Sudah bukan rahasia lagi kalau sponsor dari acara live akan memanfaatkan uang yang mereka investasikan untuk membuat brand sponsor terlihat di mana-mana. Bahkan kalau perlu artisnya tampil di belakang kain besar berlogo sponsor.
Di Indonesia ini, urusan branding menjadi bahan ngotot-ngototan antara promotor dengan sponsor. Promotor yang hanya ngangguk memuaskan sponsor sih dengan gampangnya akan meloloskan permintaan sponsor. Tapi bagaimana dengan promotor yang ingin lingkungan panggungnya tetap artistik dengan diimbuhi logo sponsor versus sponsor yang ingin logonya di mana-mana? Karena bagi sponsor, tampilan logo yang pasti dilihat oleh penonton adalah penting. Sedangkan yang pasti akan dilihat penonton adalah panggung. Sedangkan penonton yang akan hadir, apalagi bagi mereka yang membayar tket, menghendaki aksi panggung prima dan lingkungan yang mendukung suasana. Sponsor tentu boleh muncul, tetapi juga ada batasnya jangan sampai menggangu penampil.
Seharusnya untuk mengantisipasi ini, promotor juga harus sudah memiliki konsep tata panggung yang jelas saat menawarkan proposal ke sponsor. Proposal menunjukkan dengan investasi yang mereka berikan, maka logo mereka akan tampil di spot mana saja di panggung, dan juga tak kalah pentingnya adalah seberapa besar logo tersebut akan muncul. Tentunya ini harus diracik dengan gabungan insting bisnis dengan selera artistik. Dengan modal ini, maka promotor akan punya argumen kuat bahwa logo ponsor akan tetap terlihat jelas, tetapi juga tidak kalah pentingnya adalah tata panggung tetap enak dilihat.
Di sisi lain, sponsor juga harus sadar lah. Penempatan logo sembarangan di mana-mana justru malah bisa mengundang rasa tidak suka dari penonton. Tujuan jadi tidak tercapai.
Old Skuller
Tuesday, July 28, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment