Showing posts with label Not-so-pink Chick. Show all posts
Showing posts with label Not-so-pink Chick. Show all posts

Friday, July 16, 2010

Review Film: Despicable Me


Di musim liburan ini saya berkesempatan untuk menonton dua film animasi yang sasaran pasarnya jelas, keluarga. Pertama adalah Toy Story 3 dan berikut Despicable Me. Keduanya berformat 3D. Bayangkan pemasukan yang didapat dengan tiket lebih mahal dan penonton lebih banyak.

Perkenalkan Gru, karakter utama yang kalau film ini laku maka akan dikebangkan di sekuel berikutnya. Diceritakan sebagai kriminal besar, Gru digambarkan sebagai sosok yang menyebalkan dan mengganggu. Tapi dalam film animasi yang ditonton semua umur, kriminal di sini bukan lah pembunuh berdarah dingin, melainkan seorang maling ulung yang menjarah ikon-ikon dari area tertentu.

Gru dihadapkan pada musuh utamanya Vector. Penyedia dananya, Bank of Evil yang sebelumnya dikenal sebagai Lehman Brothers (anak-anak mungkin tidak mengerti lelucon ini), tidak bersedia mendanai proyek berikut dari Gru yaitu mencuri bulan karena Gru dianggap sudah tidak mampu lagi. Tampuk penjahat besar kini digantikan Vector yang lebih muda.

Usaha saling membalas antara Gru dan Vector yang dieksploitasi untuk membuat format 3D menjadi lebih berguna. Moncong rudal yang meghadap di depan penonton serta kejar-kejaran di angkasa dirancang untuk memberikan efek 3D lebih terasa.

Di tengah persaingan antar maling itu muncul tiga gadis cilik yang diadopsi Gru untuk mengalahkan Vector. Seperti yang sdah diduga, ini adalah film semua umur, tiga gadis cilik yang tadinya dimanfaatkan oleh Gru kemudian berbalik tumbuh sayang di antara mereka.

Ceritanya sesederhana itu. Adegannya tidak ada yang benar-benar terobosan dan kejutan. Tapi setelah film berakhir, saya sadar saya menyukai film ini, walau pun bukan di level yang sangat-sangat suka. Adegan-adegan yang meloncat lincah serta karakter yang menggemaskan, ditambah dengan ratusan bahkan ribuan makhluk kuning mungil Minions, sudah mengikuti syarat yang harus ada di film animasi keluarga. Untuk menyukai suatu film tidak perlu cerita yang rumit, atau cerita sederhana yang dirumit-rumitkan, serta adegan terobosan.

Despicable Me bisa membuat saya tertawa bukan karena melihat adegan bodoh. Sebagai film animasi, Despicable sudah memenuhi kewajiban minimumnya.

Not-so-pink Chick

Monday, July 12, 2010

Tech and Ent: Tayangan Langsung Masuk Bioskop


Piala Dunia kali ini tidak hanya disaksikan lewat layar televisi di rumah dan layar lebar nonton bareng dari warung pinggir jalan sampai cafe mewah. Aksi sepak bola sejagat dari Afrika Selatan juga dipancarkan langsung dan masuk sampai ke ruang gelap bioskop. Penonton menikmati tendang bola di layar benar-benar lebar, sehingga peluh pun terlihat jelas.

Tapi kami crew L@L selama sebulan penuh tidak menikmati tayangan langsung di bioskop, yang di Indonesia ini hanya bisa ditonton di Blitz Megaplex. Kami lebih sibuk nonton di rumah sambil menikmati hari-hari tanpa sinetron, dan hari di mana saluran televisi tidak dapat diganggu gugat. Satu bulan yang menyenangkan.

Entah apa rasanya, menonton bersama dengan sekumpulan kira-kira 250 orang. Menonton berjajar, dalam keadaan gelap. Jangan-jangan karena ruangan gelap, penonton terbawa kebiasaan saling berdiam. Apa rasanya kalau tim jagoan gagal menceloskan gol dan bagaimana merayakan bersama bola yang masuk gawang? Kami tidak tahu. Kabarnya tawaran Blitz cukup laku diborong korporasi yang memanjakan nasabahnya.

Di beberapa negara, tayangan bioskop ditambah dengan sensasi 3D. Bayangkan betapa pusingnya melihat 22 orang ditambah tiga wasit berlari-lari.

Melompat di luar Piala Dunia, arena konser juga kini tayang langsung masuk ke layar besar bioskop. Pagelaran 4 besar dewa metal, Metallica, Megadeth, Slayer dan Anthrax, ditayangkan langsung dari Polandia.

Buat para penggemar konser dan tidak bisa hadir ke lokasi yang jauh, ini bisa jadi alernatif. Mungkin saja nanti festival-festival besar ditayangkan langsung ke layar lebar di bioskop dekat rumah kita.

Tapi perbedaan waktu bisa menjadi halangan. Festival akan berdurasi panjang, lebih lama dari sepakbola yang paling lama 120 menit ditambah adu penalti. Kebanyakan festival berlangsung di Eropa dan Amerika, yang seperti tayangan sepakbola, berarti dini hari di tanah air kita.

Mungkin rugi kalau bioskop harus buka sampai pagi, dan tiket yag dikutip hanya sekitar dua kali dari harga akhir minggu yang paling mahal. Tapi mungkin saja ini bisa kejadian di bioskop dekat rumah kita. Menyanyi bersama di bioskop rasanya lebih enak daripada teriak ah, ih, uh penasaran dengan gol yang tak kunjung tiba.

Not-so-pink Chick

Thursday, July 1, 2010

Review Film: The Twilight Saga: Eclipse


Pergantian tampuk sutradara membawa secercah dan sediit peningkatan dibandingkan dua film sebelumnya. Adegan aksi mendapat durasi lebih banyak serta lebih panjang, sementara sutradara tetap bergelut dengan masalah adegan hubungan Edward dan Bella yang tidak menyakinkan. Karena Bella yang labil, ini menyebabkan saya yang duduk di bangku penonton tidak percaya kalau Bella mencintai Edward juga sekaligus mencintai Jacob.

Film Eclipse berpijak di dua tempat, satu kaki ingin memberikan ketegangan perkelahian mistis sedangkan kaki satunya lagi ingin mempertahankan romansa asmara. Adegan perkelahian mengalami peningkatan, tetapi adegan cinta melangkah di tempat. Kalau saja pemeran Edward dan Bella bisa diganti, mereka sebaiknya diganti. Karena tidak bisa diganti, mungkin diperlukan seorang sutradara bertangan besi atau produser seperti Les Grossman untuk membuat mereka lebih terlihat saling mendambakan satu sama lain di layar.

Adegan berdua antara vampir dan manusia ini seakan menjadi siksaan dan membuat saya ingin buru-buru mengetahui bagaimana kelanjutan sekumpulan vampir baru melawan keluarga Cullen yang kini dibantu pakta serigala. Bahkan saat Edward melamar Bella, saya tidak merasakan apa-apa dan tidak berharap nantinya akan dilamar oleh vampir.

Yang lebih menarik dari film sebelumnya adalah justru saat ketiga tautan cinta segitiga bertemu dalam satu adegan. Dengan banyaknya gurauan yang mengarah ke cercaan di Internet, Edward berkomentar apakah Jacob tidak punya baju, dan di adegan yang lain Jacob membalasnya kalau dia lebih 'panas' daripada Edward.

Akhirnya Eclipse menuntaskan plot dendam Victoria terhadap Bella dan menyusun kelanjutan bahwa di sekuel berikutnya keluarga Cullen akan menghadapi tantangan dari Volturi. Sejauh ini, Eclipse adalah yang terbaik dibandingkan dua film sebelumnya. Tapi masih belum bisa memuaskan karena terlalu sibuk untuk membahagiakan para perempuan yang menahan nafas saat melihat badan indah Jacob. Begitu sibuknya sampai saya baru sadar juga sampai film berakhir, gerhananya mana ya?

Not-so-pink Chick

Wednesday, June 30, 2010

Layar Perak: Demi Eclipse, Yang Tidak Perlu Kami Lakukan

Menyambut pemutaran perdana seri ketiga dari Twilight Saga: Eclipse, banyak orang rela untuk berkemah demi mendapatkan kesempatan menonton terlebih dahulu dibandingkan yang lainnya. Tapi ini tidak terjadi di Indonesia. Saya tidak melihat adanya tenda-tenda dan kantong tidur di depan mal yang memutar film ini tadi pagi.

