Showing posts with label sinetron. Show all posts
Showing posts with label sinetron. Show all posts

Friday, May 14, 2010

Tayang Televisi: Tolong Dong Sediakan Anggaran Cukup Buat Musik Score Sinetron


Pada suatu hari, saya pulang ke rumah cukup malam dari biasanya hanya untuk mendapati beberapa penggemar sinetron memelototi televisi dengan serius. Terlalu serius malah.

Saya selalu membayangkan kalau sinteron itu cerita cinta ringan yang tidak terlalu banyak berpikir, sehingga seharusnya wajah orang-orang saat nonton dihiasi sesimpul senyum dan mata yang berbinar. Tapi malam itu saya menyadari bahwa persepsi saya salah. Wajah para penonton sinetron justru tampak tegang seakan sedang menonton Die Hard minus celetukan John McClane.

Ini membuat saya terketuk hatinya untuk menonton apa yang sedang mereka tonton. Tanpa tahu cerita yang sedang berkembang, apalagi jumlahnya sudah masuk ke episode ratusan, saya ikut mengalir saja tanpa berusaha tanya kiri kanan.

Ternyata dugaan saya masih benar. Cerita sinetron tetaplah cerita cinta yang diulur dan dibolak-balik oleh kreativitas maha tinggi penulisnya. Yang membuat tegang adalah musik scorenya. Apa pun kondisinya, baik sedang mengutarakan cinta atau tidak cinta, jeng jeng! Kejar-kejaran, jeng jeng! Mengintip, jeng jeng! Dan terkejut, juga jeng jeng! Musik scorenya tetap sama, mengagetkan dan menaikkan tensi.

Musik scorenya tidak sepenuhnya nyambung dengan adegannya. Sepertinya pembuatnya hanya punya musik sample gratisan yang bisa dipakai karena tidak ada anggaran untuk membuat musik score orisinil. Celakanya samplenya kebanyakan jeng jeng! Apa pun adegannya hajar jeng jeng!

Ini yang membuat sinetron lebih menegangkan, eh...memabukkan.

Not-so-pink Chick

Thursday, April 8, 2010

Tayang Televisi: Cuma Perlu 15 Menit Agar Tidak Ketinggalan Progres Cerita Sinetron


Tidak punya banyak waktu tapi masih ingin mengikuti sinetron yang ditayangkan di waktu prima agar tetap bisa nyambung obrolan dengan teman-teman sepergaulan? Tenang saja, ada cara jitu dan hanya perlu waktu 15 menit saja setiap hari.

Caranya juga tidak harus langganan tabloid yang isinya ringkasan dari episode sinetron yang disayangi. Tidak pula harus mengikuti mailing list dan forum online yang hanya melulu membicarakan tentang kelanjutan serunya serial sinetron Indonesia.


Karena sinteron adalah media di televisi, maka solusinya juga harus dari televisi juga. Perlu diingat sifat dasar dari sinetron Indonesia. Sinetron yang digilai oleh banyak orang ini terdiri dari sambungan berbagai masalah dari induk masalah yang tak kunjung selesai. Masalah yang kecil-kecil itu tidak selesai dalam hitungan satu episode saja. Masalah ini bisa berlarut-larut sampai dua minggu lebih, padahal sinetron ini tayang terus setiap hari. Bukan karena masalah kecil yang ditawarkan sinetron adalah masalah luar biasa yang butuh pemikiran dan usaha yang luar biasa untuk menyelesaikannya. Tapi memang pembuat skenarionya saja yang dapat perintah dari produsernya agar berlama-lama dan berpanjang-panjang.


Kembali ke solusi, yang diperlukan adalah bersiap-siap di depan layar televisi saat sinetron dimulai. Jangan sampai terlambat melihat awalnya, ini sangat penting. Di awal tayangan, sinetron akan menayangkan rangkuman atau sekilas dari episode sebelumnya. Dari situ terlihat apa yang kita lewatkan di episode sebelumnya, dan kemudian langsung dilanjutkan 10 menit awal dari episode terbaru.

Dari sini kita akan melihat bahwa kita tidak melewatkan banyak hal kalau hanya melewatkan satu episode. Kalau begini, yang diperlukan adalah 15 menit per minggu, untuk per judul sinetron karena saking lambatnya perkembangan cerita. Dengan begini, kita masih bisa mengikuti sinteron lain yang ditayangkan pada waktu yang bersamaan. Bahkan kita bisa menonton tayangan lain yang bukan sinetron dan bahkan melakukan aktivitas lain yang tidak melibatkan televisi di dalamnya.


Hip Master

Tuesday, February 23, 2010

Tayang Televisi: Survey Sinteron Terpanas Terkuak


Sebelum crew Live@Loud ditugaskan untuk membombardir pertanyaan ke responden mengenai sinteron terpanas saat ini, kami melakukan rapat marathon untuk menentukan siapa target respondennya. Awalnya kami memasang ibu-ibu sebagai target, karena mereka yang punya rumah dan punya televisi. Jadi seharusnya mereka yang berkuasa menentukan tayangan apa yang ditonton di ruang keluarga. Tapi kenyataan di lapangan berbeda dengan yang terjadi di ruang rapat. Para ibu enggan untuk menjawab pertanyaan dari kami. Mereka berdalih tidak selalu menonton sinetron karena sibuk ina dan inu, jadi kurang cocok kalau bertanya kepada segmen ini. Atau barangkali para ibu sudah malas duluan menjawab pertanyaan kami, karena kami yang tidak punya latar belakang pelatihan sensus terlihat memaksa tanpa berusaha persuasif.

Walaupun target para ibu gagal terlaksana, maka kami mengalihkan ke target berikutnya. Kami sudah cukup belajar banyak pada percobaan pertama. Kami mempelajari lebih dalam fenomena yang terjadi di ruang keluarga di depan televisi. Temuan kami ternyata cukup mengagetkan, paling tidak buat kami sendiri. Ternyata pemilik rumah tidak sepenuhnya berkuasa terhadap televisi di ruang keluarga. Pada jam tertentu, terutama di jam tayang sinetron, televisi dikuasai oleh para asisten rumah tangga. Setelah penat bekerja dari pagi hari sampai sore menjelang malam, mereka layak untuk beristirahat dan menonton kotak ajaib yang menayangkan konflik seru antar keluarga. Desperate Housewifes tidaklah seru karena tidak beraroma Indonesia, sinteron lah yang dicari dan ditunggu setiap hari.

Dengan cara persuasif tanpa bermaksud menyogok sampai kami juga ikut menonton sinetron yang mereka tonton, berikut beberapa temuan dari survey kami yang sama sekali tidak sistematis:
1. Sinetron terpopuler adalah Cinta Fitri season 5. Dengan meninggalnya bayi dari Fais dan Miska ketegangan semakin meningkat. Kami sendiri tidak menyangka penulis Cinta Fitri sampai tega membunuh bayi demi untuk meningkatkan konflik. Terasa seperti serial 24 yang siapa saja bisa mati. Apalagi ada gaya memecah layar menjadi beberapa kotak berisikan gambar karakter yang sedang gusar, mirip seperti animasi Jepang dan juga 24.

2. Menduduki tempat kedua adalah Bayu Cinta Luna. Sinetron ini ditayangkan tepat di jam tayang sebelum Cinta Fitri. Urusannya masih berkisar di perebutan cinta antara karakter jahat dengan karakter baik. Katanya sih seru, tapi setelah kami selidiki lebih lanjut, yang ditunggu-tunggu adalah penampilan Chicco Jericho yang ganteng.

3. Peringkat ketiga adalah sinetron Kesetian Cinta. Ditayangkan larut malam setelah Cinta Fitri yang dijubeli iklan berakhir. Yang ini sebenarnya tidak favorit-favorit amat, tapi lebih kepada meneruskan enaknya nonton sinteron sepanjang malam. Kami sendiri kesulitan mengerti cerita apa sebenarnya di Kesetian Cinta.

4. Berdasarkan top 3 sinetron di atas, SCTV mendahului stasiun televisi lainnya sebagai penyaji sinetron yang digemari oleh penonton. Dari jam 19.30 sampai terkantuk-kantuk, SCTV menyihir penonton dengan sinteron yang penuh konflik dan penuh iklan.

Karena itu jangan remehkan sinetron. Ini adalah penghibur khalayak luas, di saat yang seharusnya yang punya kemampuan memperbaiki keadaan tidak bisa melakukan tugasnya. Hail sinetron!

Hip Master

Thursday, February 18, 2010

Daftar Penting Gak Penting Gitu Deeeh: Keanehan Pembuatan Sinetron


Sepengetahuan kami, sinetron bukan barang baru di dunia pertelevisian tanah air. Karena saking tinggi ratingnya, maka berbagai judul sinetron dimuntahkan dari rumah produksi memenuhi prime time. Namum kok rasanya produksi sinetron tidak pernah jauh-jauh dari era kelahirannya. Sementara di negeri seberang nan jauh di sana terjadi perombakan produksi televisi untuk mengikuti jaman. Sedangkan sinetron Indonesia begini-begini tetap mempertahankan kelasnya. Memegang kredo yang sulit untuk dilawan, kalau laku kenapa harus dirubah, berikut hal-hal yang selalu menyertai produksi pembuatan sinetron Indonesia. Tentunya yang kami anggap lucu-lucuan saja.

1. Berbicara dalam hati
Dua karakter yang salingbertukar dialog dan kemudian salah satu karakternya berbicara dalam hati. Kok ya karakter satunya nggak bengong lihat lawan bicaranya terdiam sambil senyum-senyum sendiri atau mata menyipit memicing?

2. Karakter memasuki frame
Sutradara sinetron siapa pun juga senang dengan gaya ini. Pengambilan gambar memperlihatkan frame kosong tanpa karekater dan sepersekian detik kemudian karakter mak bedunduk masuk ke frame. Kesannya seperti karakter kebetulan lewat dan pengin ngobrol.

3. Ngobrol berjauhan tapi tidak menarik urat leher
Dalam adegan ngobrol, para karakter tidak terlihat guyub. Bahkan mereka terkesan berada di jarak yang jauh-jauhan, tetapi mereka tidak perlu berteriak agar karakter lainnya bisa mendengar.

