanti. Tapi tetap saja masih ada makhuk serakah yang coba-coba memproduksi film anak-anak dengan harapan anak-anak akan merengek ke orang tuanya ke bioskop, dan akhirnya satu keluarga tertipu.

Trailer Laskar Cilik ini terlihat seperti sinetron yang diledakkan layarnya menjadi lebih besar. Kalau skalanya sinetron, tonton saja di rumah, atau lewatkan saja. Lebih tepatnya hindari!

Hip Master

Wednesday, May 12, 2010

Layar Perak: Inception Fim Musim Panas Terpanas



Permohonan maaf dulu kepada industri film Indonesia. Negara ini punya cukup banyak film tapi sayangnya promosinya lebih sering ke gosip daripada filmnya sendiri. Karena itu, walaupun liburan sekolah di Indonesia juga sudah semakin mendekat, tetapi musim panas ini promosi dari Hollywood lebih menarik. Karena kita bahkan tidak tahu film Indonesia apa yang akan diputar di bulan Juni dan Juli. Ini tabiat jelek promosi film Indonesia, yang baru tiba-tiba muncul seminggu sebelum filmnya diputar di bioskop. Tidak terjadi ikatan batin yang cukup lama, dan tidak ada rasa menunggu-nunggu.

Beberapa film Hollywood untuk menyambut musim panas sudah mulai ditembakkan amunisinya. Iron Man 2 walaupun tidak jelek tapi belum bisa dibilang paling bagus. Twilight Saga: Eclipse walaupun akan laku keras tapi pasti di bawah ekspektasi. Di antara timbunan pilihan ilm Hollywood terselip satu film yang saya pikir dapat menjadi paling panas di musim panas.

Promosinya boleh tidak segila dan semewah Iron Man 2. Kedatangannya tidak terlalu ditunggu-tunggu seperti lanjutan Twilight. Tapi dari trailernya, Inception, terlihat sangat menjanjikan.

Dikomandoi oleh Christopher Nolan, yang dengan cemerlang mengembalikan kegelapan Batman dan membuat Memento menjadi film klasik cult, Inception terlihat seperti The Matrix yang bermain di alam mimpi. Visualisasinya begitu menakjubkan, dan kalau bicara Christopher Nolan ceritanya juga bukan cerita standar. Tapi ini hanya asumsi awal saja. Bisa saja cerita sebenarnya akan lebih gelap dan menyodorkan pertentangan psikologis.

Mungkin ini bisa menjadi The Matrix berikutnya. Tidak terlalu diperhitungkan tapi kemudian dapat menyodok ke atas dan terus dibicarakan orang. Harapan yang ditanggung oleh Christopher Nolan begitu besar setelah kesuksesan The Dark Knight.

Hip Master

Tuesday, May 11, 2010

Layar Perak: Akhirnya Twilight Menunjukkan Kemungkinan Untuk Jadi Seru



Saya sempat kecewa dengan versi pertama trailer Twilight Saga: Eclipse karena sepertinya masih berputar di urusan cinta segitiga. Pertanyaannya, kapan urusan vampir dan serigala jejadian ini bisa menjadi lebih seru?

Versi kedua dari trailer installment ketiga ini lebih memuaskan walaupun belum tentu menunjukkan film yang sebenarnya. Maafkan saya yang belum membaca bukunya, karena itu serombongan vampir yang bersiap menuju kota tempat Bella tinggal, kerjasama vampir baik dengan serigala jejadian melawan rombongan vampir dan turunnya dewan vampir mengejar Bella seakan-akan dunia vampir akan terguncang hebat hanya karena urusan cinta, sepertinya terlihat menjanjikan untuk sebuah aksi.

Sepenuhnya saya sadar kalau aksinya akan sekeju mungkin. Tapi lebih baik daripada berkutat dengan urusan cinta yang terlalu panjang untuk diulur-ulur. Ada vampir dan serigala jejadian, apa gunanya kalau mereka tidak beraksi.

Hip Master

Layar Perak: Terobosan Untuk Penonton 3D Berkacamata


Roger Ebert boleh tidak suka film 3D dan meracau panjang lebar di Newsweek. Tetapi saya menyukainya. Film 3D telah membuat kegairahan baru yang sudah lama tidak terjadi di bioskop. Pengusaha bioskop boleh dengan segala cara menggelar festival, menata interior dan membuat layanan antar makanan ke tempat duduk, untuk membuat penonton kembali ke bioskop dan meninggalkan DVD bajakan, tetapi 3D melampaui semua itu. 3D berasal dari filmnya sendiri yang membuat orang ingin menonton filmnya.

Karena itu saya senang sekali kalau ada terobosan yang membuat menonton 3D menjadi lebih nyaman. Keluhan sering datang dari penonton yang menggunakan kacamata. Mereka merasakan menggantungkan dua kacamata di wajah adalah suatu siksaan dan terlihat bodoh. Mata menjadi sulit beradaptasi karena kacamata 3D terasa seperti sebuah paksaan yang tidak terintegrasi menjadi satu dengan kacamata penonton.

Sampai Blitz Megaplex menaggapi keluhan ini dan menawarkan clip-on kacamata 3D. Seperti clip-on kaca hitam yang disematkan di kacamata, clip-on 3D ini juga bekerja dengan cara yang sama. Tidak ada lagi kacamata ganda menggantung di muka. Tetapi clip-on ini tidak untuk dipinjamkan. Clip-on ini dijual dengan harga Rp 75 ribu atau Rp 60 ribu bagi pemegang kartu Blitzcard. Alat ini hanya dapat digunakan di theater yang menggunakan kamera proyeksi realD-3D. Karena Blitz yang menawarkan tentunya auditoriumnya sudah memakai teknologi ini.

Hip Master

Monday, May 10, 2010

Layar Perak: Cita-Cita Saya Nanti Jadi Seperti Sam Dunn

Kalau ditanya mau jadi apa kalau nanti besar, saya menjawab: Rock Star, dengan suara yang lantang. Tetapi saya mulai sadar diri, saya tidak bisa memainkan alat musik dengan baik dan saya tidak bisa menyanyi dengan pitch yang benar. Hampir saya mengubur cita-cita sampai kemudian muncul Sam Dunn dengan film dokumenternya, Metal: A Headbanger's Journey.

Saya terkesiap. Cita-cita saya menjadi Rock Star masih bisa terwujud, tetapi dengan sedikit penyesuaian. Semangat dari Sam Dunn yang saya ambil. Betapa dia menyukai dan mencintai metal, sampai dia juga ingin merasakan hidup dari metal. Yang dia lakukan adalah menyutradarai film dokumenter yang berkaitan dengan metal. Tercatat setelah film dokumenternya, menyusul Global Metal dan Iron Maiden: Flight 666.

Tahun ini, kiprah Sam Dunn masih berlanjut dan belum terlihat tanda-tanda berhenti. Namanya semakin menanjak dan band besar legendaris mengajaknya untuk membuat film dokumenter yang memiliki nafas metal. Tidak sekedar dokumenter besutan saluran Discovery dan National Geographic.

Rush adalah bandnya. Judulnya Rush: Beyond The Lighted Stage. Dan seperti yang sudah-sudah, ini akan menjadi tontonan yang mengasyikkan.



Kembali ke cita-cita saya. Saya tidak akan menjadi sutradara film dokumenter seperti Sam Dunn. Tapi saya akan mengerjakan hal yang saya sukai, menulis, mendengar dan menonton rock. Posting ini memperlihatkan cita-cita saya sebagai penulis rock masih terbuka lebar.

Old Skuller

Thursday, May 6, 2010

Layar Perak: Menculik Miyabi Belum Tentu Isinya Miyabi Melulu



Buat yang penasaran menonton Miyabi dalam layar besar dibandingkan dengan televisi dan layar komputer di rumah, film Menculik Miyabi yang sempat gempar dalam masa pembuatannya itu akhirnya dirilis mulai dari hari ini. Tapi juga siap-siaplah kecewa.

Sudah jelas, yang menonton film ini ingin melihat Miyabi. Aktor dan aktris yang lainnya kurang penting deh. Ceritanya apalagi, perlu kah suatu cerita buat menonton Miyabi? Kalau Miyabi hanya muncul secuil dari porsi durasi, maka kekecewaan lah yang didapat.

Dilihat dari trailernya yang tidak jelas juntrungannya itu, Maria Ozawa bakal muncul sekilas-sekilas. Tanpa melihat trailernya juga sebenarnya sudah tertebak. Bintang utama film ini bahkan bukan Maria Ozawa.

Buat yang berharap Miyabi akan membuka bajunya juga siap-siap lebih kecewa. Sudah dituturkan dalam wawancara yang mengumumkan film ini tiba-tiba muncul (yang menandakan pro kontra datangnya Miyabi ke Indonesia hanya sensasi promosi murahan saja), Miyabi tidak akan melakukan adegan sensual. Jadi yang mungkin terjadi adalah pemeran yang lain yang sedikit memperlihatkan kulitnya.

Hip Master

Wednesday, April 14, 2010

Layar Perak: Tidak Mau Nonton Sinema Perancis, Mati Aja Loe!

Film ini tidak hanya dibuat oleh Hollywood dan Bollywood. Di belahan dunia yang lain, film juga terus dibuat. Bedanya hanya pemasarannya tidak menggurita seperti dua kubu itu.

Perancis adalah salah satu negara yang rajin menggelar festival untuk meningkatkan kesadaran publik bahwa film dari negara itu juga patut untuk ditonton. Walaupun sering menggelar festival tapi tetap masih belum bisa menmbus pasar komersial.

Negara ini sering kali memposisikan filmnya di sisi yang berbeda dengan film Hollywood yang kacangan dan mengejar hiburan saja. Tapi kenyataannya, toh beberapa film Perancis juga mengadopsi resep yang sama dengan Hollywood, seperti Taxi versi orisinilnya. Yang kemudian Taxi dibuat ulang oleh Hollywood dengan menambah genjotan tensi hiburan.

Tapi film Perancis tidak hanya Taxi. Orang-orangnya yang berbicara dengan bahasa romantis walaupun sedang marah-marah adalah sajian yang menarik. Cara filmnya bertutur juga memberikan sentuhan yang berbeda. Kalau di kepala kita terlalu banyak film Hollywood, saatnya dikeluarkan racun-racunnya dengan menonton film Perancis.

Festival Sinema Perancis akan digelar pada tanggal 15 April sampai 10 Mei di Jakarta, Balikpapan, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Denpasar. Kota selain Jakarta mendapatkan keistimewaan karena bisa sinemanya bisa ditonton dengan gratis.

Kalau punya alasan film Perancis tidak menarik ditonton karena bahasanya tidak dimengerti, maka itu adalah alasan yang sangat lemah. Akan tersedia teks bahasa Inggris bagi mereka yang tidak mengerti bahasa Perancis. Dan kalau alasan berikutnya adalah malas baca teks bahasa Inggris, maka mati aja loe!

Jadwal lengkap dan sinema yang akan diputar bisa dilihat di www.sinema-perancis.com dan berikut beberapa trailernya.









Not-so-pink Chick

Friday, April 9, 2010

Layar Perak: Taring, Rizal Mantovani Gerak Cepat



Rasanya baru Desember kemarin Rizal Mantovani mencetak sukses lewat film horor Air Terjun Pengantin. Termasuk sukses karena saya sempat kehabisan tiket waktu mau nonton.

Akhir April ini, Rizal akan mengeluarkan film horor terbarunya, bertajuk Taring. Kalau dilihat dari trailernya, resep yang dipakai mirip-mirip. Cuma di taring ini tidak ada sosok yang sefenomenal Tamara Blezensky.

Kekreatifannya membuat karakter horor boleh lah dikeploki. Tidak mau terjebak di kawasan legenda urban pocong dan kuntilanak saja, Rizal memilih untuk menciptakan karakter baru. Siapa tahu nanti Hollywood ada yang cocok meminangnya dan kemudian dijadikan franchise. Kalau Kuntilanak kan royaltinya lari ke alam gaib sana, bukannya ke tangan Rizal.

Rizal kembali masuk hutan. Para crew dan model yang punya ide kreatif untuk membuat foto session lingerie di antara pohon dan semak belukar, mereka harus menghadapi penunggu hutan. Teriakan dari badan semampai yang berlarian masih menjadi menu utama. Lupakan cast laki-laki yang tidak penting. Pada akhirnya, mungkin hanya satu badan semampai yang bisa keluar dari hutan dengan selamat.

Hip Master

Layar Perak: Bisa Pas Aja Film Ini Rilis Di Tengah Ramainya Skandal Jayus



Seperti biasa, tanpa pemberitahuan dan banyak halo-halo sebelumnya, tiba-tiba saja muncul film baru di jagad sinema Indonesia. Cara seperti ini tidak hanya dominasi film horor yang judulnya saja tidak bikin selera, tapi juga dipakai oleh mereka yang sudah jungkir balik dan makan asam garam dari dunia film. Agaknya mereka perlu mengambil mata pelajaran pemasaran 1-on-1.

Deddy Mizwar, aktor sekaligus sutradara yang piawai, siap mempertontonkan film terbarunya mulai tanggal 15 April ini. Diberi judul Alangkah Lucunya (Negeri Ini), baru dengar judulnya saja langsung terkesan film ini akan meledek habis-habisan fenomena kejanggalan yang sering terjadi di negara tercinta kita ini. Untuk membuat film model seperti ini, Deddy Mizwar bukanlah bapak kemarin sore. Beliau sudah fasih untuk membuatnya lancar diceritakan dalam layar lebar.