Saya sempat dengar, penggemar Twilight di Indonesia yang kebanyakan masuk kalangan usia sedang menikmati libur sekolah, sudah mulai tumpah ruah memperebutkan tiket masuk. Twitter sudah dihujani kicauan mereka yang akan dan sudah menonton.

Sedangkan kami, karena kebaikan hati seseorang kami tidak perlu mengantri untuk mendapatkan tiket hari ini. Walau pun kami sering berbicara jelek mengenai saga ini, tapi kami memberanikan diri untuk datang dan turut larut dalam euphoria Eclipse.

Not-so-pink Chick

Tuesday, June 29, 2010

Layar Perak: Dua Film Tentang Facebook Atau Paling Tidak Salah Satunya Memakai Facebook Di Judulnya

Columbia Pictures akan mengeluarkan film bertemakan Facebook, yang tidak hanya tentang situs jejaring sosial ini saja tapi juga menceritakan mengenai sepak terjang Mark Zuckerberg mendirikan situs pertemanan yang sekarang masih digemari entah sampai kapan ada terobosan web berikutnya, bicara tentang web 3.0. Film berjudul The Social Network akan dirilis pada bulan Oktober tahun ini, dan entah apa yang akan membuat film ini jadi menarik. Ini tentang situs yang banyak orang pakai setiap harinya, jadi apakah perlu untuk melihat drama pendiriannya, atau cuma menggambarkan impian Amerika yang memperlihatkan seseorang bisa saja tiba-tiba jadi miliuner? Kenapa juga harus David Fincher yang membesut Se7en dan Fight Club harus berada di belakang layar The Social Network? Apakah ini akan jadi doku-drama yang kelam? Sebagian dari diri saya menolaknya, seperti menonton drama pendirian Microsoft juga terasa kurang menarik. Kecuali menontonnya di Discovery Channel.



Satu lagi tentang Facebook, atau paling tidak memakai judul Facebook di dalamnya. Facebook memang sangat populer di Indonesia, tua muda kaya miskin menggunakannya. Sering juga muncul berita kuning yang menceritakan keretakan asmara bahkan rumah tangga gara-gara kurang berhati-hati menggunakan Facebook. Yang ingin saya tonton adalah suatu drama thriller dengan twist bertubi-tubi dari keisengan ksperimen di Facebook (dengan cara yang cerdas tentunya), yang diujungnya akan berakhir dengan tragedi kecurigaan, ironi dunia nyata, cinta yang karam dan kengerian simbahan darah. Tapi film lokal ini sepertinya hanya akan mengambil Facebook sebagai pemanis saja, dan tidak akan mengeksplorasinya habis-habisan. I Know What You Did On Facebook akan mulai tayang 15 Juli, dan saya masih belum mengerti mengapa karakternya pada pakai komputer Apple semuanya. Apakah film ini dapat product placement dari Apple? Saya meragukannya.



Not-so-pink Chick

Monday, June 28, 2010

Review Film: Toy Story 3


Semenjak penampilan pertamanya hampir empat belas tahun yang lalu, langkah apa yang dibuat kreator Toy Story untuk membuat sekuel ketiga tetap memiliki ikatan dengan penonton versi orisinilnya sekaligus menarik untuk penonton baru? Sebagai film yang memiliki jejak sejarah, sebagai film layar lebar pertama keluaran Pixar dan film pertama yang sepenuhnya memakai teknologi CGI dalam pembuatan, pencipta Toy Story seprtinya tidak ingin buru-buru membuat sekuel ketiganya hanya untuk agar sekedar ada. Mereka perlu menunggu sepuluh tahun setelah sekuel keduanya untuk meramu skenario yang mengguncang ulu hati.

Karena jariaknya puluhan tahun, maka adalah pilihan yang logis untuk menceritakan Andy, sebagai pemilik mainan, tumbuh dewasa bersiap pindah tempat tidur ke perguruan tinggi. Mainan kesayangan Andy harus menerima nasib, teronggok tersimpan di loteng atau disumbangkan ke panti penitipan anak. Karena suatu kesalahpahaman, Woody dan teman-teman terdampar di panti penitipan anak yang dari permukaan terlihat seperti surga bagi mainan tapi sebenarnya dikuasai oleh kediktatoran Lutso, boneka beruang beraroma stroberi.