4. Latar musik mencekam tapi adegan tidak mencekam
Ini terjadi di sinetron yang isinya drama. Musik yang keluar adalah musik gaya horor untuk memperkuat kesan konflik yang membara. Sering juga dipakai saat karakter asik berbicara dalam hati.

5. Shot di muka satu per satu untuk memperpanjang durasi
Bayangkan ada sepuluh karakter dalam satu adegan. Salah satu karakternya mengungkapkan suatu rahasia yang membuat kaget sembilan karakter lainnya. Untuk memperpanjang durasi, dibuatlah shot muka masing-masing karakter satu persatu memperlihatkan kekagetan yang
teramat sangat, plus slow motion yang terpatah-patah.

Kalau dalam sepuluh tahun mendatang produksi sinetron masih sama dengan lima poin di atas, maka ini adalah bukti sahih dan kuat sinetron Indonesia malas untuk berkembang. Yang aneh adalah kita-kita ini yang masih menontonnya sambil geleng-geleng bingung.

Hip Master

Wednesday, August 19, 2009

Tayang Televisi: Manohara Kejar Setoran

Sejak masih ramai-ramainya drama Manohara di tayangan infotainment, sudah ada yang meramalkan kalau drama ini akan ditafsirkan ulang ke format sinetron. Tapi belum ada yang memastikan kapan.

Belum lagi drama tersebut hilang di kepala, tiba-tiba sinetronnya benar-benar muncul. Berhubung belum masuk ke bulan puasa, maka kami masih enak untuk mengomentarinya.

Terus-terang kami belum menonton sinetron dengan judul yang sama dan singkat, Manohara, karena kami juga tidak tertarik untuk menontonnya. Lagian apa yang mau diharapkan dari proyek TV yang dipikirkan kurang dari sebulan? Sepertinya produsernya takut issue Manohara keburu basi.

Tanpa perlu ikut kelas akting, Manohara-nya sendiri yang kemudian didapuk untuk menjadi pemeran utama, memerankan dirinya sendiri. Luar biasa. Kalaupun dicemooh Manohara tidak bisa berakting, tentu saja yang mencemooh benar. Ini adalah resiko yang harus diambil produser. Tapi justru karena Manohara tidak bisa berakting, sinetronnya jadi punya bahan omongan yang lain.

Dan juga kok bisa-bisanya, ini masih tidak habis pikir, belum lagi kemelut keluarganya tuntas, Manohara sudah ber-otobiografi dengan cerita yang dimiring-miringkan, teken kontrak dengan produser untuk melayarkacakan hidupnya. Entah berapa yang diterima oleh Manohara, tapi dengan cara seperti ini, maka yang tercium adalah uang. Ini kah harga yang harus dibayar untuk menjadi selebriti? Dari infotainment menuju sinetron. Bukan kebalikannya.

Not-so-pink Chick

Wednesday, July 22, 2009

Tayang Televisi: Yang Masih Tetap Sama Di Cinta Fitri Season Terbaru




Jelas disebutkan sinetron terpopuler ini memasuki season Ramadhan. Tetapi sekarang Ramadhan aja belum. Masih perlu melewati satu bulan lagi sebelum benar-benar memasuki bulan puasa. Melihat beberapa episode yang sudah ditayangkan (tapi perlu diklarifikasi di sini bahwa tidak ada satupun dari kami yang pengemar, tapi juga ketahuan kami sebegitu kurang kerjaan sampai menonton Cinta Fitri) hal-hal yang pada season lalu ada, di season ini juga masih ada.


  1. Gaya rambut masih sama, dalam tiga bulan ini trend belum berubah
  2. Masih menganggap penonton sinetron Indonesia bodoh dengan memasukkan adegan berbicara dalam hati
  3. Adegan saling tampar menampar yang mengalahkan adegan khas saling todong senjata di film Hong Kong
  4. Adegan (yang maksudnya) slow motion tapi malah jadinya patah-patah seperti maksa nonton video Internet menggunakan koneksi yang kecepatannya biasa-biasa saja
  5. Extreme close-up untuk menutupi ketidaksanggupan akting kaget
  6. 90% gambar adalah close-up ke muka pemain, mungkin orang Indonesia sangat-sangat suka menonton muka cantik dan ganteng dibandingkan anggota badan lainnya, inilah sebabnya sinetron beranteman gak laku
  7. Faiz dan Mischa masih antagonis dan masih tinggal serumah dengan Fitri, mungkin nanti kalau sudah masuk dekat hari Lebaran mereka akan mendapat azab nan sebanding dengan kelakuannya, sementara para penonton sudah gemes kapan episode itu akan datang
  8. Fitri masih sosok lugu nan naif, tanpa ada pengembangan karakter, yang memuat kami bertanya-tanya apakah dia tidak pernah belajar dari pengalaman
  9. Durasi iklan masih aja lebih panjang daripada durasi sinetronnya sendiri
  10. Begini-begini masih banyak juga pemirsanya

Not-so-pink Chick
 

Copyight © 2009 Live@Loud. Created and designed by