Masalah yang didapat ketika melihat trailernya adalah antara konten cerita dengan latar belakang lagu yang tidak nyambung. Dari beberapa cuplikan dialognya, terlihat film ini berusaha memancing tawa sinis dan senyum masam karena melihat potret diri sendiri di dalamnya. Sedangkan lagu latar belakangnya terdengar kadang menyayat dan menegangkan. Tidak terkesan lagunya akan menghantarkan sebuah pentas komedi satir.

Kalau pura-pura dan mengabaikan lagu latar belakangnya, maka film ini seperti menjanjikan. Unsur hiburannya ada, dibuat dengan cara membuat film yang benar serta tidak akan terasa gusar untuk meninggalkan bioskop sesegera mungkin padahal film belum juga selesai.

Waktu rilisnya juga sangat tepat. Selagi banyaknya pemberitaan yang mengungkap rentetan skandal jayus, film ini tentu akan mengundang minat. Tidak mungkin ini adalah pemasaran jenius yang sudah direncanakan dua tahun sebelumnya, yang strateginya adalah mengangkat skandal wahid ke permukaan dan kemudian dipuncaki dengan rilisnya Alangkah Lucunya (Negeri Ini). Ini mah kebetulan aja.

Old Skuller

Wednesday, April 7, 2010

Layar Perak: Masih 6 Bulan Lagi, Milla Jovovich Dalam 3D



Franchise Resident Evil memasuki babakan baru. September nanti, saga Alice dapat ditonton dalam format 3D. Diberi judul Afterlife, sekuel ini diambil gambarnya menggunakan kamera 3D besutan James Cameron yang sukses melambungkan Avatar.

Walaupun Resident Evil tidak pernah sebagus itu, tapi franchise ini punya kaum penggemarnya sendiri. Dan saya termasuk salah satunya. Dengan kesadaran sepenuhnya, yang saya cari adalah aksi dari Milla Jovovich menghajar pantat para zombie dan mutant.

Kali ini dapat disaksikan dalam 3D. Enam bulan lagi, film kelas B ini perlu ditonton menggunakan kacamata khusus.

Hip Master

Friday, March 12, 2010

Layar Perak: Tetap Tidak Tergerak Nonton Eclipse



Dengan tambahan 1 menit 20 detik, kami masih belum tergerak untuk menonton Eclipse, walaupun pada akhirnya akan nonton juga. Dilihat dari trailernya, film ini tidak akan memperlihatkan sesuatu yang baru. Penonton masih akan disuguhi oleh konflik cinta segitiga yang berkepanjangan. Bahkan iming-iming ketegangan tampaknya tidak bisa mengalihkan perhatian penonton untuk lebih memperhatikan cinta segitiga yang semakin absurd.

Telah ditetapkan tanggalnya 30 Juni. Seperti film sebelumnya, Indonesia akan dapat jatah istimewa tanggal yang sama dengan pemutaran perdananya di seluruh dunia. Bukan karena ingin memanjakan penggemar Twilight, tapi agar penggemarnya tidak keburu menonton dari keping bajakan.

Not-so-pink Chick

Layar Perak: Lelucon Terburuk Perfilman Indonesia

Bukan hanya ini menjadi lelucon terburuk tahun ini, tapi juga merupakan lelucon terburuk yang pernah terjadi di industri perfilman Indonesia. Setelah sempat diberitakan tidak jadi dirilis karena mengandung kandungan gambar yang vulgar, Hantu Puncak Datang Bulan bertarnsformasi menjadi Dendam Pocong Mupeng.

Dengan kecanggihan akrobatik ini, kami dibuat terbengong-bengong. Selain lomba membuat judul yang teramat buruk, ternyata juga ada lomba untuk membuat sensasi. Cuma karena ganti judul terus sekarang bisa beredar begitu? Kami sendiri tidak percaya kalau sedia kalanya film ini dilarang rilis.

Kami menjadi yakin film ini memang sudah direncanakan untuk dirilis dengan cara seperti ini. Karena merasa kehebohan ganti judul kurang kuat menendang pantat, maka artis utama berlagak akan menuntut produser karena bayarannya belum sepenuhnya diterima, Terus tahu-tahu produsernya membuat pernyataan kalau bayarannya akan dipenuhi kalau filmnya rilis. Jreng jreng jreng filmnya ganti judul, dengan judul yang lebih buruk.

Mau tahu trailer filmnya? Cari sendiri di YouTube. Kami sendiri tidak tega pasang posternya di sini.

Not-so-pink Chick
 

Copyight © 2009 Live@Loud. Created and designed by