Sepertiga terahir film ini menjadi menarik kala keluarga mainan Andy harus bekerja sama untuk keluar dari penjara kungkungan Lotso dan kembali ke rumah Andy sebelum Andy berangkat ke perguruan tinggi. Tensi meningkat cepat membuat serial Prison Break terlihat seperti kawanan manja yang tidak mampu berpikir keras dengan segala kegagalan di usaha awalnya.

Sebagai film ketiga, Toy Story 3 memiliki kejutan di akhir film yang membuat semua rangkaian penokohan terjalin rapi. Sebagai film dari Disney, akhir film harus dibuat bahagia, Andy bahagia serta mainannya pun ikut bahagia. Toy Story 3 memenuhi tugasnya sebagai film penutup dan saya tersenyum puas karena penulis skenarionya berusaha keras untuk mempertahankan roh dari Toy Story yang membuat saya juga suka dengan versi orisinilnya. Jangan sampai ada Toy Story 4.

Not-so-pink Chick

Thursday, June 24, 2010

Tayang Televisi: Pameran Keserakahan Manusia Di Super Deal 2 Milyar


Acara kuis berlisensi dengan judul asli Let's Make A Deal, kembali diproduksi di Indonesia. Hadiah utamanya 2 milyar, siapa yang tidak kepingin di zaman susah seperti ini. Kalaupun tidak sampai ke babak finalnya, paling tidak peserta membawa pulang satu juta rupiah. Atau yang paling sial adalah sudah ditawari uang oleh hostnya yang memiliki kantong ajaib berisikan ikatan satu juta rupiah yang tidak ada habisnya, karena keserakahan peserta maka peserta mendapatkan zonk, alias tidak dapat apa-apa, kecuali penyesalan kenapa juga tidak ambil uang di depan mata.

Dari lapisan luarnya, kuis ini terlihat menghibur dengan segala lagak lagu peserta yang konyol dan celotehan host yang lucu. Tapi jauh di bawahnya, kuis ini mempermainkan sifat dasar manusia, serakah.

Yang kita lihat adalah atraksi host memainkan emosi peserta untuk melakukan deal dan mengeluarkan rasa serakah manusia untuk mendapatkan hasil yang paling maksimal dari usha paling minimal. Host akan mengombang-ambingkan pilihan peserta dengan memberikan pilihan yang lain atau uang tunai yang kelihatannya lebih menarik dari pilihan yang wujudnya masih tersembunyi.

Kalau disuguhi pemandangan ini setiap hari, rasanya kita manusia ini adalah makhluk telanjang yang dipermainkan di televisi tanpa disadari. Apalagi kita juga tidak pernah tahu apakah host sebenarnya sudah tahu apa yang di balik tirai atau tidak.

Not-so-pink Chick

Video Not Dead Yet: Ran - Karena Kusuka Dirimu



Lirik dengan visualisasi video tidak harus sama. Lagu cinta dari Ran ditampilkan dalam parodi debat calon presiden yang berakhir dengan kericuhan, lengkap dengan selingan iklan yang dimereki Ran. Bukan sesuatu yang baru, tetapi melokalkannya dan membuatnya lebih dekat kepada kita yang sering berada di depan televisi, membuatnya lebih menarik.

Debat presidennya sendiri kurang menarik karena terasa kurang lincah dan berpanjang-panjang. Tapi perhatikan running text di bawahnya yang memparodikan nama-nama perusahaan yang tercatat di bursa, menjadikannya video ini harus saya putar dua kali.

Selingan iklannya sempat mengingatkan kepada video Foo Fighters - Big Me, yang memparodikan Mentos. Walaupun Foo Fighters juga tidak orisinal, maka usaha Ran ini adalah melanjutkan apa yang menjadi kebiasaan di video klip, yaitu memparodikan iklan. Cukup lucu tapi belum membuat saya tertawa terbahak-bahak guling-guling di lantai. Ya saya punya selera aneh dan tidak mudah disenangkan.

Not-so-pink Chick

Wednesday, June 23, 2010

Gig Gossip: Update Dari Java Rockin' Land 2010 Hanyalah Wishlist yang Bertambah


Belanda masih jauh. Masih dalam tiga bulan ke depan perhelatan Java Rockin' Land akan digelar. Tapi dari situsnya, masih belum jelas nama-nama yang pasti akan naik panggung di Ancol.

Semuanya masih berupa wish list. Bahkan sekarang wish list sudah bertambah dengan adanya beberapa nama baru. Di deretan artis luar ada nama baru seperti Adam Lambert, untuk new school serta Foreigner dan Loudness untuk yang tua-tua bangka. Sedangkan bagi yang sempat muda di tahun 90-an pasti bakal harap-harap cemas dengan munculnya nama The Smashing Pumpkins. Tapi perubahan masih bisa terjadi bahkan sampai di detik-detik terakhir bagai drama lapangan hijau. Nama-nama yang ada sekarang bisa saja tidak ada yang jadi muncul, digantikan dengan nama-nama yang yah gitu deh.

Di halaman situsnya juga sudah menunjukkan nama-nama artis Indonesia yang lagi-lagi masih dalam wish list. Daftarnya jauh lebih panjang daripada artis luar. Di antara wish list ini, terdapat banyak nama yang tahun lalu juga masuk dalam line-up. 200 juta penduduk lebih dan terjadi kesulitan untuk mencari band rock bagus? Sebaiknya perlu dipertimbangkan untuk mempekerjakan karyawan baru yang lebih mengerti mengenai rock dan metal.

Not-so-pink Chick

Tuesday, June 22, 2010

Review Film: Sex And The City 2


Buat banyak perempuan, sekuel film dari Sex And The City adalah sebuah perayaan yang ditunggu-tunggu. Perayaan kemewahan, fashionista dan cinta (dalam segala bentuknya), tapi itu bukan saya.

Bersiap datang ke bioskop untuk kecewa, saya ikut saja dengan teman perempuan saya menonton film ini. Teman saya terlihat menikmati pemandangan di layar, sedangkan saya berusaha keras menahan diri melihat penuturan yang terbata-bata, bahkan terlalu panjang untuk durasi hampir dua jam.

Sex And The City 2 adalah sekuel yang tidak diperlukan. Pada awalnya, film pertamanya pun juga bukan sesuatu yang diperlukan. Seharusnya serial ini selesai ditutup di layar televisi saja.

Empat wanita dengan problem masing-masing yang juga sebenarnya bukan problem yang penting-penting amat untuk dibahas apalagi sampai diangkat ke layar lebar, tapi menjadi obrolan yang menyenangkan pada saat teman-teman perempuan berkumpul. Mendengarkan argumen mereka seperti mengikuti kelas sekolah yang gurunya sedang diganti oleh seorang selebriti.

Film ini terasa seperti dipaksakan untuk ada, karena bahkan tanpa penonton pun, film ini sudah menghasilkan keuntungan. Lihat saja rentetan produk tidak ada henti yang muncul silih berganti. Mulai dari Mercedes, Maybach, Hewlett-Packard dan tentu merek fashion termasuk Christian, Dior, Luis Vuitton dan Birkin. Sex And The City adalah iklan berdurasi panjang dan kita membayarnya untuk menonton iklan.

Buat teman perempuan saya, merek-merek itu memang seharusnya ada di film ini. Dan merek-merek ini yang dicari agar mimpi tervisualisasi. Bagi saya, ini adalah iklan.

Not-so-pink Chick

Monday, May 31, 2010

Barang Baru: Per Lagu Paling Mahal DI Mini Album Terbaru Slank


Slank baru saja mengeluarkan mini album baru, Jurus Tandur No. 18, dalam format...handphone. Iya benar sekali. Ini akan menjadi mini album termahal yang pernah dikeluarkan oleh Slank. Harganya 500 ribu kurang 1 rupiah. Dengan berisikan tujuh lagu, maka satu lagu bernilai Rp 71.285,714.

Mengatasnamakan inovasi, mereka mencari cara baru untuk mengeluarkan album. Kalau dinilai pasar CD dan kaset sudah semakin hancur dan memasuki jurang paling dalam, maka pasar handphone dinilai masih menjanjikan karena masyarakat kita suka dan sering gonta-ganti handphone.

Atau saya lebih suka menyebutnya ini adalah kesepakatan bisnis yang menguntungkan buat Slank. Dukungan dari Nexian dan Telkomsel sudah bisa membuat anggota Slank tersenyum tanpa harus menunggu laris atau tidaknya album dalam handphone ini.

Not-so-pink Chick

Gig Gossip: Edenbridge Jalan, Piala Dunia Jalan


Lihat jadwal Piala Dunia 2010 dan cocokkan dengan jadwal gig Edenbridge. Sementara promotor lainnya puasa dulu karena takut kalah dengan euphoria sepak bola, promotor yang satu ini tetap mendatangkan Edenbridge. Buat yang ingin nonton Edenbridge dan tidak mau melewatkan Piala Dunia, jangan khawatir. Pada tanggal 8 Juli, Piala Dunia sudah memasuki babak semi final, yang berarti memanjakan penonton belahan Eropa dengan penayangan lewat tengah malam di tanah Nusantara.

Menurut informasi terakhir yang didapat oleh crew L@L, venue berpindah tempat dari yang sedianya di Vicky Sianipar Hall, dipindahkan ke Bulungan Open Air. Venue dipindahkan berhubung Vicky Sianipar Hall sedang dalam renovasi pada tanggal tersebut.

Not-so-pink Chick

Tuesday, May 25, 2010

Video Not Dead Yet: Rihanna (feat Slash) - Rockstar 101



Pertama, saya menyukai lagu ini. Kedua, saya menyukai video klip ini, walaupun tidak sepenuhnya.

Untung di Internet segalanya serba ada, termasuk video klip ini. Karena tanpanya video ini tidak akan mungkin masuk ke layar televisi lokal di Indonesia dengan tubuh Rihanna minim busana.

Entah dari mana rumor itu berasal. Kenyataanya Rihanna masih ada dan tampak lebih berbahaya dari sebelumnya. Tidak ada lagi muka manis di videoklip ini. Adegan dia bersama band terlihat seperti bintang industrial yang muak dengan status bintangnya.

Walaupun Slash tidak nampak di sini, termasuk saya juga tidak tahu bagian mana yang dimainkan oleh Slash, tapi dandanan Rihanna menyerupai Slash sungguh menghibur, glamor dan tetap berbahaya.

Not-so-pink Chick

Friday, May 14, 2010

Video Not Dead Yet: Miley Cyrus - Can't Be Tamed



Betapa cepat remaja menjadi dewasa. Dari Hannah Montana menjadi penerus Britney Spears.

Visualisasi di Can't Be Tamed semakin memperkuat penyeberangan Miley Cyrus ke fase yang lebih dewasa. Atau fase memperlihatkan kulit lebih banyak.

Tidak ada cara yang lebih baik selain mengikuti Britney. Freak show sangkar burungnya mengingatkan kepada tema panggung Circus milik Britney. Dan musiknya, ow sangat Britney sekali.

Not-so-pink Chick

Tayang Televisi: Tolong Dong Sediakan Anggaran Cukup Buat Musik Score Sinetron


Pada suatu hari, saya pulang ke rumah cukup malam dari biasanya hanya untuk mendapati beberapa penggemar sinetron memelototi televisi dengan serius. Terlalu serius malah.

Saya selalu membayangkan kalau sinteron itu cerita cinta ringan yang tidak terlalu banyak berpikir, sehingga seharusnya wajah orang-orang saat nonton dihiasi sesimpul senyum dan mata yang berbinar. Tapi malam itu saya menyadari bahwa persepsi saya salah. Wajah para penonton sinetron justru tampak tegang seakan sedang menonton Die Hard minus celetukan John McClane.

Ini membuat saya terketuk hatinya untuk menonton apa yang sedang mereka tonton. Tanpa tahu cerita yang sedang berkembang, apalagi jumlahnya sudah masuk ke episode ratusan, saya ikut mengalir saja tanpa berusaha tanya kiri kanan.

Ternyata dugaan saya masih benar. Cerita sinetron tetaplah cerita cinta yang diulur dan dibolak-balik oleh kreativitas maha tinggi penulisnya. Yang membuat tegang adalah musik scorenya. Apa pun kondisinya, baik sedang mengutarakan cinta atau tidak cinta, jeng jeng! Kejar-kejaran, jeng jeng! Mengintip, jeng jeng! Dan terkejut, juga jeng jeng! Musik scorenya tetap sama, mengagetkan dan menaikkan tensi.

Musik scorenya tidak sepenuhnya nyambung dengan adegannya. Sepertinya pembuatnya hanya punya musik sample gratisan yang bisa dipakai karena tidak ada anggaran untuk membuat musik score orisinil. Celakanya samplenya kebanyakan jeng jeng! Apa pun adegannya hajar jeng jeng!

Ini yang membuat sinetron lebih menegangkan, eh...memabukkan.

Not-so-pink Chick

Wednesday, May 12, 2010

Video Not Dead Yet: Justine Bieber - Never Let You Go



Justine Bieber membuatnya menjadi terlalu lebih mudah. Resep yang sama dipakai di video klip ini. Pesan yang ingin disampaikan adalah Justin Bieber teramat ganteng sehingga bisa gonta-ganti cewek di setiap video klipnya. Dengan predikat seperti ini, seharusnya JB menjadi idola laki-laki bukannya perempuan, apalagi para orang tua.

Dan untuk berkencan di usia yang masih belia, maka water world adalah tempat yang paling tepat. Penerangan gelap dan hanya ikan-ikan yang yang tahu kalau ada dua sejoli di dalamnya yang sedang di mabuk cinta.

Eeee...tidak akan terjadi di Ancol maupun wahana water world lainnya.

Not-so-pink Chick

Friday, May 7, 2010

Gempita Panggung: Twitter JRL Yang Tidak Jelas


Tidak ada yang lebih mengesalkan daripada mengikuti Twitter dari suatu festival yang menjual wish listnya tapi sampai saat ini tidak mengeluarkan tweet sama sekali. Tidak tahu apakah ini laman Twitter resminya atau tidak. Tapi kalau yang mengajak sumbernya dari Twitter resmi seharusnya, seharusnya ini Twitter resmi dari Java Rockin'Land (there I said it).

Buat festival yang menjanjikan wish list, ini bisa menjadi sarana aktif untuk menyebarkan informasi konfirmasi artis dan juga update lainnya yang paling baru. Pengikutnya sampai saat ini terbilang masih belum banyak benar. Hanya berkisar 500-an. Kalau Twitter ini tidak pernah diupdate, jumlahnya tdak akan bertambah. Atau paling tidak yang pertama harus dilakukan adalah isi avatarnya.

Atau mereka sedang mencari duta Twitter untuk nantinya menangani kicauan burung? Ah terlalu banyak spekulasi. Lihat saja nanti.

Not-so-pink Chick

Tuesday, May 4, 2010

Review Film: Date Night


Beginikah rasanya kalau nanti sudah berkeluarga cukup lama? Terjebak dalam rutinitas, tidak ada lagi muka cerah, selalu kelelahan, serba membosankan sehingga harus memutar otak untuk membuat hari lebih bersemangat. Kalau benar begitu, pasti banyak sekali pasangan yang tertonjok ulu hatinya saat menonton film ini dan menyangkal untuk mengakuinya kesamaan pengalaman. Dan begitu sulitnyakah untuk menjadi menjadi pasangan suami istri?

Pesan itu begitu gamblang dipaparkan di atas layar lebar di film Date Night yang diperankan oleh Steve Carell dan Tina Fey. Mereka adalah pasangan, yang seperti banyak keluarga lainnya, sedang merasa bosan dan menyangkal kebosanan itu. Untuk mengusir kebosanan, mereka berusaha keras dengan salah satu caranya adalah keluar meninggalkan anak-anaknya di rumah dengan baby sitter, untuk melakukan rutinitas malam kencan yang lama-lama juga menjadi sesuatu yang rutin. Sampai di salah satu malam kencan, mereka harus berhadapan dengan mafia. Selanjutnya adalah pameran adegan lucu di tengah kejar-kejaran yang menuju puncaknya mengumpulkan semua pihak yang menginginkan dokumen yang tersimpan di dalam flash disk.

Jebolan Saturday Night Live sekali lagi membuktikan kecerdasan mereka dalam menyajikan komedi. Tidak hanya komedi dalam konteks visual saja, kata-kata yang meluncur adalah sajian penghangat telinga yang enak didengar untuk kemudian ditertawakan. Perhatikan bagaimana pasangan ini bermain role playing di restaurant mencoba menertawakan pasangan lain yang juga sedang makan. Dan juga kalimat pintar di tengah ketegangan dikejar-kejar mafia.

Banyak adegan terasa berlebihan dan mematahkan logika. Tapi semuanya bisa terlewat begitu saja tanpa perlu dipikirkan lebih lanjut, karena ini adalah komedi dengan porsi hiburan yang besar. Dari awal, film ini memang tidak berniat untuk mengikuti logika dan membuat sesuatu yang masuk akal.

Tidak setiap hari Hollywood mengeluarkan film seperti Date Night ini. Ada pesan yang disampaikan tanpa harus menggurui bahkan tidak kemudian dibicarakan dengan pasangannya malah dijadikan sebagai bahan kontemplasi. Ah...mungkin saya terlalu berlebihan. Nikmati saja hiburan ini, karena film ini benar-benar menghibur.

Not-so-pink Chick

Friday, April 30, 2010

Gig Gossip: Slash Mau Datang Benar Gak Sih?


Kalau yang ini benar-benar kabar burung. Tapi ada pihak yang keceplosan ngaku di Twitter. Mahaka yang sebelumnya sukses mendatangkan Imogen Heap, tiba-tiba mengeluarkan tweet akan mendatangkan Slash tanggal 3 Agustus ini ke Jakarta Raya. Kemudian crew L@L yang antusias mulai mencari informasi lebih dalam.

Di sisi yang lain, Universal Music Indonesia yang merilis album solo Slash di Indonesia memberitahukan kalau beli CDnya, struk pembelian jangan dibuang. Jangan-jangan ini ada hubungannya dengan rencana kedatangan Slash. Jadi struknya bisa diganti dengan tiket nonton Slash? Masak 75 ribu sudah bisa nonton Slash? Mungkin tersedia potongan harga untuk nonton kosernya. Atau mungkin struk itu nanti bisa ditukar dengan merchandise?

Tiba-tiba saja semuanya bungkam, dan spekulasi makin menggila di luar sana. Sementara di websitenya Slash, Indonesia belum masuk dalam daftar.

Jadi kalau ini benar-benar jadi gosip. Maaf ya...

Not-so-pink Chick

Gig Gossip: Java Rockin'Land Kembali Lagi Tahun Ini


Setelah berhasil menyerap banyak penonton, terutama di akhir minggu, Java Rockin'Land Kembali lagi tahun ini. Bertempat di lokasi yang persis sama, di Pantai Karnaval Ancol, festival rock ini akan digelar selama tiga hari dari tanggal 8 sampai 10 Oktober.

Seperti biasa, festival ini mengandalkan wish list yang kelihatannya heboh dan kemudian berganti-ganti menyisakan secuil konfirmasi. Dilihat dari wish listnya, kelihatannya festival ini menyasar ke rock yang lebih modern, walaupun di salah satu nama tercantum Stryper, termasuk generasi hair band 80-an yang doyan berceramah di atas panggung. Orianthi ada dalam wish list, yeah. Tapi jangan terlalu berharap, masih ada kemungkinan besar nama-nama itu berguguran.

Buat yang ingin lebih dengar rock yang lebih bertenaga, terdapat The Dilinger Escape Plan dalam nominasi. Bahkan nama ini sebenarnya bisa juga diundang masuk ke dalam Java Jazz Festival.

Bicara mengenai wish list tidak ada habis-habisnya. Kalau mau pasang posisi tunggu, harga tiket akan terus melangit. Kalau memang ingin menikmati suasana festival, boleh segera pesan setelah harga diumumkan dan dapat dibeli, dengan resiko nama yang tadinya di wish list akhirnya tidak dapat ditemui.

Not-so-pink Chick
 

Copyight © 2009 Live@Loud. Created and designed by